Headline
Protes Pemilik Cafe di Citra Niaga: Kami Enggak Segila Itu Langgar Protokol Kesehatan!
Kaltimtoday.co, Samarinda - Keputusan Pemkot Samarinda menutup sementara cafe di kawasan Citra Niaga dan Tepian Mahakam mengagetkan pelaku usaha. Meski hanya sepekan, keputusan itu dinilai berlebihan.
Salah satunya diungkapkan pemilik kedai Kopi Makmoer Djaya, Andi Desky Randy Pranata. Pria yang akrab disapa Andi ini mengungkapkan, pihaknya heran dengan pernyataan Satgas Covid-19 Samarinda yang menyebut pengelola cafe di kawasan Citra Niaga tidak ada upaya mengikuti disiplin protokol kesehatan. Sebab, selama ini pihaknya mengaku sudah patuh dan taat menerapkan kebijakan yang diatur tegas dalam Perwali Samarinda 28/2020 tersebut.
Lihat postingan ini di Instagram
Demi kenyamanan saat tuan dan puan ngopi di kedai. Kami harapkan untuk menggunakan masker ya !
"Pemilik cafe yang mana? Disiplin protokol apa yang dilanggar? Kami juga peduli dengan diri sendiri, keluarga dan orang lain. Kami enggak segila itu sampai melanggar protokol kesehatan," ujar Andi ketika dikonfirmasi.
Andi juga mengaku heran dengan keputusan tersebut. Pasalnya, kebijakan itu hanya berlaku bagi pemilik cafe di Citra Niaga dan Tepian Mahakam. Padahal, di tempat lain, seperti tempat hiburan malam (THM) juga sama ramainya, tapi dibiarkan tetap beroperasi.
Dia meminta, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang untuk kembali mempertimbangkan kebijakan itu secara matang. Jika harus menutup usaha mereka, meski sementara, setidaknya menurut dia, harus ada solusi dari pemkot. Misal, subsidi sewa tempat yang sampai saat ini masih normal.
"Kami belum hitung kerugian akibat kebijakan itu nanti. Yang pasti omset kami sudah menurun selama pandemi Covid-19 karena membatasi pengunjung dengan membatasi hanya 50 persen kursi yang disediakan," tuturnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Pelaku Usaha Bakal Semakin Terpuruk
Pelaku usaha cafe/restoran di berbagai lini selama wabah Covid-19 salah satu yang mengalami pukulan berat. Penjualan menurun, sementara pengeluaran bertambah.
Kondisi lesu ini membuat banyak pemilik usaha cafe/restoran kesulitan membayar gaji karyawan bahkan terpaksa menutup usahanya.
[irp posts="18345" name="Sang Badar Dikecam, Pemkot Samarinda Tidak Konsisten?"]
Di tengah situasi ini, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menerbitkan keputusan menutup sementara cafe/restoran di kawasan Citra Niaga dan Tepian Mahakam. Keputusan ini dianggap sepihak dan berlebihan.
Lihat postingan ini di Instagram
Hal itu disampaikan, Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul, Purwadi. Dia berpendapat, keputusan Syaharie Jaang menutup sementara cafe/restoran di kawasan Citra Niaga dan Tepian Mahakam jadi pukulan berat bagi pelaku UMKM. Sebab, selama pandemi, mereka sudah terseok-seok agar tetap bisa bertahan.
"Bagi pelaku usaha di kawasan itu, keputusan Jaang jadi 'ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula'. Buru-buru dapat bantuan dari pemkot, keputusan itu justru bisa mengancam kelangsungan bisnis mereka," ungkap Purwadi.
Dia berharap, keputusan itu bisa dikaji ulang. Dicari jalan tengahnya bersama para pemilik cafe/restoran.
"Diperketat protokol kesehatannya, tanpa harus menutup usaha," sarannya.
Selain itu, dia menyarankan, pemkot berlaku tegas bagi semua pihak untuk taat protokol kesehatan. Tidak tebang pilih. Keras kepada pihak tertentu, tapi lembek kepada pihak lain. Hal itu jika terus menerus dilakukan akan membuat masyarakat kecewa dan enggan mentaati aturan pemerintah.
"Tegas bagi semua pihak. Tegakkan aturan, jangan pilih-pilih," pungkasnya.
Sebelumnya, Pemkot Samarinda mengambil sikap tegas menegakkan protokol kesehatan Covid-19 di kawasan Citra Niaga dan Tepian Mahakam. Seluruh cafe dan / atau restoran di dua kawasan itu ditutup sementara. Mulai 23-29 September 2020.
Keputusan itu diterbitkan langsung Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dalam suratnya bernomor 360/517/300.07 tentang Penutupan Cafe di Citra Niaga dan Tepian Mahakam demi Penegakan Disiplin Protokol Covid-19.
Kebijakan itu diambil setelah Pemkot Samarinda melakukan investigasi lapangan. Hasilnya mendapati pelanggaran serius terhadap disiplin protokol kesehatan. Kemudian, banyak dijumpai pengunjung yang tidak menggunakan masker dan berkerumun dalam waktu yang lama. Terakhir, Pemkot Samarinda menilai tidak ada upaya pengelola atau pemilik cafe untuk melakukan disiplin protokol kesehatan.
Kebijakan ini dinilai berlebihan dan dianggap semakin menyengsarakan pelaku usaha UKM yang sudah kesulitan selama pandemi Covid-19.
Untuk mencari jalan tengah, para pelaku usaha di kawasan Citra Niaga dan Tepian Mahakam, rencananya sore hari ini, akan menggelar konferensi pers dan audiensi.
[TOS]