Politik

Pemilu 2024: IFCS Ungkap Prabowo Subianto Gunakan Toxic Positivy saat Berkampanye

Kaltim Today
03 Mei 2024 08:00
Pemilu 2024: IFCS Ungkap Prabowo Subianto Gunakan Toxic Positivy saat Berkampanye
Profesor dari Australian National University (ANU), Ross Tapsell.

Kaltimtoday.co, Palembang - Forum Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) menggelar pertemuan pada Kamis, 2 Mei 2024, di Palembang. Lebih dari 500 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk media, jurnalis, mahasiswa, dan akademisi, hadir dalam acara yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) dan Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), dengan dukungan dari Google News Initiative.

IFCS adalah forum nasional yang membahas tren gangguan informasi, pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan dinamika ekosistem media selama proses pemilihan umum 2024. Palembang menjadi tuan rumah untuk kali ketiga, menarik minat lebih dari 500 peserta yang ingin mendalami isu-isu terkait.

Sesi pembukaan IFCS menampilkan Ross Tapsell, seorang profesor dari Australian National University (ANU), sebagai pembicara utama. Dalam pidatonya, Tapsell menyoroti pentingnya pergeseran fokus para pencari fakta dari sekadar konten kebencian menuju propaganda pemerintah yang lebih serius.

Melalui risetnya yang membandingkan Indonesia, Filipina, dan Malaysia, Tapsell menemukan pola serupa dalam kampanye calon presiden melalui media sosial. Dia mengatakan, penggunaan platform seperti TikTok oleh kandidat presiden Filipina untuk merayakan masa lalu yang kontroversial, sebagai contoh disinformasi yang meresahkan.

Namun, dalam konteks Indonesia, Tapsell mengungkapkan strategi yang berbeda, terutama dari kubu Prabowo Subianto. Prabowo dan elit Orde Baru lainnya memanfaatkan apa yang disebutnya sebagai "toxic positivity" dalam kampanye mereka. Berbeda dengan pendekatan negatif yang umumnya terkait dengan disinformasi, kampanye Prabowo bertujuan untuk membangkitkan energi positif secara konsisten.

Tapsell mencatat bahwa Prabowo cenderung menunjukkan sikap ramah dan terima kasih kepada lawan-lawannya, sementara pada saat yang sama menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin menguji rekam jejaknya atau kebijakan-kebijakannya yang kontroversial.

Namun demikian, Tapsell menegaskan bahwa penggunaan "toxic positivity" ini juga merupakan tantangan bagi para pencari fakta. Bagaimana mereka dapat mengidentifikasi manipulasi informasi dalam konteks di mana media sosial digunakan untuk menyebarkan narasi yang tampaknya positif?

Selain pidato utama, IFCS juga menggelar diskusi tentang "Temuan dan Tantangan dalam Menghadapi Gangguan Informasi Selama Pemilihan Umum 2024", yang melibatkan sejumlah pakar seperti Koordinator Koalisi CekFakta Adi Marsiela, News Partner Manager Google Indonesia Yos Kusuma, Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, dan Kepala Ummi Salamah dari LPPSP Fisip Universitas Indonesia.

Septiaji Eko Nugroho dari Mafindo menyoroti meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu 2024, sambil menekankan tantangan baru seperti konten farming dan kehadiran teknologi seperti kecerdasan buatan.

Adi Marsiela dari Koalisi CekFakta memaparkan sejumlah angka, menunjukkan peningkatan jumlah artikel yang telah diperiksa dan dibantah kebohongannya oleh lembaga tersebut. Dengan momen penting seperti pilpres 2024, tantangan untuk menangkal penyebaran hoaks dan disinformasi semakin mendesak.

Yos Kusuma, dari Google Indonesia, menyoroti peran ekosistem mitra dalam mempersenjatai masyarakat dengan keterampilan pengenalan hoaks. Dia menekankan kolaborasi sebagai kunci untuk menghadapi tantangan kompleks ini.

Ummi Salamah dari Universitas Indonesia menambahkan dimensi emosional dalam penanganan disinformasi. Dia menegaskan bahwa pesan yang disampaikan secara emosional lebih mungkin diterima oleh masyarakat, mengingat karakteristik emosional dari platform digital.

Dengan beragam topik dan pandangan yang disajikan, IFCS berhasil menjadi wadah penting untuk berdiskusi dan merumuskan langkah-langkah menghadapi tantangan yang kompleks dalam pemberitaan dan informasi selama proses pemilihan umum.

Hotline AJI: 08111137820

Cekfakta.com tetap berkomitmen sebagai platform berbasis web untuk kolaborasi pengecekan fakta di Indonesia, memfasilitasi pertukaran informasi dan upaya bersama melawan misinformasi.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya