Nasional

112 Tahun Muhammadiyah, Ini Sejarah dan Peran Besar untuk Bangsa

Network — Kaltim Today 18 November 2024 14:32
112 Tahun Muhammadiyah, Ini Sejarah dan Peran Besar untuk Bangsa
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. (Dok. Muhammadiyah)

Kaltimtoday.co - Persyarikatan Muhammadiyah resmi berusia 112 tahun pada 18 November 2024. Perayaan Milad Muhammadiyah tahun ini digelar serentak oleh pengurus dari tingkat wilayah hingga ranting, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” puncak perayaan akan berlangsung bersamaan dengan Sidang Tanwir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 4-6 Desember 2024.  

Awal Berdirinya Muhammadiyah  

Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta, pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H), saat Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Tujuan awal pendirian organisasi ini adalah memadukan dakwah Islam dengan pendidikan modern yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum.  

Pada 1921, KH Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Sekolah ini awalnya beroperasi di salah satu ruangan di rumahnya dengan hanya sembilan santri. Dengan keterbatasan fasilitas, Ahmad Dahlan menggunakan hartanya sendiri untuk mendukung operasional sekolah, menunjukkan dedikasinya terhadap pendidikan.  

Nama Muhammadiyah dan Filosofinya  

Nama Muhammadiyah diusulkan oleh Muhammad Sangidu, murid sekaligus sahabat Ahmad Dahlan. Setelah melalui istikharah, nama ini disetujui oleh KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah bermakna "pengikut Nabi Muhammad," dengan harapan para anggota organisasi ini menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan utama.  

Tujuan lain dari pembentukan Muhammadiyah adalah memurnikan ajaran Islam sesuai Al-Qur'an dan sunnah Nabi. Organisasi ini juga menjadi wadah dakwah yang konsisten menegakkan tauhid.  

Pengakuan Hukum dan Perluasan Dakwah  

Dalam Anggaran Dasar yang diajukan ke Pemerintah Hindia Belanda, Muhammadiyah resmi berdiri pada 18 November 1912. Namun, pengakuan hukum baru diberikan pada 22 Agustus 1914. Meski telah berbadan hukum, ruang gerak Muhammadiyah tetap dibatasi oleh pemerintah kolonial.  

Pada 1917, dalam Kongres Boedi Oetomo di Yogyakarta, Ahmad Dahlan menyerukan agar Muhammadiyah tidak hanya berfokus di Yogyakarta tetapi berkembang ke seluruh Nusantara. Seruan ini menjadi tonggak perluasan dakwah dan pendidikan Muhammadiyah hingga ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah lainnya.  

Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah hingga wafat pada 1923. Kepemimpinan dilanjutkan oleh tokoh-tokoh seperti KH Ibrahim, KH Hisyam, KH Mas Mansyur, dan Ki Bagus Hadikusuma.  

Kontribusi Muhammadiyah untuk Bangsa  

Selama lebih dari satu abad, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya berjuang melawan penjajahan, Muhammadiyah juga aktif dalam membangun bangsa pasca-kemerdekaan melalui pendidikan, kesehatan, dan dakwah.  

Atas jasanya, KH Ahmad Dahlan diakui sebagai Pahlawan Nasional sejak 1961. Hingga kini, Muhammadiyah terus menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, berperan aktif dalam membangun kemajuan dan kemakmuran untuk semua.  

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya