Politik
Hasil Survei DSI: Airlangga Berpotensi Kalahkan Prabowo di Pilpres 2024
Kaltimtoday.co - Pengamat Politik universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Febrian mengatakan, bahwa unggulnya Ketua Umum Airlangga dalam survei Dinamika Survei Indonesia (DSI) adalah hal yang wajar. Pasalnya Airlangga Hartarto merupakan sosok yang ideal saat ini maju sebagai Capres 2024 ketimbang Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
"Airlangga unggul di DSI itu karena dia sosok yang ideal ketimbang capres yang ada, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies," kata Febrian kepada wartawan, Selasa (20/12/2022).
Febrian menilai, syarat normatif PT itu tentu akan mengeliminir beberapa calon capres yang berpotensi.
"Syarat normatif PT saya pikir akan mengeliminir beberapa calon capres yang berpotensi. Nama yang beredar saat ini akan mengerucut pada beberapa nama," ujar Febrian.
Menurut dia, survey DSI sebagai salah satu tolok ukur parpol menentukan pilihan calon. Dia menyebutkan, bakal calon yang beredar punya ruang dan masyarakat yang pandai dapat memilah kepentingan pribadi dan negara, suprastruktur harus mendorong keberpihakan pemilihan bakal calon yang baik.
"Beberapa nama yang beredar akhirnya hanya akan tinggal beberapa nama saja. Kita harus menunggu sebentar," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Dinamika Survei Indonesia (DSI) Permadi Yuswiryanto mengatakan, tingginya keterpilihan Airlangga Hartarto punya hubungan yang kuat dengan tingkat optimis masyarakat dalam menghadapi perekonomian tahun depan yang diprediksi akan mengalami krisis global.
"Jadi Airlangga Hartarto punya hubungan yang kuat dengan tingkat optimisme masyarakat dalam menghadapi perekonomian 2023 yang diprediksi akan terdampak krisis global," ungkap Permadi Yuswiryanto.
Permadi menyampaikan, hasil survei DSI memperlihatkan masyarakat menolak jika Pemilu 2024 ditunda.
"Survei DSI menampilkan tentang masyarakat yang menolak Pemilu 2024 ditunda," kata Permadi.
Lebih lanjut, Permadi menjelaskan, Dinamika Survei Indonesia (DSI) telah melakukan penelitian yang mengungkapkan hasil survei mengenai persepsi masyarakat terhadap sejumlah isu nasional dan dinamika politik nasional.
Pembagian sampel menggunakan metode multistage random sampling dan penentuan jumlah sampel dihitung dengan menggunakan dengan tingkat kepercayaan 95% dan Margin of Error dengan toleransi 2,2 persen dan jumlah sampel yang diuji sebanyak 1.988 orang, yang sudah berusia 17 tahun dan tersebar di 34 provinsi. Penelitian dimulai pada 26 November hingga 10 Desember 2022.
Hasil pendapat masyarakat yang menyatakan "Saya puas dengan pelayanan dan kinerja pemerintahan Joko Widodo - Ma’ruf Amin dalam pemulihan ekonomi dan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan” yaitu 10,2% sangat puas dan 67,2% puas, sebanyak 10,4% tidak puas dan sebanyak 12,2 % sangat tidak puas.
"Dari sini dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat puas terhadap pelayanan dan kinerja pemerintahan selama era Pandemi Covid-19," ucapnya.
Selanjutnya, kata dia, perekonomian dunia diprediksi akan mengalami “kegelapan” pada 2023. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yang dikenal dengan istilah The Perfect Storm. Diantaranya seperti inflasi yang tinggi dan tak terkendali, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan perekonomian mulai dari kontraksi ekonomi yang menuju resesi ekonomi hingga stagflasi.
"Dalam penelitian ini diuji persepsi masyarakat terhadap optimisme masyarakat dalam menghadapi fenomena ekonomi global 2023 menuju resesi. Hasil survei menunjukan masyarakat Indonesia cenderung optimis dalam menghadapi kondisi ekonomi pada 2023. Hal tersebut terlihat dari 79,2% responden yang menganggap ekonomi mereka akan lebih baik tahun depan, dan hanya 20,8 yang pesimis," imbuhnya.
Tak hanya itu, persepsi tersebut didukung dengan keyakinan mereka dalam menghadapi ancaman ekonomi yang masing-masing mencapai 79,7% dan yang tidak yakin sebanyak 20,3%.
Jika dilihat berdasarkan jenis kondisinya, mayoritas responden menganggap pendapatannya dan keluarga akan lebih baik pada 2023. Hal tersebut disampaikan oleh 77,9% responden dengan alasan masyarakat optimis bahwa ketersediaan lapangan kerja pada tahun depan akan lebih baik.
Kemudian, berdasarkan temuan survei, sebanyak 82,2% responden menyatakan “tidak setuju” terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dengan alasan apapun. Hanya 8,4% responden yang mengaku “setuju” dan sebanyak 9,4% menjawab tidak tahu alias tidak dapat memberikan tanggapan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa alasan masyarakat tidak setuju pemilu ditunda sebanyak 55,6% masyarakat menyatakan bahwa Pemilu 2024 bisa memberikan dampak tumbuhnya perekonomian dan lapangan kerja. Sebanyak 20,8% menyatakan saatnya masyarakat bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari gelaran Pemilu 2024 seperti pada gelaran sebelumnya, sebanyak 23,6% sudah saatnya pemerintahan Jokowi diakhiri dan akan dikenang sebagai presiden yang dekat dengan rakyatnya.
Hasil penelitian ini juga mengungkapkan preferensi masyarakat terhadap partai politik yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini dengan pertanyaan terbuka terhadap 1.988 responden dan hasilnya Golkar menjadi partai yang paling banyak dipilih.
Rincinya sebanyak 15,1 persen, kemudian PDI Perjuangan dipilih sebanyak 14,3 persen, Gerindra 14,1 persen, Nasdem 6,3 persen, Demokrat 6,2 persen, PKS 6,1 persen, PKB 5,2 persen, Perindo 4,4 persen, PAN 3,9 persen, PPP 3,7 persen, dan partai lainnya digabungkan memiliki tingkat elektabilitas 2,9 persen, tidak tahu atau tidak menjawab 17,8 persen.
Dia menambahkan, hasil penelitian ini juga mengungkapkan preferensi masyarakat terhadap partai politik yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini dengan pertanyaan tertutup menggunakan kertas kuisioner terhadap 1.988 responden dan hasilnya Golkar tetap menjadi partai yang paling banyak dipilih yaitu sebanyak 17,4 persen.
Kemudian PDI Perjuangan dipilih sebanyak 15,2 persen, Partai Gerindra 14,9 persen, PKB 5,2 persen, Nasdem 6,5 persen, Demokrat 6,3 persen, PKS 6,1 persen, Perindo 4,7 persen, PAN 4,3 persen, PPP 4,1 persen, dan partai lainnya digabungkan memiliki tingkat elektabilitas 3,6 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab 10,2 persen.
Kriteria presiden 2024 menurut masyarakat yang diujikan pada 1.988 responden sebanyak 80,2 persen ingin presiden setelah Jokowi bisa melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah Jokowi dan harus dilanjutkan. Kemudian sebanyak 85,2 persen ingin presiden yang mengetahui apa yang diinginkan serta dibutuhkan oleh rakyatnya. Sebab Indonesia adalah negara besar. Oleh karena itu, jangan sampai sosok pemimpin atau presiden mendatang hanya sekadar duduk manis di Istana.
Karakter presiden yang diinginkan masyarakat tergambar dalam jawaban 1.988 responden. Sebanyak 87,2 persen menginginkan presiden yang memiliki inovasi kebijakan yang akan memperbaiki kualitas hidup banyak orang. Selain itu, anak muda menginginkan kebijakan inovatif sekaligus konkret mengatasi permasalahan.
"Misalnya, dalam lingkup G20, pertemuan ini pemimpin kita bisa menghasilkan pandemic fund, suatu upaya konkret untuk menyelesaikan pandemi. Kemudian sebanyak 89,6 persen menginginkan presiden yang memiliki karakter keberanian dan ketegasan dalam mengambil keputusan. Sehingga membuat dua karakter ini penting bagi pemimpin. Ini penting ketika Indonesia sedang menghadapi Covid-19, banyak kebijakan yang dibuat di tengah ketidakpastian. Pebisnis pun juga harus adaptif agar usahanya bertahan," katanya.
Selain itu, kata dia, mereka harus membuat penyesuaian. Itu semua membutuhkan keberanian dan ketegasan dalam mengambil keputusan, sehingga membuat dua karakter ini penting bagi pemimpin.
Dari hasil penelitian ini juga dihasilkan preferensi publik terhadap tokoh yang layak maju dan punya kans besar sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Dimana prasyarat seseorang bisa diusung sebagai capres harus mendapatkan dukungan dan didukung oleh partai politik.
Hasil jawaban 1.988 responden didapati tokoh tokoh tersebut adalah Prabowo Subianto dianggap oleh 88,9 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai capres 2024, Puan Maharani dianggap oleh 83,8 persen layak maju dan punya kans besar sebagai capres 2024, Airlangga Hartarto dianggap oleh 81,6 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai capres 2024, Muhaimin Iskandar oleh 60,6 persen responden dianggap layak dan punya kans maju sebagai capres 2024, Ganjar Pranowo dianggap oleh 40,9 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai Capres 2024, kemudian Anies Baswedan dianggap 40,7 persen.
Berikutnya, Agus Harimurti Yudhoyono dianggap oleh 30,8 persen layak dan punya kans maju sebagai capres 2024, Sandiaga Uno dianggap oleh 27,8 persen responden dianggap layak maju dan punya kans besar sebagai Capres 2024, Ridwan Kamil dianggap oleh 15,8 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai capres 2024, Moeldoko dianggap oleh 15,3 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai capres 2024, Gatot Nurmantyo dianggap oleh 13,1 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai Capres 2024, Erick Thohir dianggap oleh 12,9 persen responden layak maju dan punya kans besar sebagai Capres 2024.
Dari nama tokoh yang dianggap layak dan punya kans besar maju sebagai capres 2024, lalu ditanyakan secara terbuka dengan pertanyaan jika digelar pilpres hari ini, siapakah tokoh yang akan anda pilih, maka hasil jawaban dari 1.988 responden setelah ditabulasi, nama Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang paling tinggi tingkat keterpilihannya yaitu dipilih oleh 16,2 persen responden. Disusul Prabowo Subianto 15,3 persen, Anies Baswedan dipilih sebanyak 10,7 persen. Ganjar Pranowo 9,2 persen, Puan Maharani 6,3 persen, Andika Perkasa 5,1 persen, Gatot Nurmantyo 3,8 persen, Budi Gunawan 3,3 persen, Moeldoko 3,2 persen, Muhaimin Iskandar 1,6 Persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,2 persen, Sandiaga Uno 1,1 persen, Erick Thohir 1,1 persen, dan tidak memberikan jawaban sebanyak 21,9 persen.
Kemudian hasil preferensi publik terhadap pilihan tokoh sebagai presiden jika pemilihan presiden digelar hari ini dengan menggunakan simulasi daftar nama tokoh yang tertera dalam kertas kuisioner, maka hasilnya tokoh yang dianggap memiliki karakter dan kriteria sebagai presiden untuk meneruskan kepemimpinan Jokowi, maka pilihan 1.988 responden, Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang banyak dipilih sebanyak 23,6 persen, disusul oleh Prabowo Subianto yang dipilih oleh 20,1 persen responden.
Selanjutnya ada Anies Baswedan yang dipilih sebanyak 10,9 persen responden. Lalu Ganjar Pranowo yang dipilih oleh 9,8 persen responden, disusul Puan Maharani 6,7 persen dan selanjutnya Andika Perkasa yang dipilih oleh 5,6 persen responden.
Budi Gunawan 5,5 persen, Erick Thohir 2,7 persen, Muhaimin Iskandar 1,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,1 persen, Sandiaga Uno 1,1 persen dan yang tidak memberikan jawaban sebanyak 11,7 persen.
[TOS]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Rembuk Perempuan Pesisir Serukan Prioritas Air Bersih dan Sanitasi untuk Komunitas Pesisir
- Isran-Hadi Ajukan Gugatan Hasil Pilgub Kaltim ke MK, Refly Harun Jadi Kuasa Hukum
- Belajar dari Inggris: Indonesia Dorong Integrasi Energi Terbarukan di Sistem Kelistrikan
- Baca Puisi hingga Demo Masak, Cara Kelompok Aksi Pejuang HAM di Samarinda Sindir Pemerintahan Prabowo-Gibran
- DPK Kaltim Apresiasi Dinas Tanaman Pangan Raih Nilai Audit Kearsipan Terbaik