Kaltim
Strategi Branding Politik "GRATISPOL" vs "Pahamlah Ikam", Ini Pandangan Pengamat Komunikasi Unmul
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pengamat Komunikasi dari Universitas Mulawarman, Silviana Purwanti, menyoroti dua jargon pasangan bakal calon Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud-Seno Aji dan Isran Noor-Hadi Mulyadi. Rudy-Seno menggunakan jargon "GRATISPOL," sementara Isran-Hadi mengusung "Pahamlah Ikam". Menurut Silviana, kedua jargon memiliki daya tarik masing-masing dalam hal branding politik.
"Kedua jargon ini jelas memiliki kekuatan masing-masing dalam membangun identitas dan pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Namun, efektivitas penerimaan masyarakat sangat bergantung pada konteks sosial dan psikologis audiens yang menjadi target komunikasi," jelasnya pada Jumat (20/9/2024).
Ia menilai, GRATISPOL mencerminkan strategi branding yang berfokus pada isu-isu populis, seperti penghapusan biaya-biaya tertentu atau program-program gratis yang berorientasi pada kebutuhan ekonomi masyarakat.
"Kata gratis dalam jargon ini punya daya tarik emosional yang instan, terutama di kalangan pemilih yang merasakan tekanan ekonomi," kata Silviana.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa jargon tersebut punya kelemahan karena fokus pada janji-janji material, tanpa memperhatikan keutuhan visi dan misi yang lebih mendalam. Masyarakat pun bertanya-tanya, apakah program Rudy-Seno nantinya bisa direalisasikan secara berkelanjutan.
Silviana juga membedah jargon andalan Isran-Hadi, yakni "Pahamlah Ikam". Jargon tersebut bermain dalam ranah komunikasi yang lebih halus dan berorientasi pada pendekatan persuasif.
"Penggunaan bahasa daerah dalam jargon ini menunjukkan upaya yang cerdas untuk membangun kedekatan dengan identitas lokal masyarakat Kaltim," bebernya.
Ia menambahkan, penggunaan bahasa lokal juga merupakan strategi branding yang efektif dalam menanamkan rasa keterikatan emosional, yang sering kali lebih kuat daripada sekadar janji-janji material.
"Tapi dilihat lagi konteksnya, pesan ini bisa diterima secara luas atau tidak, termasuk pemilih muda yang mungkin kurang memahami konteks budaya lokal," ungkap Silviana.
Kendati begitu, Silviana memprediksi bahwa jargon "Pahamlah Ikam" punya keistimewaan dalam membangun hubungan emosional dengan masyarakat. Di satu sisi, GRATISPOL mampu menarik perhatian dengan cepat.
"Jargon Isran-Hadi cenderung lebih efektif dalam membangun hubungan jangka panjang yang diperlukan dalam politik," tutupnya.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Hasil Survei GIA di Pilgub Kaltim: Isran Noor-Hadi Mulyadi 65%, Rudy Mas'ud-Seno Aji 26,8%
- DPK Kaltim Gandeng Novelis Dee Lestari, Sebut Kompetisi Literasi Harus Masif untuk Stimulasi Minat Baca Kalangan Muda
- Bapenda PPU Dorong Kesadaran Masyarakat untuk Laporkan Transaksi Tanah Secara Real-Time
- Ketua Baru HIPMI PPU Siap Bawa Perubahan di Tengah Tantangan IKN
- Dispusip PPU Dorong Peningkatan Literasi Digital, Keuangan, dan Sains untuk Persiapkan Generasi Emas