Kaltim
Mahasiswa Samarinda Kembali Kepung DPRD Kaltim, Tuntut UU Cipta Kerja Dicabut
Kaltimtoday.co, Samarinda - Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat (Mahakam) kembali menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD Kaltim pada Kamis (5/11/2020). Sekitar pukul 15:30 Wita, mereka tiba. Namun, pemandangan aksi kali ini agak berbeda. Sebab jumlah massa aksi yang hadir tidak begitu banyak. Berbeda dengan demonstrasi sebelumnya, yang banyak dihadiri massa. Diperkirakan, jumlah aksi kurang dari 200 orang.
Unjuk rasa kali ini dilatar belakangi oleh UU Cipta Kerja yang sudah resmi ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (2/11/2020) lalu. Tuntuan mereka tetap sama yakni bersikeras ingin mencabut UU Cipta Kerja tersebut karena dianggap merugikan masyarakat Indonesia di berbagai bidang.
Mahasiswa mulai berorasi di atas mobil komando sembari menyanyikan lagu Buruh Tani. Yohanes Richardo Nanga Wara selaku humas aksi menyampaikan bahwa aspirasi mahasiswa yang dijanjikan Pemprov dan DPRD Kaltim akan disampaikan ke pusat hanya sebatas melanjutkan. Namun secara sikap untuk menolak tidak ada sama sekali.
"Menurut kami yang kemarin itu hanya omong kosong. Itu hanya pemberian harapan palsu bagi gerakan mahasiswa. Sebab surat yang kemarin itu hanya melanjutkan, sikap pemerintah daerah kita tak menolak," ungkap Richardo.
Lihat postingan ini di Instagram
Aksi mahasiswa tidak ragu untuk tetap bertahan di luar halaman meski sampai malam hari. Sebab mereka ingin menyampaikan beberapa poin tuntutan yakni menuntut pemerintah agar segera mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja serta mengecam segala bentuk represifitas dan tindakan intimidasi yang dilakukan aparat terhadap gerakan rakyat. Hashtag #MosiTidakPercaya juga masih terus digaungkan mahasiswa.
"Tujuan kami adalah masuk dan menemui anggota DPRD Kaltim. Kami akan melakukan sidang rakyat di dalam. Gerakan kami ini tidak bergantung pada jumlah massa, tapi yang penting keseriusan kami," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan Kaltimtoday.co, mahasiswa mulai berkumpul di depan gedung DPRD Kaltim. Mereka menarik kawat duri ke belakang jalan dan ingin memasuki pagar yang dihalangi polisi. Namun polisi telanjur gerak cepat dengan menutup pagar tersebut.
[YMD | TOS]
Related Posts
- Tragedi Muara Kate di Paser Belum Usai, Natalius Pigai Justru Soroti Minimnya Peran Media
- IESR Dorong Indonesia dan Tiongkok Perkuat Kerja Sama Hijau untuk Percepatan Transisi Energi
- Perusahaan Didorong Salurkan CSR untuk Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
- Yayasan Mitra Hijau Dorong Partisipasi Perempuan dalam Transformasi Ekonomi dan Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
- Dewan SDA Nasional Susun Strategi Pengelolaan Air Berkelanjutan untuk Pulau Kecil dan Terluar