Nasional
Khawatir Timbulkan Masalah, Warga Lokal Tolak Rencana Penempatan Pengungsi Rohingya di Pulau Galang
Kaltimtoday.co - Wacana penempatan pengungsi Rohingya di Pulau Galang, bagian dari Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau, telah menimbulkan beragam respons dari masyarakat setempat. Hal ini dipicu pernyataan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang merespons kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia.
Menurut Sony, seorang warga Pulau Galang yang enggan menyebutkan nama lengkapnya, wacana tentang pengungsi Rohingya telah menyebar luas di Pulau Galang, Pulau Rempang, dan Batam.
"Prinsip dasar kami bicara kemanusiaan sah-sah saja, tapi kehadiran Rohingya kami sangat menolak," ucap Sony dikutip dari VOA.
Ia menambahkan bahwa situasi di Pulau Galang dan sekitarnya saat ini tidak kondusif karena konflik terkait penolakan penggusuran.
Sony juga menegaskan penolakan keras masyarakat setempat terhadap penempatan pengungsi Rohingya.
"Semua orang tahu Rohingya seperti apa. Kenapa harus di sini? Kenapa harus di Indonesia? Kalau berbicara anak Indonesia kami menolak. Apalagi masyarakat Rempang-Galang dengan tegas kami menolak. Itu prinsip dasar kami," katanya.
Gunawan, warga Pulau Galang lainnya, juga menunjukkan keheranan dan ketidaksetujuannya terhadap wacana tersebut. "Kami di sini belum ada koordinasi dari pemerintah pusat, kenapa tiba-tiba direkomendasikan ke sini. Tanggapan saya ya jelas, tidak terima," ujar Gunawan. Ia menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan kembali rencana ini, mengingat potensi konflik dan kekacauan.
Dewi Purwanti, warga lainnya, juga menyuarakan penolakannya, menekankan dampak yang mungkin terjadi pada komunitas setempat. "Kami sempat baca berita dan mendengar isu-isunya seperti itu. Kami sebagai warga menolak karena pasti banyak dampak ke kita juga," ucapnya.
Rudi Panjaitan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota Batam, menegaskan bahwa pemerintah kota tengah menunggu arahan dari pemerintah pusat mengenai masalah ini.
"Kalau itu sudah ada kami akan melakukan koordinasi dengan setiap lini yang berkaitan dengan pengungsi itu baik dari Forkopimda, kecamatan setempat, dan masyarakat yang ada di sana," jelasnya.
Data dari UNHCR menunjukkan bahwa ada 1.684 pengungsi Rohingya yang telah memasuki Provinsi Aceh pada tahun 2023, tersebar di berbagai lokasi seperti Sabang, Banda Aceh, Pidie, dan Lhokseumawe. Jembatan Barelang, yang menghubungkan Kota Batam dengan Pulau Rempang dan Pulau Galang, menjadi titik fokus dalam isu ini, mengingat perannya dalam menghubungkan wilayah-wilayah tersebut.
[TOS]
Related Posts
- Tingkatkan Kualitas Riset, BRIDA Kaltim Gencar Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Perusahaan Luar Negeri
- Pj Gubernur Kaltim Soroti Penanganan Kasus Muara Kate, Akan Bangun Komunikasi dengan Polda dan 48 Inspektur Tambang
- Pj Gubernur Kaltim Umumkan Kenaikan UMSK 2025 di 7 Kabupaten/Kota, Kota Bontang Catat Upah Sektoral Tertinggi
- Sudah 30 Hari Kasus Muara Kate Tanpa Kejelasan, Koalisi Masyarakat Sipil Kembali Desak Pj Gubernur Kaltim Bertindak
- Dengar Aspirasi Petani Kaltim, Sarifah Suraidah Janji Perjuangkan Stabilitas Harga Pupuk