Gaya Hidup

Apa Keutamaan Berdakwah? Ini Penjelasan Dalilnya

Dahlia Norjanah Norma Susanti — Kaltim Today 22 Maret 2024 14:01
Apa Keutamaan Berdakwah? Ini Penjelasan Dalilnya
Ilustrasi Dakwah (freepik.com)

Kaltimtoday.co - Berdakwah merupakan seruan mengajak kebaikan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Cara berdakwah yang baik dan benar sudah sejak zaman Rasulullah Saw di ajarkan dan di praktekkan oleh orang terkemuka dalam agama.

Mengajak kepada hal kebaikan adalah suatu hal yang sangat baik dan bernilai pahala, maka dari itu walaupun kita bukan seorang nabi, kita juga harus berdakwah sekurang - kurangnya untuk lingkungan sekitar atau yang paling terdekat.

Dilansir dari kemenag.go.id, yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa keutamaan dalam berdakwah, di antara adalah sebagai berikut.

1. Mengikuti Jejak Rasulullah 

Para rasul memiliki peran penting yang ditugaskan oleh Allah untuk mengajak umat manusia kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Dalam ajaran Islam, tugas utama para rasul adalah memperkenalkan keesaan Allah dan menyeru manusia untuk menyembah-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu atau siapapun. Firman Allah dalam surah Yusuf ayat 108

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"."

Berdasarkan ayat di atas, Rasulullah diperintahkan untuk menegaskan bahwa jalannya dan jalannya para pengikutnya adalah untuk mengajak manusia kepada Allah dengan bukti yang jelas dan keyakinan yang kokoh. Rasulullah diberi tanggung jawab untuk membawa bukti-bukti yang meyakinkan akan kebenaran seruan ini, yang juga menjadi prinsip bagi mereka yang mengikuti jalan yang diajarkan oleh Rasulullah.

Imam Ibnu Katsir dalam penjelasannya menggambarkan bahwa seruan ini dilakukan dengan penuh keyakinan dan bukti yang nyata, sesuai dengan akal dan syariat Islam. Tugas ini tidak hanya terletak pada Rasulullah sendiri, tetapi juga bagi mereka yang mengikuti ajaran dan sunnahnya dengan kesaksian yang jelas dan keyakinan yang teguh. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surah Nuh ayat 5.

الَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا 

Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

Nabi Nuh memohon kepada Allah bahwa dia telah mengajak kaumnya baik di siang maupun malam hari, menegaskan kesungguhannya dalam menyampaikan pesan Allah kepada umat manusia.

Para rasul dan pengikut mereka memiliki tanggung jawab besar dalam mengajak manusia kepada kebenaran, dengan keyakinan yang kokoh dan bukti yang jelas, baik dalam kata-kata maupun tindakan mereka, sebagai bagian dari menjalankan ajaran dan sunnah Allah SWT.

2. Ahsanul a’mal (amal yang terbaik)

Allah mengungkapkan dalam surah Fushilat ayat 33 tentang keutamaan amal yang terbaik;

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Individu yang mengajak kepada kebenaran, melakukan amal saleh, dan menyatakan ketaatannya kepada Allah. Dalam penjelasan Imam Ibnu Katsir, konsep "ahsanul a'mal" tidak hanya mencakup perkataan yang baik, tetapi juga tindakan yang konsisten dan bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain yang mengikuti teladannya.

Orang yang melakukan "ahsanul a'mal" adalah mereka yang tidak hanya mengajarkan kebaikan kepada orang lain, tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak bertindak seperti orang-orang yang hanya berbicara tentang kebaikan tanpa mengamalkannya, atau yang melarang orang lain melakukan perbuatan buruk sementara mereka sendiri terlibat dalamnya.

Sebaliknya, mereka mengajak kepada kebaikan, menjauhi kemungkaran, dan mengajak manusia untuk kembali kepada jalan yang benar menurut petunjuk penciptanya. Konsep "ahsanul a'mal" mencakup keselarasan antara perkataan, tindakan, dan niat baik yang dilandasi oleh kepatuhan kepada Allah.

3. Al-hushulu ‘Ala Al-Ajri Al-‘Azhim (Memperoleh Balasan yang Besar)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan penegasan kepada Ali bin Abi Thalib tentang keutamaan memperoleh balasan yang besar dari Allah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Ahmad, Rasulullah menyatakan bahwa Allah akan memberikan petunjuk kepada seseorang melalui dakwah yang dilakukan oleh Ali, dan kebaikan yang dihasilkan dari itu lebih berharga daripada mendapatkan unta merah.

Rasulullah juga menegaskan kepada Ali bahwa pahala dari usaha yang dilakukan dengan kedua tangannya akan lebih bernilai daripada apapun yang disinari oleh matahari. Hal ini menunjukkan bahwa ganjaran dari usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam menyebarkan dakwah dan melakukan amal kebaikan akan lebih berharga daripada harta dunia dan segala isinya.

4. An-Najatu Minal ‘Azab (Menyelamatkan Dari Azab Allah Ta’ala)

Allah menegaskan dalam ayat Al-A'raf ayat 163-165 tentang pentingnya an-najatu minal 'azab

وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ ۙ لَا تَأْتِيهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (Al A'raf 163)

وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا ۙ اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ 

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. (Al A'raf 164)

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al A'araf 165)

Dalam ayat tersebut, Allah mengisahkan tentang Bani Israil yang melanggar perintah-Nya dengan berbuat fasik pada hari Sabtu, di mana ikan-ikan datang kepada mereka tetapi tidak pada hari-hari yang lain. Allah menguji mereka karena perilaku fasik mereka.

Ketika sebagian dari mereka memperingatkan orang lain tentang akibat buruk dari perbuatan mereka yang menyimpang, mereka ditanya oleh sebagian yang lain mengapa mereka melakukan itu. Mereka menjawab bahwa mereka ingin memiliki alasan di hadapan Tuhan mereka dan agar orang lain dapat bertakwa. Namun, ketika mereka melupakan peringatan tersebut, Allah menyelamatkan orang-orang yang menegur mereka dari perbuatan jahat, sementara orang-orang yang terus melakukan kefasikan dikenai siksa yang keras.

5. Wujudkan Masyarakat yang Bertakwa Kepada Allah

Bani Israil diingatkan tentang kisah sebuah kota yang dekat dengan laut, di mana mereka melanggar aturan pada hari Sabtu. Pada hari itu, ikan-ikan terdampar di permukaan air sebagai ujian bagi mereka karena perilaku fasik mereka. Sebagian dari mereka menegur orang lain yang berusaha menasehati agar mereka bertakwa kepada Allah, namun sebagian yang lain bertanya mengapa mereka melakukan itu, mengingat kemungkinan azab Allah yang keras.

Mereka yang menegur menjawab bahwa mereka ingin memiliki alasan di hadapan Tuhan mereka dan berharap agar orang lain dapat bertakwa. Namun, ketika mereka melupakan peringatan itu, Allah menyelamatkan orang-orang yang menolak melakukan perbuatan jahat, sementara orang-orang yang terus melakukan kefasikan dikenai siksaan yang keras. Dengan demikian, kisah ini menegaskan pentingnya menasehati orang lain untuk bertakwa kepada Allah sebagai bagian dari mewujudkan masyarakat yang penuh ketakwaan.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya