Nasional
Geopark Kebumen dan Meratus Masuk Daftar UNESCO Global Geoparks 2025

JAKARTA, Kaltimtoday.co - Dewan Eksekutif UNESCO secara resmi menetapkan 16 situs baru sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks, menjadikan total geopark dunia kini mencapai 229 yang tersebar di 50 negara. Penetapan ini menjadi bagian dari peringatan satu dekade terbentuknya jaringan geopark global yang didirikan pada 2015.
Dalam pengumuman resmi yang dirilis pada Kamis (17/4/2025), Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menyebut geopark bukan hanya kawasan lindung, tetapi juga simbol dari pembangunan berkelanjutan. "Melalui pelestarian warisan geologi, geopark menjadi mercusuar pembangunan berkelanjutan, konservasi, dan edukasi," ujarnya.
Enam belas situs baru yang masuk dalam daftar tahun ini berasal dari Tiongkok, Korea Utara, Ekuador, Indonesia, Italia, Norwegia, Korea Selatan, Arab Saudi, Spanyol, Inggris, dan Vietnam. Arab Saudi bahkan mencatat sejarah dengan dua geopark pertamanya.
Indonesia patut berbangga karena dua kawasan kembali masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks, yakni Geopark Kebumen di Jawa Tengah dan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.
Geopark Kebumen

Geopark Kebumen menonjol dengan kekayaan geologi berupa formasi batuan tertua di Pulau Jawa, khususnya di situs Karangsambung. Di sana, batuan dari dasar laut purba yang terbentuk jutaan tahun lalu terangkat ke permukaan, menjadi bukti nyata teori lempeng tektonik.
Selain nilai ilmiah, kawasan ini juga kaya akan nilai budaya dan ekonomi lokal. Tradisi menganyam daun pandan tetap lestari di kalangan masyarakat, sementara program edukasi seperti Jiemat Geopark memperkenalkan kearifan lokal kepada generasi muda. Upaya konservasi juga digalakkan, salah satunya melalui pendirian pos penyu di pantai Jogosimo dan sekitarnya.
Geopark Meratus
Sementara itu, Geopark Meratus mencerminkan sejarah tektonik yang kompleks sejak zaman Jurassic. Wilayah ini merupakan lokasi seri ofiolit tertua di Indonesia, sekaligus memiliki potensi kandungan berlian.
Geopark ini menjadi habitat penting bagi flora dan fauna khas, termasuk bekantan yang kini menjadi ikon Kalimantan Selatan. Upaya konservasi hutan bakau terus dilakukan demi kelangsungan spesies tersebut.
Meratus juga merupakan pusat kebudayaan lokal, tempat tinggal suku Banjar dan Dayak. Aktivitas seperti pasar terapung Lok Baintan dan teknik transportasi bambu "Balanting Paring" memperlihatkan harmoni antara alam dan budaya. Festival seperti Meratus Great Culture Carnival dan Festival Pasar Terapung menjadi bukti kekayaan budaya yang terus dilestarikan.
UNESCO menegaskan bahwa pengembangan geopark akan terus difokuskan ke wilayah dengan keterwakilan rendah, seperti Afrika dan negara-negara kepulauan kecil, melalui pelatihan dan pendampingan teknis.
[TOS]
Related Posts
- Beasiswa Gratispol untuk Kuliah di Luar Kaltim, Cek Kampus Prioritas dan Cara Daftarnya
- Skema dan Syarat Program Pendidikan Gratispol Kaltim, Cek Lengkapnya di Sini
- Pemprov Kaltim Siapkan Dana Rp5 Miliar untuk Reward Masyarakat Taat Bayar Pajak, Bapenda: Ada Hadiah Umroh hingga Motor Listrik
- Pemprov Kaltim Bakal Launching Program 'Gratispol' di Convention Hall Samarinda
- DBD di Kaltim Capai 1.375 Kasus, Dinkes Imbau Masyarakat Lakukan PSN Lewat 3M Plus