Advertorial

Dispusip PPU Dorong Pembentukan Kebiasaan Baca sebagai Budaya

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 05 Mei 2025 15:55
Dispusip PPU Dorong Pembentukan Kebiasaan Baca sebagai Budaya
Sekretaris Dispusip PPU, Aswar Bakri. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Minat baca sering kali dijadikan tolak ukur utama dalam menilai tingkat literasi masyarakat. Namun bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), konsep tersebut tak cukup untuk menjelaskan persoalan literasi secara utuh. 

Literasi, kata mereka, jauh lebih kompleks—dan lebih dalam—dari sekadar mengukur seberapa besar seseorang tertarik membuka lembar demi lembar bacaan.

"Kalau kita berbicara tentang minat baca, secara lebih luasnya sebenarnya itu kita bicara literasi secara umum. Sebenarnya berbicara tentang membaca itu bukan hanya minat baca yang perlu kita eksplor," ujar Sekretaris Dispusip PPU, Aswar Bakri.

Aswar menegaskan bahwa membangun budaya membaca tidak cukup hanya dengan menyediakan buku atau menargetkan peningkatan angka kunjungan perpustakaan. Ia menyebutkan bahwa minat baca—yang dalam istilah internasional dikenal sebagai reading interest—adalah sesuatu yang bersifat internal, dan tumbuh dari dalam individu.

"Minat baca (reading interest) itu merupakan sesuatu yang tumbuh dari dalam. Di luar itu, ada juga yang namanya kebiasaan (reading habit) atau kegemaran membaca," kata Aswar. 

Ia menjelaskan, meski seseorang memiliki minat membaca, tanpa kebiasaan yang konsisten, literasi tidak akan berkembang menjadi budaya.

Menurutnya, literasi seharusnya dilihat sebagai sistem nilai yang hidup dalam masyarakat. Sebuah kebiasaan membaca yang berlangsung terus-menerus, kata dia, perlahan akan menjelma menjadi budaya yang melekat dalam kehidupan sehari-hari, dari rumah tangga hingga institusi pemerintahan.

"Membaca ini yang diukur secara periodik oleh Perpustakaan Nasional. Ketika itu tumbuh, dia menjadi budaya, budaya baca atau reading culture," ungkapnya.

Dalam konteks lokal, Aswar menilai tantangan yang dihadapi tidak hanya soal ketersediaan buku atau akses ke perpustakaan, tetapi juga pada soal konsistensi menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini. 

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya