Advertorial

Dispusip PPU Siapkan Platform Digital, Audiobook dan e-Book Segera Diluncurkan

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 26 Mei 2025 11:44
Dispusip PPU Siapkan Platform Digital, Audiobook dan e-Book Segera Diluncurkan
Ilustrasi pola konsumsi baca meggunakan e-book. (Istimewa)  

Kaltimtoday.co, Penajam - Di tengah arus percepatan digitalisasi layanan publik, Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Penajam Paser Utara (PPU) mulai bersiap untuk masuk ke lanskap literasi digital secara lebih serius.

Tak sekadar menyediakan buku elektronik atau e-book, institusi ini bahkan tengah merancang layanan audiobook agar bahan bacaan bisa diakses dengan cara yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

"Kita sudah punya ancang-ancang, bahkan beberapa yang dikenal di Indonesia ini yang bergerak di bidang itu sudah kita temui, bagaimana membangun ini. Bukan hanya e-booknya saja, di dalamnya ada juga audiobook,"ujar Sekretaris Dispusip PPU, Aswar Bakri.

Menurut Aswar, langkah ini merupakan bagian dari evolusi layanan perpustakaan yang tak bisa dielakkan. Kebiasaan masyarakat dalam mengakses informasi dan bacaan telah berubah. Kini, membaca bukan lagi satu-satunya cara menikmati literatur.

Mendengarkan buku menjadi alternatif yang banyak diminati, terutama oleh generasi yang tumbuh di tengah kemudahan teknologi suara dan gawai.

Dispusip PPU, kata dia, telah menjalin komunikasi awal dengan sejumlah pengembang platform literasi digital berskala nasional. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat ketersediaan konten digital, baik dalam bentuk teks elektronik maupun narasi suara dari buku-buku pilihan.

"Jadi sebenarnya sama saja. Membeli buku, cuma kita membeli hak cipta bukunya. Itu langkah-langkah yang sudah sementara kita jalankan. Kita tinggal menunggu realisasinya saja," kata Aswar.

Ia menegaskan, kehadiran layanan digital ini bukan untuk menggantikan sepenuhnya buku fisik. Justru perpustakaan tetap mempertahankan koleksi cetaknya agar memenuhi keragaman preferensi pembaca.

Bagi sebagian besar warga, buku fisik masih menjadi pilihan utama dalam aktivitas membaca, karena menghadirkan pengalaman visual dan sentuhan yang tidak tergantikan oleh layar.

"Tapi artinya digitalisasi tidak meniadakan buku fisik. Tidak. Tetap ada. Jadi kalau kita ke perpustakaan tetap akan menjumpai deretan buku-buku," ujarnya.

Dispusip PPU memahami bahwa dalam memori kolektif masyarakat, perpustakaan masih identik dengan rak kayu, deretan buku, dan suasana hening yang khas. Meski paradigma baru sedang dibangun, wujud tradisional perpustakaan tetap dipertahankan sebagai ruang transisi yang akrab.

"Karena di memori kita kan sampai hari ini itu masih seperti itu. Ngomongin perpustakaan, pasti buku di atas buku-buku," tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya