Opini
Rani dan Kota Impiannya: Yogyakarta
Oleh: Rani Octavianur (Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Berawal dari lomba debat ketika aku masih duduk di kelas 11 MAN yang membawaku menginjakkan kaki di kota istimewa ini, Yogyakarta. Saat itu (Desember, 2019) bersama 2 orang teman laki-lakiku (Kak Aria dan Nasir), kami berniat untuk mengikuti lomba debat bahasa Indonesia di salah satu universitas di Yogya. Niatnya memang untuk cari pengalaman saja sih, hitung-hitung juga jalan-jalan karena saat itu bertepatan dengan liburan semester dan gratis pula (karena disponsori oleh Pemerintah Kaltim). Tapi siapa sangka, aku yang awalnya sama sekali tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan di Jogja (karna pada saat itu aku berniat ingin berkuliah di Malang setelah lulus MAN) tapi pada akhirnya malah jatuh cinta dengan kota ini. Ya, Yogyakarta. Dari sinilah perjuangan dimulai.
Ingat sekali rasanya ketika ingin pergi meninggalkan Jogja, saat itu aku berucap dalam hati “aku janji, 2 tahun lagi setelah aku lulus dari MAN aku akan balik ke sini dan menetap sebagai salah satu mahasiswanya. Full beasiswa dan dibiayai penuh oleh pemerintah.” Sepertinya semesta juga mengaminkan doa aku ini, dan qadarullah di tahun 2021 kemarin, aku berhasil lolos di salah satu seleksi nasional Universitas Islam Negeri di Yogyakarta, yakni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah melewati banyak perjuangan, tangisan, waktu, materi, dan beberapa kegagalan sebelumnya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi jawaban dari doa-doa aku selama ini.
“Selamat, Rani Octavianur. Kamu dinyatakan lolos dalam seleksi UMPTKIN 2021 dalam Program Studi Manajemen Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.”
Alhamdulillah! Saat itu rasanya cuma pengen teriak “Jogja, I’m Coming!”
Terbayar tuntas semua, lolos di program studi pilihan pertama, universitas pilihan pertama, kota impian, setelah bersaing dengan 13.000 ribu pendaftar dan hanya sekitar 1.000 orang yang dinyatakan lolos (saat itu UIN Sunan Kalijaga menjadi peminat terbanyak No.1 di seleksi UMPTKIN).
Singkat cerita, November 2021 kemarin aku berangkat ke Jogja untuk memulai kehidupan sebagai anak rantau. Senang, sedih, bahagia, haru menjadi satu rasanya. Aku juga bakal cerita kenapa aku memilih prodi Manajemen Dakwah dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kenapa harus jauh-jauh ke Jogja? Kan di Samarinda juga banyak kampus yang bagus?
Kilas balik, sebelumnya aku bersekolah di MAN 2 Samarinda jurusan IPA. Sejak kelas 10, aku sudah aktif di berbagai kegiatan, seperti OSIS, debat, karya tulis, Forum Pelajar Nasional, dsb. Melihat ketertarikan diri aku yang cenderung ke bidang soshum, maka aku memutuskan untuk linjur pada saat mengikuti berbagai ujian masuk kampus. Dan kenapa pada akhirnya aku memilih Manajemen Dakwah UIN SUKA? Pertama, aku sadar potensi dari diri aku. Setelah dilihat-lihat, cenderung mampu mengkoordinir seseorang atau kelompok dengan baik, aku senang sekali ketika mendapat pembahasan mengenai “management” dalam bentuk apapun, rasanya aku menemukan diri aku yang seutuhnya ketika berada di bidang tersebut.
Kedua, aku juga mempertimbangkan bagaimana prospek kerja dari jurusan manajemen ini yang akan selalu dibutuhkan di masa depan oleh perusahaan, lembaga, dsb. Apalagi rasanya keren sekali ketika aku melihat seorang CEO atau manager yang sedang menjelaskan sebuah proyek besar di hadapan client. Ketiga, tetap dengan berlandaskan nilai-nilai Islam, karena background aku yang berasal dari aliyah, aku merasa di prodi Manajemen Dakwah ini seperti mempelajari antara ilmu agama dan dunia. Di prodi ini kita diajarkan bagaimana kita mampu menjadikan agama sebagai pondisi utama dalam menjalankan sesuatu, mengatur segala sesuatu sesuai syariat agama, dan yang pasti kalau kata anak-anak jurusan aku, MD itu “manajemen dunia akhirat. manajemen bukan sembarang manajemen.” Karena memang dari mata kuliah tahun pertama, kita difokuskan untuk mempelajari dasar-dasar yang bersumber dari hukum agama. Otomatis, aku gak akan kehilangan lingkungan dan nilai-nilai agama dalam setiap pembelajaran di kelasnya.
Ketika aku memutuskan merantau jauh dari orangtua, maka ada banyak harapan dan ekspektasi pastinya. Dari keluarga, teman-teman, dan orang-orang terdekat. Ya, aku mulai merencanakan satu persatu goals aku ke depan selama nantinya kurang lebih 4 tahun di Jogja.
Di sini aku bakal sharing ke temen-temen, selain berkuliah, aku aktif apa sebenarnya? Apalagi angkatan aku saat awal-awal maba masih dalam suasana pandemi, gimana caranya aku tetap bisa aktif dan terus survive di kota rantau ini. Ini beberapa kegiatan aku, semoga bisa menginspirasi kalian ya.
1. Organisasi internal kampus, Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah 2022/2023
Saat semester 2 tahun perkuliahan, aku memutuskan untuk join di salah satu ormawa kampus, yakni HMPS Manajemen Dakwah. Di sini, aku sebagai anggota dari divisi PSDM yang notebene tugasnya adalah mengoptimalkan dan membina sumber daya manusia, yakni mahasiswa manajemen dakwah. Seneng banget rasanya, bisa tergabung di himpunan pada tahun-tahun pertama perkulihan ini.
Aku jadi punya banyak kenalan dan relasi dalam sekup terdekat di prodi aku sendiri seperti kating, dosen, dan kaprodi. Ini juga merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata ke prodi aku sebenarnya. Kegiatan-kegiatan di HMPS MD juga keren-keren banget, mulai dari rutinan per minggu, bulan, hingga tahunan. So, in my opinion to be a part of HMPS MD it’s a great opportunity as a “MABA” hehehe. Kalau kalian mau liat keseruan dan kegiatan kami, bisa mampir ke official account @hmpsmd.uinsuka ya.
2. Lomba Debat Bahasa Indonesia
Karena debat telah membawaku ke Jogja, maka rasanya kurang kalau gak ngelanjutin skill bacot-ngedebat aku wkwk. Ya meskipun jarang banget sih menang, tapi di debat, actually ngasah skill critical thinking, public speaking, dan literasi aku sih. Jadi aku memutuskan untuk terus ikut kompetisinya setiap ada kesempatan.
3. Jadi speaker dan moderator di acara-acara kampus maupun luar kampus
Punya basic skill public speaking yang sebenernya juga setiap hari aku coba asah terus-menerus, membuat aku sering kali aktif menjadi moderator, mc, dan speaker di beberapa kegiatan kampus. Aku sangat senang sekali rasanya ketika bisa berbicara di depan umum. Selain memperbanyak jam terbang, aku juga jadi punya banyak pengalaman dan relasi melalui itu. Skill public speaking membantu banget dalam aku menjalin koneksi dengan orang baru. Seperti beberapa kali aku disuruh untuk menjadi moderator di acara ormawa kampus, acara fakultas, mengisi sebagai tutor belajar di komunitas, dan live on instagram untuk sekadar berbagi tips.
4. Terpilih menjadi Sahabat Dana Cita Lead – UIN Sunan Kalijaga
Baru banget di pertengahan Juni 2022 kemarin, aku mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari Sahabat Dana Cita UIN SUKA. Istilahnya sebagai Brand Ambassadors lah ya untuk mengenalkan Dana Cita ke temen-temen UIN SUKA. This is a great opportunity! Aku banyak banget dapat kenalan baru, gak cuma dari temen-temen kampus tapi juga luar kampus yang tergabung. Selain mengasah skill dan memperluas relasi, aku juga mendapat intensive dari job ini. Lumayan itung-itung jadi penghasilan tambahan untuk mahasiswa.
5. Terpilih menjadi Coor Brand Ambassadors G17 University Chapter Indonesia 2022-2023
Setelah melewati beberapa seleksi seperti essay, resume, dan CV diri, aku mendapat email terpilih menjadi bagian dari BA G17 University, yang mana organisasi ini merupakan organisasi dari 17 negara dunia untuk mempersiapkan SDGs 2030 kelak untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Bagi aku ini merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk aku bisa menjalin relasi dengan teman-teman mahasiswa yang gak cuma di Indonesia aja, tapi juga internasional.
Memutuskan untuk kuliah merantau dan jauh dari orangtua, berhasil lolos di salah satu PTKIN ternama di Indonesia, berkesempatan untuk kuliah full beasiswa selama 4 tahun dibiayai oleh pemerintah, dan mewujudkan salah satu mimpi di usia yang terbilang cukup muda untuk kembali ke kota impian, Yogyakarta, dan bertemu dengan banyak sekali teman-teman, orang baru, lingkungan baru, budaya, dan pastinya latar belakang yang berbeda-beda SUKSES ngerubah semua pola pikir alias mindset aku. Ya aku sangat bersyukur kepada Allah SWT, berterima kasih kepada ibu, alm. Ayah, kakak, keluarga, dan sahabat-sahabat yang selalu support aku sampai detik ini.
Oiya, di samping semua kesibukan aku sebagai seorang mahasiswa yang aktif di beberapa kegiatan, aku juga gak lupa kok untuk menikmati hidup, menikmati indahnya Kota Jogja, dan ngabisin waktu senggang dan libur bersama teman-teman aku di sini. Jenuh kali guys kalau ngambis mulu, belajar dan kuliah mulu wkwk. Biasanya setiap weekend aku nongkrong, jalan-jalan malam ngelilinginJogja, explore kuliner, nge-camp, nonton festival budaya, atau sekadar nyanyi sambil gitaran melepas penat.
Prinsip yang selalu aku pegang adalah “Kamu boleh ngambis dan punya banyak target di masa kuliah ini. Tapi jangan lupa, masa muda cuma sekali, masa-masa ngerantau di kota istimewa ini gak akan terulang lagi dengan orang yang sama. Maka dari itu, jangan sia-sia in ya, rani.”
Itu tadi kisah juang ku, mana kisah juangmu?(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.