Nasional
Mengenal Sejarah Brimob, dari Tokubetsu Keisatsutai hingga Korps Elite Polri

Kaltimtoday.co - Korps Brigade Mobil (Brimob) dikenal sebagai pasukan elite Polri yang bertugas menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Namun, kiprah panjang Brimob juga tidak lepas dari kontroversi. Salah satunya peristiwa tragis pada 28 Agustus 2025, ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan taktis Rimueng milik Brimob Polda Metro Jaya saat aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa peran Brimob harus selalu mengedepankan tanggung jawab kemanusiaan. Meski begitu, perjalanan sejarah Brimob tidak bisa dilepaskan dari proses panjang perjuangan bangsa Indonesia.
Cikal bakal Brimob dimulai pada masa pendudukan Jepang dengan pembentukan Tokubetsu Keisatsutai atau Polisi Istimewa pada 29 April 1943. Pasukan ini terdiri dari polisi pribumi yang dibekali pendidikan militer langsung oleh tentara Jepang.
Tokubetsu Keisatsutai dilatih disiplin, terorganisasi, dan dipersenjatai lebih lengkap dibanding polisi reguler. Mereka ditempatkan di berbagai wilayah, termasuk Jawa, Madura, dan Sumatera, dengan tugas utama menjaga keamanan dan melucuti senjata tentara Jepang.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, anggota Polisi Istimewa turut mempertahankannya. Mereka merebut gudang senjata milik Jepang dan membagikannya kepada para pejuang.
Pada 21 Agustus 1945, Inspektur Polisi Mochammad Jasin membacakan Proklamasi Polisi Istimewa yang menyatakan kesatuan mereka berpihak kepada rakyat dan menjadi bagian dari Polisi Republik Indonesia.
Lebih dari setahun berjuang, pada 14 November 1946 seluruh kesatuan Polisi Istimewa dilebur menjadi Mobile Brigade (Mobrig). Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahir resmi Brimob.
Pada peringatan HUT Mobrig ke-16 tahun 1961, Presiden Soekarno menganugerahkan Pataka Nugraha Cakanti Yana Utama sebagai tanda penghargaan. Di momen yang sama, Mobrig resmi berganti nama menjadi Korps Brigade Mobil (Brimob).
Sejak awal berdirinya, Brimob banyak terlibat dalam operasi penting, seperti menumpas pemberontakan DI/TII, APRA, RMS, hingga PRRI/Permesta, ikut serta dalam Konfrontasi melawan Malaysia, serta Operasi militer di Timor Timur.
Memasuki era modern, Brimob berkembang menjadi pasukan paramiliter profesional dengan dua cabang utama:
- Pelopor: menangani huru-hara, operasi SAR, gerilya, dan operasi urban.
- Gegana: fokus pada penjinakan bom, penanganan KBR (kimia, biologi, radioaktif), serta antiteror.
Sejak 1981, juga dibentuk unit Jihandak untuk menangani bahan peledak. Dengan struktur lengkap mulai dari pusat hingga daerah, Brimob kini menjadi garda terdepan Polri dalam menghadapi ancaman berisiko tinggi.
[RWT]
Related Posts
- Respon Rudy Mas'ud Soal Demo di DPRD, Jaga Kondusifitas dan Sampaikan Aspirasi dengan Baik
- Komnas HAM Ungkap Ratusan Korban Aksi Protes di DPR, PBB Desak Pemerintah Indonesia Lakukan Investigasi
- Haris Azhar Kritik Intimidasi Polisi Saat Penangkapan Direktur Lokataru
- Prabowo Janji Bahas RUU Perampasan Aset hingga Ketenagakerjaan
- 344 Guru Besar Kritik Kebijakan Pemerintah, Gaji Jumbo Pejabat Kontras dengan Beban Rakyat