Samarinda
Kabar Baik! RSI Samarinda Segera Beroperasi, Poliklinik dan IGD Bakal Dibuka Lebih Dulu
Kaltimtoday.co, Samarinda - Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda yang berlokasi di Jalan Gurame diketahui telah berhenti beroperasi sejak 4 tahun silam. Namun kabar baiknya, dalam waktu dekat ini RSI bisa kembali digunakan untuk melayani masyarakat.
Pada Jumat (12/2/2021), Asisten I Setdaprov Kaltim, M Jauhar Efendi menyambangi RSI dalam rangka peninjauan. Direktur RSI, dr Didik Santoso turut mendampingi. Lama tak digunakan, tentu kondisi rumah sakit terkesan berantakan.
Mulai ruangan yang tidak diterangi lampu, tempat tidur pasien yang berdebu, hingga beberapa plafon yang terlihat jebol. Namun, kini perbaikan demi perbaikan tengah dilakukan. Beberapa relawan bahkan terlihat membersihkan di titik-titik rumah sakit. Di Poliklinik RSI pun kondisinya terpantau lebih baik. Lampu-lampu di sana juga masih menyala.
Ketika mengecek langsung kondisi di lapangan, Jauhar mengungkapkan ada beberapa hal yang harus dibenahi. Namun jumlahnya tak banyak, bukan yang struktural. Biaya yang dibutuhkan untuk pembenahan pun lumayan.
"Untuk peralatan juga masih bagus dan sudah dikalibrasi. Itu penting sekali. Dikalibrasi ini berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan. Sebab alat-alat itu tidak dipakai sekian tahun dan banyak alat yang dicuri," ungkapnya kepada awak media.
View this post on Instagram
Jauhar optimistis atas kembali beroperasinya RSI dalam waktu dekat. Termasuk melihat respons positif dari sebagian besar masyarakat. Sekaligus jika izin operasional dibuka dan IGD atau klinik kembali membuka pelayanan, banyak masyarakat yang tertarik menyambanginya. Bahkan pembukaan RSI bisa berdampak dan membantu pedagang kaki lima (PKL) di sekitar rumah sakit.
"Insyaallah Pak Wakil Gubernur, Hadi Mulyadi akan meninjau RSI juga pada minggu depan. Saya optimistis untuk RSI. Respons masyarakat juga positif," lanjut Jauhar.
Di tempat yang sama, Didik turut menyampaikan bahwa pihaknya berharap RSI bisa kembali beroperasi dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan. Bicara soal persiapan awal visitasi, pihak RSI telah menganggarkan perbaikan untuk atap bocor dan teras sekitar kurang lebih Rp 60 juta. Disebutkan Didik, dana tersebut berasal dari yayasan.
"Rencana awal yang akan dibuka pertama nanti untuk poliklinik dan IGD dulu. Sambil nanti setelah izin operasional terbit, ada dana CSR turun yang dijanjikan sebanyak Rp 1,9 miliar," beber Didik.
Rinciannya sebanyak Rp 1,5 miliar bakal digunakan untuk perbaikan instalasi listrik. Sebab biayanya paling mahal. Kemudian Rp 400 juta digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana. Demi mendapat izin operasional, pihak RSI telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
"Kita sudah penuhi dan permohonan izin sudah masuk ke sistem Online Single Submission (OSS). Sekarang sudah berproses. Kita tinggal tunggu visitasi. Sesuai jadwal dari PTSP, 14 hari paling lambat setelah berkas terpenuhi. Berkas sudah kami serahkan sejak 5 Februari lalu," jelas Didik.
Pada tahap pertama nanti, RSI sudah mempersiapkan dokter dan perawat untuk operasional poliklinik dan IGD. Sekitar 150 dari karyawan yang masih bertahan siap kembali bekerja. Terdiri atas tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes. Kemudian ada tambahan untuk dokter umum dan spesialis sekitar 15 orang yang menyatakan bekerja sama.
Terkait kelanjutannya, terkhusus jika rawat inap sudah dibuka dan ternyata dibutuhkan lebih banyak nakes, Didik akan membicarakan lebih lanjut bersama pihak terkait dalam hal rekrutmen tenaga baru.
[YMD | RWT]