Kukar
Kembali Dihelat, TIFAF 2022 Jadi Momentum Kebangkitan Kukar Setelah 2 Tahun Pandemi
Kaltimtoday.co, Tenggarong - Setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19, tahun ini perhelatan Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF) kembali digelar.
Kegiatan bertajuk festival seni nusantara itu bakal menghadirkan berbagai kesenian lokal, nasional, hingga dunia.
TIFAF tahun ini akan diikuti peserta dari 8 negara, 11 provinsi, 10 kabupaten/kota di Kaltim, dan 18 kecamatan se-Kutai Kartanegara.
8 negara yang berpartisipasi meliputi Bulgaria, Taiwan, Korea Selatan, North Cyprus, Peru, Romania, Turki, United Arab Emirates (UAE), dan Venezuela.
Kepala Dina sPariwisata Kukat Slamet Hadiraharjo mengatakan, TIFAF diawali dengan kirab budaya pada pukul 08.00 Wita. Peserta kirab berasal dari 10 kabupaten.kota di Kaltim dan 18 kecamatan di Kukar.
"Kirab menampilkan kesenian masing-masing daerah. Masyarakat dipersilahkan untuk menonton dan menyaksikan," ujar Slamet.
Kirab dimulai dari depan parkiran Pulau Kumala. Kemudian menuju jembatan besi, lalu masuk ke area kedaton Kutai Kartanegara. Peserta kirab menampilkan kesenian di hadapan tamu undangan
Selama kirab budaya ini, masyarakat diminta untuk menjaga protokol kesehatan dan ketertiban selama kegiatan berlangsung.
Adapun pembukaan resmi TIFAF bakal digelar pada malam harinya, pukul 20.00 Wita di Taman Kota Raja kawasan Central Bussiness District (CBD).
Berikut rundwon resmi TIFAF 2022:
[TOS]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Jadwal Lengkap Kukar Festival Budaya Nusantara 2024 10-13 Juli
- Selama 6 Hari, Kukar Festival Budaya Nusantara Tampilkan Kesenian Lokal di 3 Lokasi
- Camat Tenggarong Minta Peserta MTQ Tampilkan yang Terbaik
- MTQ Tingkat Kecamatan Tenggarong Bakal Berlangsung Awal Mei 2024
- Dampak Globalisasi terhadap Pola Konsumsi dan Nilai Budaya di Indonesia