Daerah
Pariwisata Kaltim Mulai Bangkit, Juli-Agustus Ini Jadi Musim Puncak Wisatawan Asing Datang
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pariwisata Kaltim kembali bangkit mulai akhir Desember 2022 pasca dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Apalagi, Juli hingga Agustus 2023 ini memasuki musim puncak wisatawan berlibur. Khususnya bagi wisatawan mancanegara.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kaltim sekaligus Koordinator Wilayah (Korwil) HPI Kalimantan, Awang Jumri mengakui bahwa, pihaknya banyak memandu wisatawan asing dan domestik belakangan ini.
"Biasanya memang Juli-Agustus itu dua bulan penuh job karena peak season ya wisatawan mancanegara liburan, termasuk ke Kaltim," ungkap Awang, Senin (24/7/2023) malam.
Untuk Awang pribadi, dia tengah memandu wisatawan asal Australia hingga 27 Juli 2023. Kemudian, dia masih bertugas memandi wisatawan lain mulai akhir Juli sampai pertengahan Agustus mendatang.
"Itu baru saya saja ya Anggota HPI Kaltim itu juga jalan terus," sambungnya.
Di satu sisi, Awang juga mengaku bangga karena sejumlah destinasi wisata di Kaltim sudah termasuk kelas internasional. Hal itu terlihat dari banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung.
"Dampak dari bangkitnya pariwisata Kaltim ini, tentu membuat kami bersyukur dan alhamdullilah sekali," jelas Awang lagi.
Awang menyebut, HPI merupakan organisasi yang jaringannya ke travel dan end user alias tamu yang luas. Jika ada satu anggota yang tidak bisa memandu, maka akan digantikan oleh anggota lainnya.
Sejauh ini, wisatawan mancanegara yang mengunjungi Kaltim banyak datang dari Belanda, Jerman, Perancis, Australia, Italia, dan Spanyol. Kendati begitu, pihaknya tak ada persiapan khusus ketika mulai memandu wisatawan yang mendadak banyak.
"Kami enggak ada persiapan khusus. Cuma selama pandemi, kami tetap belajar terus mengenai informasi Kaltim dan Indonesia bagi wisatawqn yang datang," ujar Awang.
Diketahui, 2021 lalu pramuwisata di Kaltim sangat terpukul akibat menurunnya jumlah wisatawan yang datang karena pandemi Covid-19. Kala itu, ujar Awang, banyak pramuwisata yang akhirnya harus banting setir ke pekerjaan lain. Salah satunya menjadi ojek online.
Namun kini, pihaknya sudah kembali menyesuaikan diri dan terus menerima banyak wisatawan ke berbagai daerah di Kaltim. Awang menyebut, ada beberapa destinasi favorit seperti Taman Nasional Kutai (TNK) di Kutai Timur (Kutim) untuk melihat orang utan.
Lalu ada pula jalur tur dari Sungai Mahakam sampai ke Mahakam Ulu (Mahulu). Termasuk ke Berau untuk mengunjungi laut biru dan pantai yang terkenal di sana.
Semakin membaiknya kondisi pariwisata di Kaltim, Awang tetap berharap agar Peraturan Daerah (Perda) terkait Pramuwisata di Kaltim bisa segera diterbitkan. Menurutnya, perda itu sangat krusial agar bisa melindungi para pramuwisata dalam menjalankan profesinya.
"Sebab sekarang banyak travel bandel yang lebih suka pakai pramuwisata provinsi lain keliling di Kaltim ketimbang pakai pramuwisata HPI Kaltim," ucap Awang.
Hal tersebut tentu membuat HPI Kaltim keberatan. Menurutnya, fenomena tersebut cukup aneh. Padahal, terkait keahlian, komunikasi, dan pelayanan dari pramuwisata Kaltim juga sudah teruji di lapangan.
"Masa iya pakai guide provinsi lain keliling memandu di sini. Makanya menurut kami perda itu penting. Ini supaya pemerintah makin semangat mempercepat lahirnya perda itu," tutupnya.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Apresiasi Kreasi Kaltim 2024, Ajang Kreativitas dan Penggerak Ekonomi Kalimantan Timur
- JATAM Kaltim: Negara Gagal Lindungi Rakyat, Desak Tindakan Tegas atas Kejahatan Tambang di Paser
- Survei PSI: Rudy Mas’ud-Seno Aji Unggul di Pilgub Kaltim 2024
- LBH Samarinda Kecam Pembunuhan Masyarakat Adat di Muara Kate, Tuntut Penegakan Hukum Ambil Langkah Tegas
- Polda Kaltim Kerahkan 7.000 Personel untuk Operasi Mantap Praja 2024