Nasional
Konflik Timur Tengah Memamanas, OJK: Dampak pada Jasa Keuangan Terbatas, Pertumbuhan Ekonomi AS dan China Diperhatikan
Kaltimtoday.co - Memanasnya konflik di Timur Tengah pasca serangan Iran ke Israel memicu kekhawatiran akan dampaknya pada sektor jasa keuangan di Indonesia. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa dampaknya masih tergolong kecil.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dampak konflik Timur Tengah pada sektor jasa keuangan masih relatif kecil. Hal ini dikarenakan eksposur sektor jasa keuangan terhadap surat berharga, saham, dan kepemilikan investor yang langsung berkaitan dengan Timur Tengah tergolong sangat kecil.
Di sisi lain, OJK juga mencermati perkembangan ekonomi global, seperti pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan China. Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, beserta inflasi yang tinggi, dapat berimbas pada potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) di tahun 2024.
"Kemungkinan penurunan suku bunga The Fed fund rate di tahun ini tidak banyak seperti perhitungan dan prakiraan sebelumnya," ujar Mahendra.
OJK memprediksikan bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya pada paruh kedua tahun ini, nampaknya akan menjadi skenario yang lebih mengemuka.
Pertumbuhan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia juga menjadi faktor yang diperhatikan OJK.
Meskipun dampaknya masih terbatas, OJK tetap mewaspadai berbagai skenario yang mungkin terjadi.
"Namun, tentu harus dicermati berbagai skenario dengan seksama, kita juga lihat secara individu di lembaga-lembaga keuangan," pungkas Mahendra.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Pemda Berau Terapkan Sistem Digital untuk Pantau Pajak Daerah, Dorong Transparansi dan Akurasi Laporan Keuangan
- Utang Pinjol Tembus Rp 90,99 Triliun pada Kuartal III 2025
- Menkeu Purbaya Ungkap Rahasia Cepat Kaya untuk Gen Z: Bukan Instan, tapi Bertahap
- OJK Imbau Masyarakat Waspada, Begini Cara Aman Cek NIK agar Tak Disalahgunakan Pinjol
- Utang Baru Capai Rp 501,5 Triliun, Pemerintah Serap 68,6 Persen dari Target APBN 2025







