Advertorial

Filosofi ‘Anak dan Etam’ Jadi Semangat Kolaborasi dalam Program Bunda PAUD Kukar

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 14 Oktober 2025 16:49
Filosofi ‘Anak dan Etam’ Jadi Semangat Kolaborasi dalam Program Bunda PAUD Kukar
Launching Bunda PAUD di Pendopo Odah Etam Bupati Kukar. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) resmi meluncurkan inovasi Bunda PAUD sebagai bagian dari upaya memperkuat layanan pendidikan anak usia dini. Peluncuran ini tak sekadar seremonial, tapi membawa pesan mendalam tentang filosofi “anak dan etam” yang mencerminkan tanggung jawab bersama terhadap tumbuh kembang anak.

Plt Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Pujianto, menjelaskan bahwa istilah “etam” dalam bahasa Kutai bermakna “kita”, atau kebersamaan. Dari situ, lahir makna bahwa anak bukan hanya urusan keluarga, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak. 

“Anak itu etam lah yang bertanggung jawab segalanya. Maka tema ini tepat, karena menekankan kolaborasi dari semua stakeholder,” ujarnya, Senin (13/10/2025).

Menurutnya, peluncuran inovasi Bunda PAUD menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama lintas elemen dalam memberikan layanan terbaik bagi anak usia dini. Kolaborasi di sini bukan hanya antara pemerintah dan lembaga pendidikan, tetapi juga masyarakat, organisasi, serta keluarga yang terlibat langsung dalam pengasuhan anak.

Pujianto menilai, pendekatan kolaboratif ini penting agar setiap anak di Kukar bisa memperoleh hak dan perlindungan secara menyeluruh. 

“Bagaimana membuat anak usia dini ini mendapatkan layanan yang lebih baik, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun perlindungan sosialnya,” tambahnya.

Selain mengedepankan aspek kebersamaan, filosofi “anak dan etam” juga menjadi pengingat bahwa pendidikan anak usia dini adalah investasi jangka panjang. Dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, tumbuh kembang anak bisa diarahkan menjadi lebih optimal sejak usia dini.

“Kalau semua unsur terlibat, hasilnya akan jauh lebih baik. Karena anak bukan hanya tanggung jawab guru atau orang tua, tapi juga lingkungan di sekitarnya,” tutup Pujianto.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR] 



Berita Lainnya