Samarinda
Gelar Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-'Aisyiyah ke-48, UMKT Berupaya Tumbuhkan Kesadaran Jaga Kedaulatan
Kaltimtoday.co, Samarinda - Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) menggelar Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah-'Aisyiyah ke-48 pada Kamis (21/4/2022). Seminar tersebut mengambil tema "Menjaga Kedaulatan NKRI: Wilayah, Politik, dan Ekonomi".
Opening speech pada seminar ini menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) RI, Mohammad Mahfud Mahmodin sebagai keynote speech. Narasumber-narasumber berkompeten juga datang pada seminar ini. Mereka adalah Fadil Hasan, Yono Reksoprodjo, Bambang Setiaji, Yudi Nurul Ihsan, dan Imron Cotan Siregar.
Rektor UMKT, Bambang Setiaji kepada awak media menjelaskan bahwa, demi menjaga kedaulatan rakyat melalui mahasiswa UMKT, dimulai dari kesadaran. Selain kedaulatan di dalam bidang kemerdekaan wilayah, kedaulatan Indonesia di dalam bidang ekonomi, politik, dan kaitannya dengan berbagai negara masih sangat payah.
"Kita tidak berdaulat di negeri sendiri. Jadi, ini PR besar bagaimana menyadarkan mahasiswa dan bagaimana ke depan kita bisa lebih berdaulat," jelas Bambang mengenai tema seminar kali ini.
Dari seluruh beragam materi yang disampaikan, pihaknya berharap secara umum hal ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk memperbaiki posisi dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
"Supaya menjadi tuan di negeri sendiri. Jangan jadi penonton. Tapi memang ini jadi kerja berat dari semua sisi," lanjutnya.
Sementara itu, melalui siaran Zoom meeting, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyebut, ada harapan dan ekspektasi terhadap Indonesia agar kelak bisa menjadi negara yang diperhitungkan oleh negara lainnya di dunia.
"Insyaallah negara kita pada 2040-2050 akan jadi salah satu negara adikuasa di mana kita akan mendapat posisi terbesar setelah Tiongkok, Amerika Serikat, India, dan negara lainnya," jelas Anwar.
Dia berharap, pada tahun tersebut Indonesia bisa berbuat dan memberi peran serta mewarnai kehidupan global. Namun yang patut dipertanyakan adalah apakah era itu bisa datang dan terwujud. Secara pribadi, Anwar merasa khawatir jika seandainya situasi dan kondisi serta usaha dan upaya Indonesia dalam mengelola dan melindungi bangsa sendiri masih seperti sekarang.
"Oleh sebab itu, sebagai sebuah negara kita juga merasa perlu bahwa negara ini harus punya falsafah dan filosofis. Muhammadiyah melihat adalah kewajiban bagi kita untuk memegang teguh janji dan kesepakatan tersebut," tutupnya.
[YMD | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.