Daerah

Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia Kalimantan Timur Gelar Rapat Koordinasi Daerah Pertama di Samarinda

Kaltim Today
06 Juli 2024 19:58
Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia Kalimantan Timur Gelar Rapat Koordinasi Daerah Pertama di Samarinda
Peserta Rapat Koordinasi Daerah Pertama Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia Kalimantan.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI) Daerah Kalimantan Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakoorda) pertama di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Kampus A Samarinda Seberang, Kelurahan Harapan Baru, pada Sabtu, 6 Juli 2024. Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran mahasiswa politeknik dalam menghadapi isu-isu strategis di Kalimantan Timur.

Rapat koordinasi daerah kali ini menyoroti berbagai isu kritis seperti kemiskinan, stunting, dampak sosial ekonomi, tambang ilegal, dan kerusakan lingkungan. Diskusi dalam forum ini bertujuan untuk memahami dampak sosial ekonomi terhadap pendidikan, yang melibatkan bagaimana kondisi sosial dan ekonomi mempengaruhi akses, kualitas, dan hasil pendidikan.

Anisa Nur Shifah, Ketua Panitia Rakoorda FKMPI Kaltim, menjelaskan bahwa tujuan dari diskusi publik ini adalah untuk mengembangkan strategi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Timur dengan mempertimbangkan aspek lokal dan global.

"Selain itu, Rakoorda ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar politeknik di Kaltim dan meningkatkan partisipasi mahasiswa sebagai role model dalam pendidikan vokasi," ungkap Anisa.


Ahmad Al Fahrul, Koordinator Daerah FKMPI Kaltim, dalam sambutannya menekankan peran FKMPI sebagai organisasi independen yang mewadahi seluruh kampus politeknik di Indonesia.

"FKMPI adalah organisasi yang bergerak secara vertikal dan horizontal dengan struktur dari tingkat nasional hingga kampus," jelasnya.

Ahmad Al Fahrul juga menyoroti pentingnya peran Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara Nusantara yang baru.

"Tahun 2024 menjadi tahun bersejarah bagi kita, dengan Kalimantan Timur resmi menjadi ibu kota negara Nusantara. Ini adalah kesempatan untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kita harus bangkit dan menunjukkan kemampuan kita dalam menghadapi tantangan," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terkait tingginya angka putus sekolah di Kalimantan Timur. "Menurut data BP BKT, ribuan anak di berbagai jenjang pendidikan tidak melanjutkan sekolah atau putus sekolah. Bagaimana kita bisa mewujudkan Indonesia Emas jika rakyatnya saja bodoh?" tegasnya.

Arga Arditama, Koordinator Wilayah FKMPI Kalimantan, menekankan pentingnya koordinasi dalam menjalankan organisasi. "Rakoorda hari ini adalah untuk merancang program kerja satu periode ke depan. Saya berharap kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan panduan yang jelas bagi FKMPI Kaltim," ujar Arga.

Dr. Dini Indo Virawati, S.Sit, MPH, Wakil Direktur 3 Poltekkes Kemenkes Kaltim, membuka acara secara resmi dengan harapan besar. "Saya berharap FKMPI Kaltim bisa memberikan dampak nyata bagi kampus politeknik yang tergabung dalam FKMPI Kaltim," katanya. Sambutannya menandai dimulainya diskusi publik yang menjadi bagian penting dari Rakoorda ini.

Diskusi publik bertema "Kesiapan Sumber Daya Manusia dalam Akselerasi Pendidikan Kaltim" dipandu Purwadi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman (UNMUL). Purwadi menyoroti pentingnya peran ekonomi dalam kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur dan mengkritik ketergantungan pada industri tambang.

"Meski menjadi provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar di Kalimantan, Kalimantan Timur masih dihantui oleh perusahaan tambang. Kita harus mempertanyakan kemana hasil tambang itu pergi, terutama ketika kita melihat 46,17% distribusi dari tambang," ungkap Purwadi.

Data Perekonomian Kalimantan 2023 menunjukkan bahwa Kaltim menyumbang 48,38% dengan pertumbuhan ekonomi 6,22%. Namun, kontribusi ini belum dirasakan secara merata oleh masyarakat.

"Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertambangan mencapai 248 miliar, tapi dampaknya pada masyarakat masih minim. Penurunan kemiskinan hanya 0,01%, yang hampir tidak ada artinya," tambah Purwadi.

Dia juga menyoroti degradasi organisasi kampus. "Organisasi kampus sekarang mengalami degradasi. Padahal 80% pembelajaran banyak terdapat di luar kampus. Kampus hanya menyediakan 20% teori, sisanya harus Anda cari di luar," tegasnya.

Purwadi mengingatkan bahwa kampus seharusnya menjadi suara rakyat, bukan sekadar penerus pemimpin kapitalis.

Muhammad, Koordinator Wilayah BEM se-Kalimantan, menutup acara dengan menyerukan partisipasi aktif mahasiswa.

"Kita harus ikut serta berpartisipasi dalam meningkatkan peran sumber daya manusia guna mewujudkan Indonesia Emas 2045," katanya.

[TOS]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya