Nasional

Pemerintah Kaji Insentif untuk Sektor Ritel Usai 400 Gerai Alfamart Tutup

Suara Network — Kaltim Today 17 Desember 2024 14:35
Pemerintah Kaji Insentif untuk Sektor Ritel Usai 400 Gerai Alfamart Tutup
Ilustrasi. (Istimewa)

Kaltimtoday.co - Pemerintah tengah mempertimbangkan pemberian insentif bagi sektor ritel guna mendukung daya saing industri ini yang menghadapi tantangan berat. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan, langkah ini dirancang untuk memanfaatkan potensi besar sektor ritel dan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat. 

“Kami percaya sektor ini masih memiliki peluang pertumbuhan yang signifikan. Oleh karena itu, kami sedang mengevaluasi kemungkinan memberikan insentif tambahan agar sektor ini dapat berkembang lebih baik di tahun depan atau beberapa tahun ke depan,” ujar Faisol, Selasa (17/12/24). 

Faisol menegaskan, kajian pemberian insentif ini dilakukan dengan melibatkan koordinasi antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan.

“Kami perlu bekerja sama dengan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan untuk membahas lebih mendalam. Ini penting karena kedua kementerian memiliki tanggung jawab besar, termasuk mencari sumber pendapatan baru,” jelasnya.

Sektor ritel Indonesia saat ini menghadapi tekanan yang signifikan, salah satunya disebabkan oleh masalah rantai pasok global. Hal ini berdampak pada penurunan kinerja sejumlah perusahaan ritel, termasuk Alfamart, yang terpaksa menutup 400 gerai sepanjang tahun 2024.

Menurut Faisol, situasi ini menunjukkan perlunya dukungan pemerintah untuk mendorong pemulihan dan pertumbuhan sektor ritel.

“Saat ini, ada beberapa aspek yang terkena dampak akibat situasi rantai pasok global,” tambahnya.

Meski menghadapi tantangan, sektor ritel masih menunjukkan potensi positif. Berdasarkan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Februari 2024, IPR tercatat meningkat menjadi 214,1, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,4% (year on year).

Pertumbuhan ini didorong oleh sektor makanan, minuman, dan tembakau, yang mencatat peningkatan signifikan sebesar 9,1% secara tahunan. Peningkatan ini sebagian besar berasal dari pembelian oleh konsumen kelas menengah dan generasi milenial.

Rencana pemberian insentif diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor ritel. Dengan dukungan pemerintah, sektor ini diharapkan mampu bangkit dan kembali menjadi motor penggerak perekonomian, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan konsumsi domestik.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya