Nasional
Hetifah Dukung Sandi Uno untuk Prioritaskan Program Desa Wisata
Kaltimtoday.co, Jakarta - Komisi X DPR RI menggelar rapat awal 2021 dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekra). Rapat tersebut bertujuan untuk perkenalan Menteri Parekraf yang baru diangkat dan penyampaian program unggulan Kemenparekraf. Hadir secara fisik dalam rapat tersebut Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama jajaran Deputi Kemenparekraf.
Dalam kesempatan ini, Sandiaga Uno memaparkan rencana program unggulan Kemenparekraf. Secara garis besar, Kemenparekraf akan fokus pada inovasi terkait big data, adapatasi terhadap CHSE, dan kolaborasi antar kementerian dan lembaga terkait. Selain itu, desa wisata akan mendapatkan perhatian khusus dari Kemenparekraf. Banyak potensi desa wisata yang dapat digali, diantaranya untuk melestarikan lingkungan, menggerakkan UMKM, dan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourisme).
Menyambut Menparekraf baru, Hetifah Sjaifudian Wakil Ketua Komisi X DPR RI memberikan apresiasinya Hetifah mengaku, bangga Kemenparekraf kembali dipimpin oleh generasi muda. Generasi muda selalu penuh dengan ide segar dan gerak yang lincah. Harapan dia, Sandi Uno dapat menciptakan beragam inovasi yang cepat dan tepat sasaran dalam menyelamatkan sektor parekraf di TanahAir.
Sebagai Ketua Panja Pemulihan Pariwisata DPR RI Hetifah mendorong, dilaksanakannya pengumpulan data yang terintegrasi melalui big data. Dia menyebut, data yang reliable, terbarukan, dan akurat akan terus didukung penuh karena berfungsi sebagai kunci kebijakan yang tepat sasaran. Untuk mendapatkan data yang lengkap diperlukan kolaborasi berbagai pihak. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan komunitas/organisasi pelaku Parekraf harus terus dilibatkan dalam mengupdate data-data.
Selain itu, legislator dapil Kalimantan Timur ini juga sepakat dengan program desa wisata. Menurut Hetifah, dengan 10 kabupaten/kota, banyak sekali destinasi desa wisata yang eksotik di Kalimantan Timur yang belum diketahui masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, gerakan We Love Kalimantan pada program desa wisata dapat dilakukan, misal masyarakat Kalimantan Timur berwisata ke Kalimantan Barat atau Tengah. Sehingga memanfaatkan wisatawan lokal dan tidak memerlukan transportasi pesawat.
Hetifah Sjaifudian mengakhiri pendapatnya dengan catatan bagi proses profiling Desa Wisata.
“Sebenarnya, setiap daerah punya data potensi desa yang dapat dimanfaatkan untuk profiling Desa Wisata. Sayangnya, data tersebut banyak yang tidak update dan kurang relevan. Ke depannya, kita dapat kerjasama dengan Kemendes atau BPS untuk mengumpulkan data yang lebih dinamis, sehingga program one village one product menjadi tepat. Misal, mengapa Tasikmalaya fokus pada anyaman, mungkin karena bahan baku. Sedangkan daerah lain mungkin unggul karena geografinya. Jadi, profiling yang akurat sangat penting," pungkasnya.
[TOS]