DISKOMINFO BONTANG
Jeju dan Bontang Jajaki Kolaborasi Hijau, Rencanakan Hibah Rp155,9 Miliar untuk Proyek Pengelolaan Sampah
Kaltimtoday.co, Bontang - Pemerintah Provinsi Jeju, Korea Selatan, berniat memberikan dana hibah sebesar USD 9,3 atau setara Rp155,9 miliar ke Bontang untuk pengembangan sistem pengolahan sampah terpadu. Bontang dipilih karena kota ini dinilai cukup komitmen dalam pengelolaan sampah serta adanya kesamaan karakteristik dengan Jeju.
Professor of Department of Industrial and Applied Economics dari Jeju National University, Bae Sung Kim; yang merupakan rombongan Pemerintah Jeju mengatakan, kondisi Bontang saat ini mirip dengan Jeju dua dekade silam, ketika sampah jadi persoalan persoalan akut.
Namun dengan komitmen bersama, dipadu dengan pengembangan teknologi, akhirnya persoalan sampah di Jeju bisa tertangani. Kini, kata dia, Jeju sudah melangkah jauh. Bukan sekadar 3R atau reuse, reduce, recycle, Jeju bahkan sanggup menghadirkan ekonomi sirkular dari pengelolaan sampah hingga menghasilkan biogas. Ini yang coba dikembangkan jika nantinya Bontang menjalankan project ini.
"Kondisinya sama dengan Jeju sekitar 20 tahun lalu. Sampah penuh seperti yang ada di Bontang. Kami berharap dari kolaborasi ini sampah bisa tertangani," kata Bae Sung Kim kepada media usai gala dinner di Pendopo Rujab Wali Kota, Senin (3/11/2025) malam.
Economics dari Jeju National University, Bae Sung Kim; Director of Peace Diplomacy Division, Oh Gyun Kang; dan interpreter, Jo Myeong Suk. (Fitri Wahyuningsih/Kaltim Today).
Sementara, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni mengatakan, ini adalah kunjungan ketiga KOICA Indonesia, tim ahli dari Korea dan Pemerintah Provinsi Jeju. Kunjungan sebelumnya terjadi pada September 2024, Desember 2024 yang fokusnya mensurvei pre-feasibility dan finalisasi rencana impelementasi project. Sementara kunjungan kali ini untuk melihat lebih jauh proses pengelolaan sampah, mulai dari tingkat komunitas dan RT melalui bank sampah, pengelolaan proses sampah di Bontang Kuala, dan TPA Bontang Lestari.
"Kerja sama ini difasilitasi Kementerian Lingkungan Hidup karena ini sifatnya G2G, Government to Government. Makanya ini pertama kali (di Indonesia) difasilitasi [Kementerian] Lingkungan Hidup," kata Neni.
Bontang ditarget jadi pilot project pengelolaan sampah Jeju perdana di Indonesia, selain karena kesamaan kondisi dua daerah, Bontang yang pernah mengajukan proposal, juga karena inisiatif pengelolaan sampah yang sudah dijalankan. Misalnya bank sampah di tingkat RT, Gerakan Sampahku Tanggung Jawabku (Gesit) di tiap acara. Dan terpenting, sejak dulu Bontang sudah terapkan metode sanitary landfill di TPA, ketika daerah lain masih gunakan open dumping.
"Mereka lihat Bontang sejak 2008 sudah sanitary landfill, inisiatif kita dalam pengelolaan lingkungan cukup banyak. Makanya itu dilihat," bebernya.
Adapun dari dana hibah Rp155,9 miliar itu, tidak berbentuk dana yang diberikan ke Pemkot Bontang. Tapi berupa pelatihan, pendampingan, membangun fasilitas atau teknologi yang mengolah sampah jadi energi biogas, hingga pembangunan fasilitas pemilahan dan pengemasan sampah daur ulang.
"Semoga yang ada di Jeju bisa dikembangkan juga di Bontang. Tentu ini kepercayaan luar bisa yang harus kita jaga," harapnya.
[ADV DISKOMINFO BONTANG]
Related Posts
- Atap Sekolah TK Yapim Tersapu Angin, BPBD Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Selasa, 4 November 2025
- Konsleting Listrik di Pujasera Hop 1 Satimpo, Disdamkartan Bontang Bergerak Cepat Amankan Lokasi
- Purna Tugas, Sekda Aji Erlynawaty Dikenang Usman sebagai Sekda Terbaik Bontang
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Senin, 3 November 2025









