Opini
Marhaban Ya Ramadhan, Ma’assalamah Corona 2019
Oleh : Suhardi Dahlan (Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Samarinda)
Bulan suci Ramadhan 1441 Hijriah merupakan bulan yang diidamkan oleh umat Islam, bagaikan sesorang yang kembali kepelukan yang telah hilang setahun yang lalu, Ramadhan atau biasa disebut bulan puasa beresensi ibadah wajib yang dijalankan oleh umat Islam dari menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai menahan diri dari makan, minum dan menahan hawa nafsu dari terbit hingga terbenamnya matahari.
Puasa sebagai ritual ibadah rutinitas di bulan ke sembilan pada kalender Hijriah bagi umat Islam, sehingga disambut dengan penuh kegembiraan dan suka cita, rasa rindu menyelimuti umat Islam kini kembali mengisi hari-harinya dengan penuh keberkahan atas segala sesuatu yang diperbuat di bulan tersebut mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda dari Allah Swt. Menariknya, bulan ramadhan kali ini umat Islam selain menjalankan puasa selama 30 hari, namun berjumpa dengan hari Jumat sebanyak lima kali selama menjalankan puasa di tahun 2020/1441 Hijriah ini.
Namun berbeda dengan puasa di tahun-tahun sebelumnya, biasanya umat Islam menyambut bulan suci ramadhan dengan suka cita, tetapi puasa tahun ini merupakan momen yang bercampur cemas dan haru, sebab dilanda oleh bencana besar yang tengah menimpah umat Islam di seluruh dunia yaitu wabah virus Corona 2019 yang diketahui mulanya menyerang manusia di Cina tepatnya di Kota Wuhan pada 2019 lalu dan telah menewaskan ribuan manusia. Bahkan kini merebaknya penyakit tersebut menyebar keseluruh dunia hingga sekarang tercatat 170.324 jiwa telah meninggal akibat serangan virus mematikan tersebut termasuk Indonesia dengan angka kematian sebanyak 616 jiwa.
Indonesia sebagai negara mayoritas umat Islam terbanyak di dunia, kini menyambut ramadhan dengan riang gembira terenyuh campur rasa iba, sebab ramadahan kali ini tidak biasanya dengan bulan ramadahan tahun sebelumnya. Adanya virus tersebut umat Islam diimbau melaksanakan ibadah seperti solat tarawih, berzikir, tadarus dan buka puasa bersama diimbau oleh kalangan ulama sebaiknya melakukan ibadah tersebut di rumah, bahkan lima kali solat Jumat dalam bulan puasa kali ini sebaikanya dikerjakan dengan mengantikan empat rakat di rumah.
Selain itu, buka puasa bersama pun perlu dihindari oleh umat Islam, sebagai usaha untuk menghindari kemudharatan yang terjadi pada umat Islam sebab prinsip utama agama Islam adalah menjaga jiwa (hifzun nafs) dari segala bentuk ganguan pada keselamatan dan kelangsungan hidup manusia agar terhindari dari sesuatu yang dapat membahayakan diri termasuk penyakit wabah virus Corona yang tengah di hadapi oleh dunia saat ini, khususnya umat Islam dihadapkan bulan puasa sekaligus banyak ibadah utama yang perlu dihindari akibat adanya virus mematikan tersebut.
Sementara itu, berbanggalah bagi umat Islam dipertemukan bulan suci Ramadhan kali ini walaupun telah banyak korban yang meninggal dan tidak bertemu kembali puasa pada tahun ini, namun bagi umat Islam yang masih diberi kesempatan oleh Allah melaksanakan ibadah puasa dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, sebab bertemu puasa dengan penyakit sama-sama dapat bernilai pahala yang berlipat ganda jika umat Islam bersungguh-sungguh melaksakan ibadah di bulan suci Ramadhan ini mengisi waktu berdo’a dan berzikir kepada Allah agar virus Corona dapat enyah dari peredaran di muka bumi ini, sebab bulan puasa dimana waktu yang paling mustajab semua do’a-do’a umat Islam akan dikabulkan oleh Allah Swt sebagaimana Rasulullah bersabda yang artinya “ada tiga golongan yang doa mereka tidak tertolak yaitu orang yang berpuasa hingga ia berbuka puasa, imam yang adil dan do’a orang yang dizalimi’, (H.R Termidz).
Selain itu melalui hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah Saw bersabda “Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka". Beberapa kitab yang ditulis oleh para ulama pun menerangkan bahwa datang kepada kalian bulan yang penuh keberkahan yang di dalamnya terdapat kebaikan, Allah telah menurunkan di bulan ini penuh dengan kerahmatan, menghapus beberapa kesalahan, terkabulnya semua do’a, menampakan darimu kepada para malaikat, maka lakukanlah kebaikan dari dirimu sekalian. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang terhalang dari rahmat Allah.
Diketahui bahwa, perintah puasa sebagaimana diamanatkan dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 183, Allah memerintahkan kepada umat Islam agar melaksanakan ibadah puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar manusia tetap pada keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Kemudian pada ayat berikutnya Al-Quran Surah 2:185 Allah memberikan berita gembira kepada orang yang berpuasa bahwa Allah menghendaki kemudahan umat Islam dan tidak menghendaki kesukaran bagi umat-Nya, selain itu pada ayat berikutnya 2:186 Allah menegaskan bahwa Dia dekat dengan hamba yang memohon dan berdo’a kepada-Nya akan dikabulkan oleh Allah Swt. Oleh karena itu, hendaklah umat Islam bermunajat kepada Allah Swt di bulan penuh kebekahan ini dengan mengisi hari-hari di rumah dengan berdo’a kepada Allah Swt agar melenyapkan virus Corona dari bumi ini, agar ibadah puasa kembali ceria dan penuh khidmat dalam menjalankan ibadah yang semestinya dikerjakan berjamaah di masjid dan aktivitas ibadah lainnya dikerjakan oleh umat Islam tidak mendapatkan halangan dan rintangan apapun, tentunya Allah memberikan berbagai kemudahan-kemudahan setelah melewati masa sulit yaitu melawan wabah virus Corona ini.
Hiruk pikuk dunia yang dilalui umat Islam tidaklah mudah, apalagi bulan puasa kali ini dihadapkan dengan penuh ujian dan cobaan dari Allah Swt kepada umat Islam ketika hendak melaksanakan puasa. Dimana, selain menahan lapar dan dahaga, umat Islam pun perlu menahan Covid-19 agar tidak menyebar ke manusia lainnya. Hal inipun menjadi nilai pahala yang berlipat ganda, sebab ikut serta memberantas Covid-19 ini dengan tidak melakukan kontak fisik kepada siapapun, jaga jarak aman agar terhindar dari virus, sisi lain pun umat Islam dapat menahan hawa nafsu ketika sedang menjalankan ibadah puasa, sebab di antara prinsip Islam atau maqashid syariah adalah menjaga agama, lainnya pun saling menyelamatkan jiwa (hifdzun nafs), hifdzun nasl (menjaga keturunan), menjaga akal (hifdzun aql) dan hifdzun maal (menjaga harta). Maka dari itu, umat Islam jangan berkecil hati jika puasa tahun ini dihadapkan dengan berbagai penyakit yang tengah melanda manusia, adapun patut dijaga saat berpuasa yang mesti dimiliki oleh umat Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Jangan gundah gulana (Laa Tahzan)
Tatkalah dirundung gundah, sedih dan perasaan tak menentu akibat virus Corona yang tengah menghantui secara psikologis terhadap umat Islam yang sedang berpuasa, maka janganlah engkau bersedih sebab Allah Swt menjanjikan kepada hamba-Nya, sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Al-Hakim dan Muttafaqunalaih, bahwasanya Rasulullah bersabda “Tidaklah sesuatu yang menimpa seorang mukmin berupa kelelahan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, sehingga membuatnya sakit, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya”.
Sisi lain, salah satu kondisi kejiwaan yang diterpa dengan penyakit dapat membuat imunitas umat Islam semakin lemah, apalagi di saat berpuasa menahan dari segala makan dan minum, tentunya Allah melarang hamba-Nya agar jangan gundah gulana yang berkepanjangan disebakan adanya Covid-19 ini. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surah Ali-Imraan 3:139 yang berbunyi “Janganlah kamu lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. Kemudian dalam Al Qur’an Surah At-Tauubah 9 : 40 Allah menegaskan bahwa “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah berserta kita”. Oleh sebab itu, berpuasalah dengan gembira ria dipadukan dengan ibadah-ibadah yang mendatangkan pahala yang berlipat ganda, meski dilanda Covid-19 umat Islam tetap waspada dengan mentaati imbauan ulil amri dan para ulama.
2. Ziyadatul Ibadah (Perbanyaklah Ibadah)
Umat Islam diperintahkan agar melaksanakan ibadah melalui praktek-praktek syariat maupun dimensi ibadah muamalah lainnya, dalam perspektif sosial kemasyarakatan. Di tengah badai Corona ini manfaatkan waktu memperbanyak ibadah sunah di rumah, selain membantu memutuskan mata rantai Corona, keutamaan ibadah di rumah merupakan anjuran Allah, sebagaimana dari Zaid bin Tsabit Ra, bahwa Rasulullah bersabda “Hendaknya kalian mengerjakan shalat di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat muktab”. (HR. Bukhari : 5672).
Isilah rumah dengan berbagai ibadah ritual sunnah pada bulan Ramadhan ini, sebab agama Islam itu dijalankan dengan mudah dan sederhana tidak boleh secara memberat-beratkan sesuai dengan kesanggupan, apalagi di tengah pandemik virus Corona ini sebaiknya mengikuti tuntunan Nabi SAW, dari Abu Barzah al-Aslami diriwayatkan bahwa Ia berkata, Rasulullah bersabda, “Hendaklah kamu mengerjakan takarub kepada Allah secara sederhana, Beliau mengulanginya tiga kali, karena barangsiapa mempersulit agama, ia akan dipersulit”. (HR. Ahmad).
Allah tidak menguji hambanya melainkan sesuai dengan kesanggupannya, bahkan dalam beribadah pun dikerjakan sesuai dengan kesanggupananya, namun kesanggupan itu sebaiknya beribadah dengan khusyuk dan patuh kepada Allah.
3. Sharikah (Berbagilah)
Selain krisis disebabkan virus Corona sehingga banyak umat Islam yang kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonominya, maka jangan lupa berbagi di bulan Ramadhan ini, berlomba-lomba untuk mengerjakan kebaikan dengan berbagi kepada sesama untuk mengejar pahala yang berlipat ganda di bulan penuh berkah ini. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran dalam surah Al-Hadid:7 “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan menafkahkan sebagian hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”. Dengan berbagi sebagian harta kepada sesama dapat menumbuhkan persaudaraan dan kecintaan terhadap sesama umat.
4. Isbiru (Bersabarlah)
Bersikap sabar itu adalah pondasi utama dalam memperkokoh iman dan menyingkirkan hawa nafsu bagi umat Islam, betapa pentingnya sabar itu harus dipacu dalam kehidupan umat Islam ketika menghadapi berbagai cobaan dan ujian yang tengah dihadapi manusia saat ini yaitu virus Corona. Sebab sabar dan ujian adalah satu kesatuan yang tak dipisahkan dalam kehidupan ini sebab Allah terus menguji hambanya sebagaimana dalam Al Quran surah Al-Baqarah : 155 “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Namun Allah mengatakan bahwa, sabar itu tidak cukup jika hanya dengan menghadapi cobaan kemudian bertawakkal, tetapi sabar mesti dibarengi dengan mengerjakan sholat agar setiap kesulitan dapat membuka jalan keluar dari segala cobaan bahkan menghilankan penyakit apapun.
Oleh karena itu, dalam Al Qur’an surah Al-Baqarah 2 : 153, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Sabar itu menjadi kunci menuju kesuksesan oleh siapapun yang bersikap sabar, maka sabar merupakan sikap optimis ketika menghadapi situasi atau keadaan untuk mengendalikan diri secara proporsional untuk mengendalikan hawa nafsu. Ketika terjadi pandemi Corona di bulan puasa, maka ketuklah pintuk langit dengan do’a-do’a dari rumah agar Allah melenyapkan penyakit tersebut dari muka bumi ini, sehingga aktivitas umat Islam terutama ritual keagamaan di bulan Ramadhan 1441 H ini sebagaimana biasanya.(*)
*) Opini penulis ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Related Posts
- Penting! Ini 5 Tips Jaga Kadar Kolesterol Saat Lebaran
- Waspada! Ketahui 10 Menu Lebaran Bagi Penderita Kolesterol Tinggi
- Kapan Batas Akhir Bayar Zakat Fitrah? Ini 5 Waktu Pembayaran dan Keutamaannya
- Apakah Puasa Sah Jika Lupa Baca Niat? Ini Penjelasan dari 4 Mazhab
- Panduan Lengkap Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan: Hukum, Syarat, dan Bacaan Niat