banner

CEK FAKTA

Hasil Live Fact-Checking Pilkada Serentak 2024: 77 Hoaks Teridentifikasi, TikTok Jadi Platform Terbanyak

Kaltim Today
28 November 2024 08:04
Hasil Live Fact-Checking Pilkada Serentak 2024: 77 Hoaks Teridentifikasi, TikTok Jadi Platform Terbanyak
Tim Kolaborasi CekFakta mengadakan Live Fact-Checking untuk Pilkada Serentak 2024 di Sekretariat AJI Indonesia, Jakarta.

JAKARTA, Kaltimtoday.co - Kolaborasi CekFakta mengadakan Live Fact-Checking untuk Pilkada Serentak 2024 dengan tujuan memverifikasi informasi dan membongkar hoaks yang berpotensi mengganggu jalannya proses demokrasi. Melibatkan 40 media dari berbagai wilayah di Indonesia, kegiatan ini berhasil mengidentifikasi 77 hoaks dari 98 laporan yang diterima selama pemantauan.

Sebanyak 98 laporan hoaks masuk dari 18 provinsi, dengan jumlah tertinggi berasal dari DKI Jakarta (14 laporan), Sumatera Utara (11), dan Sumatera Barat (11). Daerah lain seperti NTB (10 laporan), Aceh (9), dan Jawa Tengah (9) juga menyumbangkan angka signifikan. Hal ini mencerminkan tantangan besar dalam menjaga informasi yang kredibel di berbagai wilayah selama Pilkada.

TikTok menjadi platform dengan laporan hoaks terbanyak, yakni 43 laporan, diikuti oleh Facebook (32) dan Twitter/X (15). Laporan lainnya berasal dari WhatsApp (4), Instagram (2), dan portal berita (2). Dominasi platform digital ini menunjukkan bahwa media sosial terus menjadi medan utama penyebaran informasi palsu selama perhelatan demokrasi.

Hasil Verifikasi dan Konten Debunking

Dari 98 laporan yang diterima, 77 di antaranya diidentifikasi sebagai hoaks, sementara 21 laporan lainnya tidak memenuhi kategori tersebut. Tim kolaborasi telah memproduksi 61 konten debunking dari 24 laporan yang berhasil diverifikasi, termasuk 10 konten untuk media sosial. Sisanya masih dalam proses verifikasi lebih lanjut.

Koalisi Cek Fakta, yang terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), menekankan pentingnya sinergi antara media, pemeriksa fakta, dan masyarakat dalam menangkal hoaks yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan demokrasi.

“Penyebaran informasi yang salah tidak hanya membahayakan proses demokrasi, tetapi juga dapat memicu konflik sosial. Kami berharap hasil dari kegiatan ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kualitas informasi selama Pilkada 2024,” ungkap juru bicara Koalisi Cek Fakta.

Koalisi mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Dengan keterlibatan semua pihak, Pilkada 2024 diharapkan dapat berlangsung bersih dan berintegritas.

Kegiatan ini sebelumnya juga pernah dilakukan saat pemilihan presiden dan debat capres pada Februari 2024, sebagai bagian dari komitmen menciptakan pemilu yang kredibel dan transparan. Untuk informasi lebih lanjut atau kerja sama, masyarakat dapat menghubungi [email protected].

[TOS]



Berita Lainnya