Samarinda
Jelajah Sungai Mahakam Diminati, Wacana Pembangunan Dermaga Wisata Dipertimbangkan
Kaltimtoday.co, Samarinda - Rencana pembangunan dermaga wisata di kawasan Sungai Mahakam telah dibahas. Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim pun telah menyampaikan Detail Engineering Design (DED) ke Pemkot Samarinda.
Analis Bidang Pelayaran Dishub Kaltim, Rudianto mengungkapkan bahwa, rencana membangun dermaga wisata ini karena melihat adanya potensi pariwisata. Sekaligus untuk mendorong transformasi ekonomi dari industri ekstraktif ke sektor ekonomi kreatif.
"Kami survei, dari Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda mengatakan ada potensi. Kami melakukan studi kelayakan dermaga, karena existing sudah ada kan," bebernya kepada awak media.
Rudianto menjelaskan, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengarahkan agar rencana pembangunan dermaga itu menjadi grand design atau desain komprehensif dari penataan Sungai Mahakam. Sebab pemkot yang akan melakukan penataan di sisi Sungai Mahakam.
"Kami belum tahu kapan dibuatnya. Kami akan lihat anggaran dan segala macamnya. Pun mengintegrasikan dengan perencanaan Samarinda. Jadi tidak boleh sepihak, harus klop," lanjutnya.
Diketahui, pembangunan dermaga diperkirakan akan menghabiskan dana sebanyak Rp 50 miliar. Dari DED yang disampaikan Dishub Kaltim, dermaga tersebut rencananya akan dibangun di depan Masjid Raya Darussalam, Jalan Abdullah Marisie, Pasar Pagi, Samarinda Kota.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata Dispar Samarinda, Agnes Gering Belawing mengungkapkan bahwa, pembangunan dergama wisata itu merupakan peluang yang besar. Khususnya untuk destinasi wisata jelajah Sungai Mahakam. Sebab salah satu unggulan pariwisata Samarinda adalah itu.
"Dengan adanya wacana ini, kami harapkan ke depannya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang ke Samarinda. Ini masih dikaji," beber Agnes.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan adanya kemacetan. Sebab, jangan sampai dengan pembangunan dermaga malah akan menambah kemacetan. Lebih lanjut, Agnes menjelaskan bahwa dermaga wisata sudah pasti berbeda dengan dermaga pelabuhan pada umumnya.
"Dermaga wisata itu harus mengakomodir amenitas, aksesibilitas, atraksinya, itu harus tercakup semua. Amenitas itu misal, toilet harus bertaraf internasional. Ada kriteria sendiri. Lalu ada kulinernya seperti kafe, penjualan souvenir," lanjut Agnes.
Intinya, ketika dermaga wisata berhasil dibangun, diharapkan semua masyarakat bisa mengunjunginya. Bukan sekadar ketika ingin menjelajahi Sungai Mahakam, namun dermaga bisa jadi destinasi wisata pilihan.
2022 mendatang, pembahasan dan diskusi lebih lanjut serta serius akan terus bergulir. Nantinya, Dispar Samarinda juga akan menyampaikan data-data terkait jumlah kunjungan wisatawan yang menaiki kapal-kapal wisata.
"Kira-kira dari data itu, sesuai tidak untuk membangun dermaga semegah itu dan bertaraf internasional. Memadai tidak dengan jumlah kunjungan sekian," bebernya.
Bicara soal jumlah wisatawan yang menaiki kapal wisata, memang mengalami kenaikan signifikan. Namun, pada 2020 sempat ada penurunan karena pandemi dan akses kapal wisata ditutup. Ditegaskan Agnes, wisata jelajah Sungai Mahakam mempunyai potensi dan daya tarik luar biasa.
"Jumlah unit kapal wisatanya bisa bertambah. Kemudian, dermaganya tidak hanya 1 tapi harus ada di spot-spot yang disinggahi. Seperti ke Kampung Tenun, Kampung Ketupat, Masjid Tua, atau ke restoran di sepanjang Sungai Mahakam," beber Agnes.
Spot-spot tersebut juga nantinya diharapkan bisa memiliki halte atau dermaga apung untuk memudahkan singgahnya kapal-kapal wisata dari dermaga utama.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengungkapkan bahwa, pihaknya menyarankan agar pembangunan dermaga wisata dilakukan secara tidak parsial. Tapi menyatu dengan konsep penataan Tepian Mahakam secara keseluruhan. Dirinya juga berterima kasih dengan ide dari Pemprov Kaltim untuk bangun dermaga wisata. Namun mesti komprehensif.
"Pemkot Samarinda sedang memproses penyusunan konsep dan DED untuk penataan Tepian Mahakam yang holistik. Dan dermaga wisata itu adalah salah satu di antara isi dari DED penataan secara holistik itu," ungkap Andi.
Dipilihnya lokasi pembangunan dermaga wisata di depan Masjid Raya Darussalam menuai perbedaan pendapat dengan pemkot. Sebab belum dibangun dermaga wisata saja, kondisinya sudah macet.
"Pemkot sedang berjalan, provinsi punya ide begini. Nanti akan ketemu, kalau sudah selesai akan dilihat. Yang diinginkan Pemkot bukan hanya bangun dermaga, tapi penataan secara keseluruhan. Dari ujung ke ujung," tambah Andi.
"Konsep ini sementara silakan saja dulu kembangkan. Mereka 1 tema mau bangun dermaga. Sementara kami penataan secara holistik. Di dalamnya sudah termasuk dermaga juga," lanjutnya.
Titik temunya kemungkinan ada pada Maret 2022 mendatang. 2022 ini nanti juga masih masuk di perencanaan hingga DED-nya. Jika sudah selesai, pun penetapan lokasi dermaga wisata sudah ada, barulah Pemkot akan menyampaikannya ke Pemprov. Jika anggaran sudah ada, Pemprov bisa membangunnya sendiri atau menyerahkan pembangunannya ke Pemkot juga bisa. Sedangkan fisiknya akan dimulai pada 2023.
[YMD | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.