Daerah

Kasus Kekerasan di Kaltim Tembus 916 hingga Agustus 2025, DP3A Minta Pencegahan Ditingkatkan

Network — Kaltim Today 27 September 2025 07:22
Kasus Kekerasan di Kaltim Tembus 916 hingga Agustus 2025, DP3A Minta Pencegahan Ditingkatkan
Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita. (Dok. Diskominfo Kaltim)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Jumlah kasus kekerasan di Kalimantan Timur (Kaltim) masih mengkhawatirkan. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kaltim, tercatat 916 kasus kekerasan terjadi hingga 31 Agustus 2025.

Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita, menyebutkan bahwa angka tersebut setara dengan rata-rata 114 kasus setiap bulan, atau sekitar 3–4 kejadian setiap hari.

“Jumlah korban yang terdata mencapai 936 orang. Artinya, per bulan ada sekitar 123 korban, atau 4–5 orang per hari yang mengalami kekerasan. Itu pun hanya yang tercatat, kemungkinan angka di lapangan lebih besar,” jelasnya usai Rapat Kerja Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Hotel Puri Senyiur, Samarinda, Rabu (24/9/2025).

Soraya menjelaskan, pada 2024 jumlah kasus sempat menurun dari 1.108 kasus menjadi 1.002 kasus, berkurang sebanyak 116 kasus. Namun tren di 2025 menunjukkan angka yang masih tinggi. Kota Samarinda menjadi wilayah dengan laporan kasus kekerasan tertinggi, salah satunya karena akses pelaporan lebih mudah dibanding daerah lain.

Menurutnya, tingginya kasus kekerasan tidak hanya menjadi persoalan statistik, tetapi juga menuntut keseriusan dalam penanganan dan pencegahan.

“Kasus hingga Agustus sudah 916, padahal masih triwulan kedua. Perhatian kita tidak hanya pada penanganan, tetapi juga harus memperkuat pencegahan,” tegasnya.

Ia menambahkan, bentuk kekerasan yang terjadi sering kali menimbulkan penderitaan fisik maupun psikis, sehingga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, seluruh pihak perlu terlibat dalam pencegahan.

“Penanganan tidak bisa hanya dibebankan ke pemerintah. Kepedulian masyarakat untuk melaporkan maupun mencegah kekerasan di lingkungan sekitar sangat penting agar angka kasus bisa ditekan,” pungkas Soraya.

[RWT] 



Berita Lainnya