Kukar

Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kukar Selama 6 Tahun Terakhir Capai 656 Kasus

Kaltim Today
02 Februari 2023 19:48
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kukar Selama 6 Tahun Terakhir Capai 656 Kasus
Ilustrasi. (Pixabay)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) marak terjadi.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar, melakukan langkah-langkah pencegahan. Di antaranya menggalakan sosialisasi dan edukasi secara masif kepada remaja hingga memperkuat jejaring di rumah ibadah dan sekolah.

Berdasarkan data DP3A Kukar, kekerasan terhadap anak dan perempuan selama enam tahun terakhir mencapai 656 kasus.

"Pencegahannya, kami lakukan imbauan tentang Surat Edaran (SE) Bupati kepada masyarakat secara masif," kata Sekretaris DP3A Kukar, Hero Suprayetno, Kamis (2/1/23).

Semenjak tahun 2017 hingga 2022, jumlah paling banyak ditemukan yaitu tahun 2017 yang mencapai 160 kasus. Kemudian disusul 2018 sebanyak 133 perkara.

Sedangkan kasusnya terbagi menjadi beberapa jenis yakni kekerasan fisik, kekerasan seksual, psikis, penelantaran, trafiking, eksploitasi, penculikan, anak berhadapan dengan hukum dan lainnya.

Parahnya, sepanjang enam tahun. Kekerasan seksual paling banyak dilaporkan yaitu sebanyak 222 kasus, kemudian 94 kekerasan fisik, dan 75 kasus psikis.

Menurut Hero, kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya, interaksi sosial semakin tinggi disebabkan pengaruh teknologi informasi. Sehingga dapat berpengaruh terhadap gaya hidup.

Komunikasi yang berawal dari lingkup kecil, namun karena adanya kemajuan terknologi mengakibatkan komunikasi terbuka secara luas, seperti melalui media sosial.

"Dengan komunikasi yang terbuka sehingga ada remaja yang save control bagus, dan ada save control nya tidak bagus," imbuhnya.

DP3A Kukar juga merangkul sejumlah lembaga. Seperti kepolisian, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan melalui lembaga pendidikan. Dari situ, pihaknya bekerja sama membuat sekolah ramah anak sebagai wadah memberikan edukasi kepada anak-anak.

Selain itu, memperkuat jaringan rumah ibadah ramah anak. Sebab kasus yang terjadi bisa terjadi di sekolah-sekolah keagamaan.

"Ketika ada orang yang menyimpang, maka terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan. Ini yang kita perkuat progresnya tahun ini," tutupnya.

[SUP | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya