Politik
Refly Harun Khawatiran Kondisi Demokrasi di Indonesia, Heran Tak Ada Berani Makzulkan Presiden Jokowi
Kaltimtoday.co, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengungkapkan keheranannya terhadap sikap politik di Indonesia, terutama mengapa tidak ada suara yang berani menyerukan pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini diungkapkan Refly setelah berbagai peristiwa yang belakangan ini dinilai menggerus demokrasi di Indonesia, terutama menjelang Pemilu.
Kritik Refly Harun Terhadap Pemerintahan Jokowi
Dalam diskusi bertajuk 'Menyelamatkan Demokrasi dari Cengkeraman Oligarki dan Dinasti Politik' di Hotel Borobudur, Jakarta, Refly mengekspresikan langsung kekhawatirannya tersebut.
“Saya sudah mengkritik pemerintahan ini dan berkali-kali dianggap sakit hati dan sebagainya. Alhamdulillah, hari ini menemukan pembenarannya, bahwa pemimpin kita ini pemimpin yang bermasalah,” kata Refly Harun.
Mengapa Tidak Ada yang Berani Menyerukan Impeachment?
Refly menyoroti ketakutan 275 juta rakyat Indonesia untuk menyerukan impeachment terhadap Presiden Jokowi. Menurutnya, tidak ada yang berani mengungkapkan hal tersebut, meskipun terdapat berbagai masalah dalam pemerintahan saat ini.
Menyelamatkan Demokrasi dari Oligarki dan Dinasti Politik
Refly Harun menawarkan solusi untuk menyelamatkan demokrasi di Indonesia. "Jawabannya, menurut saya kalau dalam jangka pendek ialah, satu kalau kita mau menyelamatkan diri, pastikan pemilu itu berjalan jujur dan adil," ujarnya. Namun, ia mengakui bahwa upaya ini tidak mudah, mengingat adanya dugaan intervensi pemerintah dalam Pemilu, mulai dari Presidential Threshold hingga rekrutmen penyelenggara pemilu.
Refly Harun: Kritik pada Proses, Bukan Orang
Refly menekankan pentingnya mengkritik proses yang tidak benar, bukan pada orang secara individu. “Kalau kata Usman Hamid sama Bivitri saya tidak ngomong tentang orang, saya juga tidak ngomong tentang orang, tetapi kalau ada satu kebenaran yang pasti, mutlak, ya, kita kritik di sana dan yang mutlak itu proses di MK tidak benar,” tegas Refly.
Related Posts
- Gender-Washing Kamala Harris di Pilpres Amerika
- Pernah Jadi Bupati Termuda, Mardani Maming Sosok yang Peduli Pendidikan
- Unesa Gelar FGD di Samarinda, Bahas Dampak Revolusi Mental dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara
- Prabowo Gaet 16 Menteri Jokowi ke Kabinet Baru, Berikut Daftarnya
- PKS Beri Sinyal Dapat Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran