Samarinda

Wasteplant Australia Tawarkan Proyek Pengolahan Limbah Makanan Jadi Pupuk Kompos Cair ke Pemkot Samarinda

Kaltim Today
09 Maret 2022 17:15
Wasteplant Australia Tawarkan Proyek Pengolahan Limbah Makanan Jadi Pupuk Kompos Cair ke Pemkot Samarinda
Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Perusahaan Wasteplant asal Australia menawarkan proyek pengolahan limbah makanan kepada Pemkot Samarinda. Wali Kota Samarinda, Andi Harun pun mengaku tertarik dengan proyek yang ditawarkan tersebut.

Sebagai informasi, Wasteplant merupakan perusahan dari Australia yang fokus untuk pengolahan sistem daur ulang limbah makanan berbasis komunitas masyarakat dan edukasi. Kemudian, daur ulang limbah itu bakal ditanam dan diproses dan akan menghasilkan pupuk cair. Jenis pupuk itu bermanfaat bagi kegiatan pertanian dan perkebunan. Ada 3 manfaat besar yang datang dari proyek ini.

"Manfaat dari proyek ini ada 3. Manfaat edukasi, lingkungan, dan soal ekonomi. Karena melibatkan partisipasi masyarakat," beber Andi kepada awak media, Selasa (8/3/2022).

Seandainya proyek ini dapat dieksekusi, maka juga bisa jadi kampanye untuk masyarakat agar tergerak menggunakan pupuk organik dibanding pupuk kimia. Dalam hal ini, Andi menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda agar menjalankan proyek bersama Wasteplant. Ke depan, pilot project segera dilakukan di Kota Tepian.

"Nanti juga kami mencoba merumuskan manfaat proyek ini ke masyarakat. Ini bisa dimasukkan dalam program pembentukan usaha di tingkat RT. Nanti kami kampanyekan," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Wasteplant, Andrew Hayim de Vries mengungkapkan, limbah sisa makanan turut menyumbang permasalahan utama di dunia. Termasuk di Indonesia. Ditemukan banyak sekali sisa makanan yang terbuang begitu saja tanpa ada pemanfaatan.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Selain itu, Pulau Kalimantan dapat dikategorikan mempunyai tipe tanah yang tidak subur. Kedua masalah ini pun jadi poin utama Wasteplant untuk mengembangkan proyeknya di Samarinda.

"Kita berbicara edukasi kepada generasi muda saat ini dan komunitas masyarakat untuk lebih memahami cara pemanfaatan sisa makanan menjadi kompos cair. Tidak perlu bisa bahasa Inggris untuk melakukannya," jelas Andrew.

Proyek ini juga akan memberikan nilai ekonomi ke masyarakat. Sebab pupuk kompos bisa dijual dengan harga terjangkau. Sistem tersebut jika dilakukan dalam satu proyek, misalnya saja seperti di Australia akan lebih mahal.

"Di Australia, sekitar 35 ribu hingga 40 ribu dolar. Tapi di Indonesia, kami akan buat sistem yang lebih murah dengan perlengkapan lebih murah juga dan bisa diterapkan di mana saja," bebernya.

Andrew turut mengapresiasi atas respons positif dari Pemkot Samarinda. Menurutnya, penting pula untuk menggandeng pihak pemerintah jika ingin menjalankaan proyek ini.

"Bersama pemerintah untuk membuat proyek ini menjadi bisnis akan memberikan dampak luar biasa. Terutama lingkungan, komunitas, dan generasi muda," tutupnya.

[YMD | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya