Daerah

Kilang Pertamina Balikpapan Capai Tonggak Baru, Flare HCC Resmi Menyala

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 07 Oktober 2025 11:45
Kilang Pertamina Balikpapan Capai Tonggak Baru, Flare HCC Resmi Menyala
Hydrocracking Complex (HCC) dengan penyalaan (start-up) flare milik Kilang Pertamina Balikpapan. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Balikpapan - PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) memulai tahapan commissioning unit Hydrocracking Complex (HCC) dengan penyalaan (start-up) flare sebagai bagian dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe. 

Penyalaan ini menandai kesiapan kilang untuk masuk ke fase uji coba peralatan menuju pengoperasian penuh. Flare merupakan cerobong tinggi untuk membakar kelebihan gas hasil proses pengolahan. 

Momen ini menjadi indikator penting dalam sistem keselamatan kilang agar gas sisa tidak mencemari udara. Dengan aktifnya flare HCC, Kilang Balikpapan semakin mendekati target peningkatan kapasitas, kualitas, dan kompleksitas operasional, yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Nyalanya flare bukan hanya tanda kesiapan kilang untuk beroperasi, tetapi juga komitmen kami menghadirkan energi yang lebih andal, aman, dan ramah lingkungan bagi bangsa,” kata Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman.

Flare HCC dibangun pada struktur yang sama dengan New Flare Balikpapan II (BPP II) yang telah beroperasi sejak 2021. Flare ini berdiri setinggi 145 meter di atas permukaan laut dengan pondasi baja tahan karat berdiameter 78 inci. 

Pemasangannya dilakukan dengan metode gin pole dan melibatkan Rope Access Technician (RAT) karena lokasi konstruksi berada di area perairan terbatas.

Flare HCC & BPP II menjadi satu-satunya flare di Indonesia yang dibangun di wilayah laut, tepat di sisi barat Kilang Balikpapan. Lokasi ini dipilih untuk menjamin keamanan dan dilengkapi sistem navigasi laut serta pembatas aktivitas kapal.

Seluruh tahapan dilakukan dengan penerapan prinsip Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) secara ketat. PT KPB melakukan uji sistem, pemantauan emisi, dan simulasi skenario darurat dengan dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga keselamatan.

“Keberhasilan ini adalah hasil sinergi pekerja KPB, kontraktor, dan dukungan masyarakat sekitar. Dengan berkolaborasi, kita bisa menghadirkan kilang modern yang membawa manfaat besar bagi masyarakat dan bangsa,” pungkas Asep. 

[RWT] 



Berita Lainnya