Nasional

Menkes Ungkap Kasus Bullying PPDS Terjadi di Banyak Kampus, Kemenkes Sediakan Layanan Pengaduan

Diah Putri — Kaltim Today 31 Agustus 2024 09:30
Menkes Ungkap Kasus Bullying PPDS Terjadi di Banyak Kampus, Kemenkes Sediakan Layanan Pengaduan
Ilustrasi Menkes Akui Kasus Bully PPDS Ada di Banyak Kampus. (Freepik)

Kaltimtoday.co - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini mengungkapkan bahwa kasus perundungan atau bullying terhadap mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) tidak hanya terjadi di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Menurutnya, kasus serupa juga banyak terjadi di berbagai institusi pendidikan lainnya.

Dalam sebuah wawancara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/8/2024), seorang wartawan menanyakan kepada Budi Gunadi mengenai kasus perundungan di Undip. 

"Selain di Undip, ada banyak kasus serupa di tempat lain?" tanya wartawan. 

"Ada di tempat lain. Saya katakan ada, nanti kan ada banyak buka pengaduan, nanti pasti tahu sendiri” jawab Menkes Budi Gunadi, dikutip Berita Satu.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa masalah perundungan di lingkungan pendidikan dokter spesialis bukanlah kasus yang terisolasi.

Dalam menangani isu ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyediakan layanan pengaduan khusus bagi para dokter yang mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari dokter senior. Berdasarkan laporan terbaru dari Kemenkes, hingga tahun 2023-2024, tercatat sudah ada 320 pengaduan yang masuk terkait kasus perundungan terhadap dokter.

Berbagai bentuk perundungan yang sering dilaporkan antara lain adalah permintaan kepada junior untuk membayar makanan dan minuman untuk senior, mengambil laundry senior, serta perundungan verbal dengan kata-kata yang tidak pantas. Selain itu, ada juga bentuk perundungan dalam penugasan jam kerja yang berlebihan untuk junior, kewajiban menjemput senior, dan tugas-tugas lain yang tidak terkait langsung dengan proses pendidikan.

Kasus-kasus perundungan ini menjadi perhatian publik setelah mencuatnya insiden tragis yang melibatkan seorang dokter muda bernama Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS di Undip, Semarang, yang dikabarkan melakukan bunuh diri akibat tekanan yang diduga berasal dari praktik perundungan. Kejadian ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya menangani isu perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran dengan serius dan sistematis.

Kemenkes berharap dengan adanya layanan pengaduan ini, para dokter yang menjadi korban perundungan dapat lebih mudah melaporkan insiden yang mereka alami, sehingga kasus-kasus seperti ini dapat diatasi dan dicegah di masa depan.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 



Berita Lainnya