Nasional

Ketahui 7 Peristiwa Penting di Bulan Syaban: Mulai dari Perubahan Arah Kiblat hingga Turunnya Perintah Puasa

Dahlia Norjanah Norma Susanti — Kaltim Today 21 Februari 2024 09:00
Ketahui 7 Peristiwa Penting di Bulan Syaban: Mulai dari Perubahan Arah Kiblat hingga Turunnya Perintah Puasa
Kegiatan Haji. (Pexels)

Kaltimtoday.co - Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Syaban termasuk dalam  bulan mulia yang memiliki banyak peristiwa bersejarah islam.

Perlu diketahui, banyak sekali amalan yang bisa dilakukan untuk menambah amal ibadah di bulan Syaban. Lantas, apa saja peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban. Simak informasi lengkapnya berikut ini.

1. Perpindahan Arah Kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram

Salah satu momen bersejarah dalam sejarah Islam adalah perubahan arah kiblat, yaitu arah yang dijadikan rujukan oleh umat Muslim ketika melaksanakan ibadah salat. Awalnya, kiblat ditetapkan menghadap Baitul Maqdis di Masjidil Aqsa, kemudian berubah menjadi arah Ka'bah di Masjidil Haram.

Peristiwa ini menjadi sangat penting karena sebelumnya umat Muslim diwajibkan salat menghadap Baitul Maqdis, yang menyebabkan sindiran dan ejekan dari umat Yahudi terhadap kaum Muslimin. Nabi Muhammad SAW, sebagai pemimpin umat, dengan sabar menanti perintah Allah SWT untuk mengubah arah kiblat tersebut, Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 144:

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Arab-Latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah, wa innallażīna ụtul-kitāba laya'lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ya'malụn

Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Pergeseran arah kiblat ini tidak hanya sekadar perubahan fisik, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Hal ini menunjukkan kemandirian umat Islam dalam menegakkan ajaran agamanya serta menghilangkan kemungkinan perselisihan dengan umat lain. Keputusan tersebut juga menegaskan bahwa ketaatan kepada Allah SWT lebih utama daripada pertimbangan politik atau sosial.

2. Turunnya Perintah Berpuasa di Bulan Ramadhan

Bulan Sya'ban, bulan yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan, menjadi saksi turunnya perintah bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 menegaskan kewajiban tersebut kepada umat yang beriman: 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

Puasa Ramadhan bukanlah hanya sekadar menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Bulan Sya'ban pun memiliki kedudukan istimewa dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, dimana beliau seringkali menjalankan puasa sunnah di bulan tersebut.

Dalam riwayat yang disampaikan oleh Aisyah RA, tercatat bahwa Nabi Muhammad SAW kerap berpuasa di bulan Sya'ban dengan penuh kesungguhan. Karena itu, bulan ini menjadi momen yang penting bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri secara spiritual menghadapi bulan Ramadhan yang penuh berkah.

3. Anjuran Bersholawat dan Memberikan Salam kepada Rasulullah

Bulan Sya'ban juga diwarnai dengan anjuran kepada umat Islam untuk lebih sering bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW serta memberikan salam kepadanya. Sholawat bukan hanya sekadar doa, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan atas kedudukan beliau sebagai utusan Allah SWT.

Dalam Surat Al-Ahzab ayat 56 menjelaskan pentingnya bersholawat kepada Nabi, yang merupakan tindakan yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Dengan bersholawat, umat Muslim mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad di hari pembalasan nanti.

Surat Al-Ahzab Ayat 56:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

Arab-Latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā

Artinya : Dengan bersholawat, umat Islam juga dapat mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad di yaumul hisab kelak. Oleh karenanya, sholawat sangat dianjurkan khususnya selama beribadah.

Sholawat bukan hanya menjadi amalan yang dianjurkan, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mendapatkan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, bulan Sya'ban menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

4. Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban

Selain menjadi bulan penuh berkah, Sya'ban juga dikenal dengan malam Nisfu Sya'ban yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Malam tersebut diyakini sebagai malam di mana doa-doa dikabulkan, dosa-dosa diampuni, serta rahmat Allah SWT melimpah kepada umat-Nya.

Malam Nisfu Sya'ban menjadi momen yang sangat berharga bagi umat Islam untuk berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT. Rasulullah SAW telah menegaskan pentingnya malam ini dalam hadits-hadits yang disampaikan oleh para sahabatnya.

"Rasulullah bersabda: Sesungguhnya (rahmat) Allah mendekat kepada hambanya (di malam Nisfu Sya'ban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak" (HR at Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash).

Pada malam Nisfu Sya'ban, pintu-pintu surga dibuka, malaikat turun ke bumi, serta keputusan tentang nasib manusia untuk tahun mendatang ditentukan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan malam ini dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti sholat, berzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur'an.

5. Penyerahan Buku Catatan Amal Manusia Kepada Allah

Malam pertengahan bulan Sya'ban menjadi saat penting bagi umat Islam karena merupakan waktu di mana catatan amal manusia selama setahun ditutup dan diserahkan kepada Allah SWT. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa bulan Sya'ban adalah waktu di mana amal-amal manusia diangkat kepada Allah SWT.

Diriwayatkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid, "Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban? Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil 'alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa," (HR. An Nasa'i).

Ini adalah momen refleksi bagi setiap individu untuk mengevaluasi amal ibadah yang telah dilakukan selama setahun terakhir. Dengan demikian, bulan Sya'ban bukan hanya menjadi momen untuk merayakan berbagai ibadah, tetapi juga sebagai ajang introspeksi diri dan memperbaiki kualitas spiritual ke depannya.

6. Pernikahan Nabi Muhammad

Nabi Muhammad SAW melangsungkan pernikahan yang menandai ikatan suci dengan dua wanita mulia, yaitu Siti Hafshah dan Siti Juwairiyah. Pernikahan ini tidak hanya menjadi momen kebahagiaan bagi Nabi dan para istri, tetapi juga menjadi teladan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan berumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang.

7. Kelahiran Sayyidina Husein 

Bulan Sya'ban juga menjadi bulan yang dirayakan karena kelahiran Sayyidina Husein, cucu tercinta Nabi Muhammad SAW. Sayyidina Husein lahir pada tanggal 3 Sya'ban dan menjadi sosok yang sangat disayangi oleh Nabi serta umat Islam. Kelahirannya menjadi berkah tersendiri bagi keluarga Nabi dan merupakan anugerah besar bagi umat Islam.

Sayyidina Husein adalah hasil dari pernikahan yang dianggap suci antara Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad, dengan Sayyidah Aisyah, putri kesayangan Nabi. Kedudukan beliau dalam keluarga Nabi memberikan pengaruh besar dalam sejarah Islam dan membawa pesan-pesan kebaikan serta keadilan bagi umat.

Oleh karena itu, bulan Sya'ban tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan kebahagiaan dalam pernikahan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk mengenang kelahiran cucu tercinta beliau, Sayyidina Husein. Kedua peristiwa ini menggambarkan kehidupan yang penuh berkah dan rahmat, serta memberikan inspirasi bagi umat Islam untuk menjalani kehidupan yang penuh cinta, kasih sayang, dan keberkahan.

Itu tadi beberapa peristiwa di bulan Syaban yang memiliki peristiwa penting di dalamnya.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 



Berita Lainnya