Samarinda
Kejar Target Indeks Kualitas Air Sungai di Samarinda

Kaltimtoday.co, Samarinda - Di bidang lingkungan, Samarinda punya target yang harus segera diselesaikan. Salah satunya kualitas air.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda saat ini sudah menetapkan sejumlah titik sampel untuk mengetahui kualitas air sungai di Samarinda.
Spesifiknya, ada 20 titik sampel di beberapa lokasi. Beberapa di antaranya Sungai Mahakam, Sungai Karang Mumus, Sungai Karang Asam Besar, dan Sungai Karang Asam Kecil.
Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Samarinda Rosana mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian Pembangunan (P3E) Kalimantan, DLH Kaltim, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Hal itu dilakukan agar nilai indeks kualitas air (IKA) sejalan antara pusat, regional, provinsi, dan daerah.
"Ada beberapa penetapan dari KLHK, nilainya lumayan tinggi untuk Samarinda. Kami harus menaikkan, tapi bertahap. Kami punya 20 titik sampel. Nanti KLHK yang menetapkan titik mana saja yang jadi prioritas. Kami menilai IKA masing-masing lokasi," kata Rosana.
Sejauh ini, 20 titik sampel itu dimasukkan DLH Samarinda. Sebab KLHK baru saja membuat aplikasi indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH). Nanti KLHK lah yang akan memverifikasi data.
"Pengambilan sampel pertama April. Kemudian pengambilan kedua Juli. Nilainya belum keluar. Diperkirakan akhir Agustus nanti terlihat untuk semester pertama," katanya.
Umumnya, nilai yang baik berada di atas angka 50. Namun, diakuinya untuk naik ke 40 saja sulit. Sebab ada perubahan perhitungan dari penentuan KLHK. Begitu juga parameter kunci. Kerap berubah.
KLHK memasang target nilai IKA untuk Samarinda adalah 59. Artinya, banyak hal yang harus dilakukan DLH Samarinda. Baik secara kualitas yang berkenaan dengan pengendalian pencemaran yang masuk ke sungai, maupun menjaga secara kuantitas.
"Maksudnya untuk debit aliran airnya juga harus diperhatikan. Supaya sumber airnya itu tetap bagus dan kuantitas debit airnya tetap tinggi. Jadi otomatis kita harus menjaga daerah hulu, untuk daerah resapan," lanjutnya.
Secara umum, tingkat kualitas air sungai di Samarinda masuk ke kategori antara cemar sedang dan cemar ringan. Namun di beberapa lokasi, bisa terjadi cemar berat pada saat tertentu.
Sebenarnya, sungai yang bagus itu ketika terjadi musim hujan atau kemarau airnya bakal tetap stabil. Namun jika debit airnya kecil, otomatis kemampuannya akan jauh untuk memurnikan bahan pencemar yang masuk ke dalam air.
"Kalau melihat kondisi sungai di Samarinda, kebanyakan karena limbah domestik yang masuk. Kemudian kegiatan di sepanjang sungai. Sehingga banyak sumber-sumber pencemar masuk ke sungai tanpa filter," pungkasnya.
[YMD | TOS | ADV DLH SAMARINDA]
Related Posts
- Diduga akibat Mesin Mati, Kapal Sabuk Nusantara 89 Tarbrakan dengan Tongkang Batu Bara di Muara Sungai Mahakam
- Senang CFD? Beli Nike Pegasus Easyon di Promo 8.8 Agustus 2025 Sport Hype Blibli
- Unmul Minta Maaf Soal Aksi Balik Badan Mahasiswa FKIP di PKKMB, Seno Aji: Bukan Ditujukan ke Pemprov
- Matangkan Skema Parkir Berlangganan, Dishub Samarinda: Bakal Ada Kartu dan Stiker Khusus
- PKL Liar hingga Bekas Fire Station Dibongkar, Satpol PP Temukan Lem hingga Alat Kontrasepsi