Advertorial

Kecamatan Tabang Kejar Infrastruktur untuk Buka Peluang Ekonomi

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 05 Juni 2025 13:40
Kecamatan Tabang Kejar Infrastruktur untuk Buka Peluang Ekonomi
Akses jalan di Kecamatan Tabang masih memerlukan peningkatan. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Kecamatan Tabang, salah satu wilayah paling hulu di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus berjuang mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur dasar. Berjarak 253 kilometer dari Kota Tenggarong, kecamatan ini masih sangat membutuhkan peningkatan aksesibilitas, khususnya jalan dan jembatan penghubung antar desa.

Camat Tabang, Rakhmadani Hidayat, mengatakan bahwa infrastruktur dasar menjadi kebutuhan mendesak untuk mendukung berbagai sektor pembangunan, terutama dari sisi ekonomi.

“Kalau bicara kebutuhan paling mendesak, ya infrastruktur jalan. Itu jadi fondasi utama untuk mendorong pembangunan sektor lain,” ujarnya.

Saat ini, masih ada sejumlah desa yang bisa diakses, tetapi belum dapat dilalui kendaraan roda empat ataupun roda enam. Kondisi ini menjadi kendala besar, tidak hanya dalam distribusi barang dan pelayanan publik, tapi juga dalam mobilitas warga sehari-hari.

Untuk itu, pihak kecamatan terus menyuarakan aspirasi masyarakat ke Dinas Pekerjaan Umum Kukar agar persoalan tersebut segera ditindaklanjuti. 

Beberapa titik yang menjadi perhatian, antara lain akses dari Desa Umaq Bekuay menuju Bila Talang, serta dari Umaq Tukung ke Tabang Lama. Meski bentangannya tidak terlalu panjang sekitar 75 meter pembangunan jembatan di jalur tersebut diyakini mampu membuka akses yang selama ini terhambat.

Sementara itu, jembatan yang menghubungkan desa Sidomulyo ke Umaq Bekuay diperkirakan membutuhkan bentang sekitar 120 meter.

“Ini harapan besar masyarakat Tabang. Mereka ingin merasakan pemerataan pembangunan, seperti warga di kecamatan lain. Akses jalan dan jembatan itu bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi soal membuka peluang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan,” jelas Rakhmadani.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa persoalan infrastruktur berdampak langsung pada pemasaran produk lokal. Akses jalan yang terbatas menyulitkan pelaku UMKM dan seniman tradisional dalam menjangkau pasar yang lebih luas.

“Pasti ada kendala. Pertama, kembali lagi ke masalah infrastruktur,” katanya.

Meski begitu, pihak kecamatan terus berupaya mendukung pelaku usaha dan kesenian lokal dengan berkoordinasi bersama pemerintah desa.  Dukungan itu diwujudkan lewat kerja sama dengan unit seperti PKK, kelompok penggiat budaya, hingga kelompok sadar wisata (darwis). 

Salah satu momentum yang dimanfaatkan adalah kegiatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-53 lalu, yang dijadikan wadah bagi pelaku usaha dan seniman tradisional menampilkan karya mereka.

“Alhamdulillah, dalam HKG kemarin kami menampilkan kelompok pengrajin dari Desa Buluq Sen. Ibu-ibu di sana aktif membuat anyaman dari rotan,” tambahnya.

Rakhmadani juga menegaskan bahwa pihak kecamatan terus menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah kabupaten agar program-program prioritas ini bisa masuk dalam agenda pembangunan daerah.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]



Berita Lainnya