Opini

Kepiawaian Sang Pencerah

Kaltim Today
18 November 2021 14:32
Kepiawaian Sang Pencerah
Masykur Sarmian, Komisi I DPRD Kaltim, Ketua Majelis Tabligh PWM Kaltim (1995 - 2000), Ketua DPD IMM Kaltim (1992 - 1995).

Oleh : Masykur Sarmian, Komisi I DPRD Kaltim, Ketua Majelis Tabligh PWM Kaltim (1995 - 2000), Ketua DPD IMM Kaltim (1992 - 1995).

Kebangkitan Muhammadiyah merupakan titik tonggak sejarah pembaharuan, sekaligus sebagai jawaban umat Islam Indonesia terhadap penindasan imperialisme modern.

Ketika Bangsa kita sedang susah-payah menegaskan eksistensinya, membela hak-hak rakyatnya, memperjuangkan harkat dan martabat bangsa, tanpa pernah takut oleh kokangan senjata kompeni yang taruhannya mati atau menjadi pesakitan (kompeni) ketika itu.

KH Dahlan pelan tapi pasti mendirikan Perkumpulan Muhammadiyah tepatnya pada 18 November 1912 M.

Sebagai organisasi yang menisbatkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW, pastilah tidak akan lepas dari perhatian dan pantauan penjajah saat itu, karena tidak harus diberitahu pun kita mengerti bahwa salah satu misi penjajah adalah ekspansi peradaban, kebudayaan dan agama.

Kecerdasan Kyai Haji Ahmad Dahlan terlihat, ketika beliau membawa Muhammadiyah fokus pada misi pencerahan, yang terakumulasi dalam gerakan pengajian, sosial, kesehatan dan pendidikan.

Kenapa beliau sangat konsen di empat bidang tersebut. Karena dengan cara ini beliau meyakini bahwa usaha mempertahankan tanah air, bangsa dan agama akan bisa direalisasikan.

Lewat pengajian beliau bekali murid-muridnya agar memiliki Iman yang kokoh dan keyakinan yang mantap untuk siap menghadapi resiko apapun melawan kaum penjajah dalam rangka mempertahankan tanah air dan tumpah darah Indonesia.

Dengan amal diharapkan murid-muridnya memiliki kepercayaan diri dan keberanian yang luar biasa melawan penjajah, dengan tekad yang membaja, semangat yang menyala diikuti semboyan Isy Kariman Aw Mut Syahidan

Di bidang kesehatan, beliau sangat sadar bahwa sangat tidak mungkin tugas perjuangan yang berat tersebut diemban oleh para kader dan ummat yang lemah secara fisik dan sakit-sakitan. Karena salah satu syarat kemenangan dalam perjuangan membutuhkan kekuatan dan kesehatan para pengembannya.

Dibidang sosial, dalam segenap keterbatasan kala itu, beliau mendirikan Panti Asuhan, Panti Jompo dan lain-lain, karena beliau tahu bahwa titik paling rawan program kristenisasi dan westernisasi di kalangan umat adalah memanfaatkan sisi kemiskinan ini. Lewat program ini sesungguhnya beliau sedang membentengi aqidah umat. Mengingat,

كاد الفقر ان يكون كفرا

"Hampir saja kefakiran menyebabkan orang bisa menjadi kufur".

Di bidang ekonomi kepada para kadernya, beliau menaruh perhatian pada bisnis kemandirian, semua sektor usaha beliau masuki termasuk UMKM, makanya dakwah beliau bisa masuk dan diterima oleh pengusaha batik dan lain sebagainya, dan Muhammadiyah dapat tumbuh berkembang tanpa bergantung uluran tangan dari pemerintah Hindia Belanda dan Jepang.

Di bidang pendidikan, beliau fokus mendirikansekolah-sekolah dengan segala keterbatasannya. Lewat pendidikan ini tercerahkan pemikiran kadernya ready for use untuk dipersiapkan memasuki sektor apapun dalam memperkuat peran pembangunan dan pembelaan terhadap nasib bangsa.

Tanpa disadari oleh kaum penjajah ketika itu, dalam tempo 5 hingga 10 tahun pelan tapi pasti Muhammadiyah memberi pengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sinar Mentari itu telah mampu memancarkan cahayanya ke segenap penjuru bangsa Indonesia dan membangunkan jiwa-jiwa yang terlelap tidur untuk bangun dan berdiri, melawan para penjajah yang kejam itu.

Karena setelah itu gerakan perlawanan kepada penjajah mulai muncul dimana-mana. Baik dalam skala daerah maupun nasional, walau secara defacto saat itu telah lahir Budi Utomo. Tapi kepiawaian Kyai Dahlan adalah bahwa Muhammadiyah yang didirikan bukan untuk missi politik tapi efeknya begitu terasa dari sebuah kekuatan politik dan partai politik sekalipun, hingga Muhammadiyah punya peran yang luar biasa dalam ikut menghantar bangsa ini mencapai kemerdekaannya.

Kini di usianya yang sudah 109 tahun, Alhamdulillah Muhammadiyah tetap Tua-Tua Keladi (Makin Tua, Makin Menjadi).

Menjadi-jadi dalam pengajiannya, ribuan amal sosialnya, ribuan sekolah dan perguruan tingginya serta ratusan rumah sakit dan lain-lain. Terpatri semangat fastabiqul khairat, berlomba-lomba untuk meraih keunggulan komparatif.

Semua ini tentu tidak bisa dilepaskan dari semangat pendiri Muhammadiyah, Kyai Dahlan Sang Pencerah yang terkenal sangat ikhlas, yang telah mendedikasikan dirinya dalam amal perjuangan, rela berkorban dengan jiwa raga dan harta bendanya demi memajukan bangsanya.

Semua ini wajib disyukuri dan menjadi teladan bagi kita semua generasi pelanjutnya.

Mari sama-sama berdoa semoga beliau sekarang telah istirahat di surga-Nya dalam suasana penuh kebahagiaan, telah menikmati hasil jerih payah atas Ilmu amal bermanfaatnya terutama ilmu dan warisan pemikiran yang mengalirkan pahala terus menerus tanpa henti.

Semoga kita semua bisa meneladani beliau. Selamat Milad Muhammadiyah ke 109 tahun, 18 November 2021.(*)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

 



Berita Lainnya