Nasional

Harga Beras Naik, Bapanas: Produksi dan Konsumsi Tak Seimbang selama 8 Bulan Terakhir

Network — Kaltim Today 26 Februari 2024 10:03
Harga Beras Naik, Bapanas: Produksi dan Konsumsi Tak Seimbang selama 8 Bulan Terakhir
Ilustrasi. (Dok Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adie, mengungkapkan permasalahan yang menjadi biang kerok harga beras yang tinggi di pasaran, yaitu produksi beras yang tidak seimbang dengan konsumsi, yang telah berlangsung selama 8 bulan terakhir.

Menurut Arief, selama periode tersebut, Indonesia mengalami defisit antara produksi dan konsumsi beras. Meskipun total surplus beras pada tahun 2023 mencapai 340 ribu ton, namun pada Januari dan Februari 2024, terjadi defisit sebesar 2,8 juta ton.

Arief juga menjelaskan bahwa harga beras mengikuti harga gabah. Jika harga gabah naik, maka harga beras pun ikut naik. Namun, pemerintah berupaya untuk menyeimbangkan harga di hulu dan di hilir.

Terkait dengan indeks harga beras dunia, laporan terbaru dari FAO menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan sifat volatile dari harga beras, yang memerlukan intervensi pemerintah seperti impor beras dan pengelolaan stok CPP.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa luas panen padi meningkat secara bertahap selama beberapa bulan ke depan. Namun, masih terdapat selisih antara produksi dan kebutuhan beras di Indonesia.

Arief menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan beras, termasuk dengan meningkatkan produksi melalui program tanam padi. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat mencapai target produksi beras yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya