DPRD KALTIM
Koperasi Merah Putih Jadi Peluang Besar Penggerak Ekonomi Desa di Kaltim
Kaltimtoday.co, Samarinda - Upaya pemerintah pusat mendorong lahirnya Koperasi Merah Putih dinilai dapat menjadi momentum baru dalam penguatan ekonomi desa di Kalimantan Timur.
Anggota DPRD Kaltim, Salehuddin, menyebut koperasi memiliki peluang besar menjadi instrumen strategis dalam memaksimalkan potensi lokal hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi, tetapi sarana pemberdayaan masyarakat yang mampu menjembatani pelaku usaha kecil dengan akses permodalan serta membuka peluang usaha baru.
“Saya melihat potensi Koperasi Merah Putih ini sangat besar untuk dikembangkan. Terlebih dukungan pembiayaannya dari kementerian juga cukup signifikan,” ujar Salehuddin.
Kaltim memiliki potensi ekonomi yang beragam di tingkat desa, mulai dari pertanian, perikanan, kerajinan lokal, hingga pariwisata berbasis komunitas. Dengan model pengelolaan yang sesuai karakteristik masing-masing wilayah, koperasi dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
“Setiap wilayah punya keunggulan masing-masing. Dengan mengembangkan koperasi sesuai potensi lokal, nilai ekonomi masyarakat bisa meningkat lebih cepat,” katanya.
Ia menilai kehadiran Koperasi Merah Putih juga dapat memperkuat UMKM dalam menembus pasar yang lebih luas. Momentum ini dianggap penting untuk memperbaiki ekonomi desa yang sempat lesu akibat pandemi dan berbagai tantangan global.
Menurut Salehuddin, keberhasilan koperasi akan memberikan dampak panjang, mulai dari peningkatan pendapatan masyarakat hingga terbukanya lapangan kerja baru.
[RWT | ADV DPRD KALTIM]
Related Posts
- Jelang Tutup Tahun 2025, Serapan Anggaran Samarinda Tersisa 27 Persen, Inspektorat dan Dinsos Terendah
- Penyaluran Beasiswa Gratispol Capai Puluhan Miliar, Pemprov Kaltim Terus Perluas Jangkauan Penerima
- Pemprov Kaltim Rotasi 91 ASN, Gubernur Rudy Mas’ud Tekankan Profesionalisme
- Kerja Sama Pemprov Kaltim–Bank Tanah, Rudy Mas’ud Dorong Kepastian Hukum Pertanahan
- Pengamat Kritisi Program Gratispol Khusus untuk Pejabat Eselon II, Dinilai Kurang Relevan









