Daerah

Gaungkan Semangat Inklusifitas, Mahasiswa Ilkom 23 Unmul dan Komunitas IKAT Samarinda Kampanye Bahasa Isyarat

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 02 Juni 2025 17:59
Gaungkan Semangat Inklusifitas, Mahasiswa Ilkom 23 Unmul dan Komunitas IKAT Samarinda Kampanye Bahasa Isyarat
Mahasiswa Ilkom Unmul 23 dan Ikatan Keluarga Tuli (IKAT) Samarinda dalam kegiatan bertajuk "Aykomers Berisyarat". (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan 2023, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman menggelar kegiatan bertajuk “Aykomers Berisyarat” di Hayyu Coffee, Samarinda, Rabu (28/5/2025).  Kegiatan ini digelar dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sebagai jembatan komunikasi yang inklusif.

Tak sekadar forum diskusi, kegiatan ini juga merupakan bagian dari kampanye sosial yang memperkenalkan Bahasa Isyarat kepada masyarakat umum, sekaligus membangun ruang interaksi antara mahasiswa dengan komunitas tuli di Samarinda. 

Menggandeng komunitas IKAT (Ikatan Keluarga Tuli), acara ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai latar belakang jurusan, termasuk Hubungan Internasional dan Psikologi, dengan teman-teman tuli yang menjadi fasilitator utama dalam acara tersebut.

Tujuan utama dari Aykomers Berisyarat adalah untuk mendorong inklusivitas dalam komunikasi dan memperluas pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai cara berinteraksi secara setara dengan penyandang disabilitas pendengaran. Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk langsung belajar dan mempraktikkan Bahasa Isyarat dalam suasana yang interaktif dan menyenangkan.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta tampak antusias mengikuti berbagai sesi mulai dari perkenalan dasar Bahasa Isyarat, diskusi kelompok, hingga sesi tanya jawab yang seluruhnya menggunakan isyarat. Diskusi dilakukan tanpa suara, mengandalkan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan simbol tangan memberikan pengalaman baru yang menyentuh dan mendalam bagi para peserta.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh dosen pengampu yang turut mendampingi dan mendukung penuh pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan, kegiatan ini akan menjadi keberlanjutan dan berdampak positif. Dosen yang hadir dan mendukung kegiatan antara lain Ainun Nimatu Rohmah, Kadek Dristiana Dwivayani, Ziya Ibrizah, dan Muhammad Faisal.

Selain itu, kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Mulawarman, Silviana Purwanti, yang secara aktif mendorong mahasiswa terlibat dalam gerakan sosial berbasis empati dan kesadaran publik. 

Salah satu dosen yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, Ziya Ibrizah, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. 

“Acara ini sangat berkesan sekali karena kita banyak belajar hari ini, dan tentunya dengan belajar berisyarat, kita akan bisa saling memahami tentang bagaimana teman-teman tuli itu berbicara dengan kita, tentunya dengan hati dan cinta,” ujarnya. 

Ia juga mengajak para mahasiswa untuk terus mengadakan kegiatan yang berdampak positif dan inklusif.

Tidak hanya itu, Aykomers Berisyarat juga menjadi awal dari sebuah gerakan sosial berkelanjutan yang diharapkan dijalankan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi, yakni kampanye Bahasa Isyarat sebagai bagian dari literasi publik. Dalam waktu dekat, Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23  merencanakan produksi konten video berbahasa isyarat sebagai ajakan simpatik kepada masyarakat luas untuk mengenali dan memahami dunia teman-teman Tuli.

Kegiatan ini juga memberi pengalaman cukup berkesan bagi salah satu peserta, Femi Nurhamidah. Dia bilang, kegiatan ini bukan saja memberikan ia pemahaman baru, namun lebih dari itu, membangun kepedulian, empati, khususnya bagi kawan-kawan difabel. 

"Ini pengalaman baru untuk saya. Di sini saya bertemu orang-orang baru, belajar hal baru. Mungkin kedepannya, ini bisa menjadikan kita lebih peduli dengan sekitar," kata mahasiswa psikologi ini. 

Dia menambahkan "Ini bisa memberi pembelajaran juga, bahwa kepedulian bukan cuma untuk teman teman sering kita temui,  tapi bisa juga untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan dan keistimewaan sekaligus.”

Sebagai penutup kegiatan, seluruh peserta dan panitia melakukan sesi foto bersama serta menorehkan cap jempol bertajuk “Jejak Cerita untuk Hari Ini” di atas kertas yang sudah tersedia. Aksi simbolik ini menjadi bentuk komitmen untuk terus mendukung kesetaraan dan komunikasi tanpa batas.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa Bahasa Isyarat bukan hanya milik komunitas tuli, tetapi juga dapat menjadi bahasa kasih dan pemahaman lintas latar belakang. Aykomers Berisyarat menjadi bukti nyata bahwa komunikasi bisa dibangun tanpa suara, namun tetap mengandung makna yang mendalam, menyentuh, dan menghubungkan manusia sebagai makhluk sosial yang saling melengkapi.

Kampanye ini juga diperkuat melalui media sosial dengan penggunaan tagar:

#RasaBahasaTanganBercerita #BahasaIsyaratIndonesia #IsyaratmuBahasaku #IKATSamarinda



Berita Lainnya