Samarinda
Berbekal Kartu JKN, Sugiati Jalani Pengobatan Kanker Kolon
Kaltimtoday.co, Samarinda – Keinginan untuk sembuh Sugiati (53) cukup besar, saat dinyatakan mengidap penyakit kanker kolon. Berbekal kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dan rujukan dari rumah sakit setempat ia beranikan diri untuk menempuh perjalanan melalui jalur darat dari Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara menuju RSUD AW Syahranie di Samarinda dengan waktu tempuh sekitar 17 jam.
Selama menjalani pengobatan ia memilih untuk menetap sementara di Samarinda karena jarak dan biaya tak memungkinkan untuk bola-balik. Saat ini ia tinggal di sebuah rumah singgah yang disediakan oleh lembaga swadaya masyarakat yang terletak tak jauh dari RSUD AW Syahrani.
Dalam seminggu, ia menjalani kemoterapi sebanyak dua kali yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Sugiati menceritakan setelah menjalani kemoterapi efeknya sangat terasa seperti mual, pusing, tenggorokan kering dan susan menelan, namun ia tetap paksakan untuk makan buah-buahan agar tidak terlalu lemas.
“Setelah kemo efeknya terasa sekitar sepuluh harian, tidak bisa makan, pokoknya nggak bisa ketelan apa-apa seperti orang hamil, pusing, gemeter, campur aduk tapi tetap saya paksa makan buah dan jus buah,” ungkap transmigran asal Ngawi ini.
Secara fisik ia merasa sehat, namun saat buang air besar (BAB) terasa susah dan terkadang bercampur dengan darah. Gejala tersebut sebenarnya telah ia alamami sejak tahun 2019 silam, bahkan sudah pernah dirujuk, namun ia masih mencari pengobatan alternatif.
“Waktu itu memang tidak ada biaya sama sekali, karena perjalanannya juga perlu biaya, akhirnya cari pengobatan herbal, namun belum kunjung ada perubahan, akhirnya ya gimana caranya diusahan musyawarah dengan keluarga, hampir saya jual tanah tapi syukurnya akhirnya ada keluarga yang membiayai perjalanan ke Samarinda,” terangnya.
Perasaan kaget dan sempat syok saat dirinya divonis menderita kanker kolon, namun setelah sampai rumah sakit ia bertemu dengan pasien yang menderita penyakit yang sama, bahkan ada yang lebih parah dengan dirinya hal tersebut membuatnya kembali untuk bersyukur.
“Saya masih bersyukur dikasih penyakit begini ada yang kanker usus dan kandungan, ada lagi yang kanker usus dan kista batu empedu, jadi saya ini merasakan sakit tapi masih banyak yang lebih parah dari saya. Kami sesama pasien saling memberikan semangat mudah-mudahan cepat sembuh,” tururnya.
Sugiati mengaku selama menjalani pengobatan menggunakan kartu JKN-KIS tidak ada biaya yang dikeluarkan. Ia juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, bahkan ia mengaku pada saat awal dirujuk ke rumah sakit RSUD AW Syahrani sempat dirawat di ruang VIP selama seminggu hari karena ruang kelas tiga penuh.
“Pernah saya ngobrol sama suami, kita ini punya hutang budi sama BPJS Kesehatan karena semua pengobat ditanggung, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tidak terbayang bila harus mengeluarkan biaya pribadi, jual tanah juga mungkin belum cukup,” ungkap Sugiati.
Ia berharap program JKN-KIS dapat terus berkelanjutan, karena orang-orang seperti dirinya sangat menghaparkan bantuan untuk menjalani pengobatan. Ia juga mengajak kepada masyarakat agar tidak ragu untuk menjadi peserta JKN-KIS karena manfaatnya jauh lebih besar dari iuran yang dibayarkan.
“Saya berharap program ini terus berkelanjutan, karena manfaatnya sangat saya rasakan terutama orang yang pas-pasan seperti saya, bagi masyarakat yang belum terdaftar jangan ragu mendaftarkan karena manfaatnya jauh lebih besar dari iuran yang dibayarkan,” tutupnya.
[EJ | RWT | ADV BPJS KESEHATAN]
Related Posts
- KRIS BPJS Kesehatan: Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Setara dan Berkualitas
- Aturan KRIS BPJS Kesehatan, Ini 12 Persyaratan Baru Kelas Rawat Inap Standar
- Apa Saja Kriteria Fasilitas KRIS? Perubahan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Per 30 Juni 2025
- Ketahui 19 Layanan Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan
- Klarifikasi BPJS Kesehatan Soal Sistem Antrean di RSUD AW Sjahranie