Kaltim

KPw BI Kaltim Pastikan Dukungan untuk UMKM yang Siap Ekspor dan Lakukan Kurasi Produk

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 04 Agustus 2023 12:49
KPw BI Kaltim Pastikan Dukungan untuk UMKM yang Siap Ekspor dan Lakukan Kurasi Produk
Kepala KPw BI Kaltim, Budi Widihartanto (kiri) saat berjumpa dengan para awak media. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim terus berkomitmen untuk mendukung pelaku UMKM asal Kaltim yang siap ekspor. Salah satunya dengan melakukan kurasi di tiap wilayah se-Kaltim. 

Kepala KPw BI Kaltim, Budi Widihartanto mengungkapkan, selama ini pihaknya selalu bekerja sama dengan pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten dan kota untuk melakukan kurasi produk sebelum ekspor ke negara tujuan. Ditegaskan Budi, jika mengekspor produk ke negara maju, tentu harus menyesuaikan permintaan pasar di sana. 

"Ini termasuk sertifikasi produk juga. Jadi, misalkan mau mengirim barang maka harus memenuhi syarat-syarat negara tujuan. Apalagi seperti makanan dan minuman," jelas Budi belum lama ini kepada awak media.

Diketahui, Kaltim juga melakukan ekspor produk non migas ke sejumlah negara. Mengutip dari data Statistics Indonesia yang dipaparkan oleh Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor di Kementerian Perdagangan (Kemendag), ada 3 produk ekspor non migas.

Mulai produk primer yang meliputi udang beku, kepiting segar, dan udang kemasan. Kemudian di produk manufaktur meliputi kain perca, kapal penyelamat (lifeboats), serta setelan, ensemble, jas, blazer, hingga celana panjang pria. 

Lalu ada produk kreatif yang meliputi kerajinan patung, ornamen keramik hingga tas kulit. Khusus produk kreatif juga jadi perhatian KPw BI Kaltim agar alur ekspornya bisa lebih maksimal. 

Importir utama produk ekspor kerajinan dari Kaltim ada beberapa negara. Mulai Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Jepang, dan Inggris. 

"Kalau produk ekonomi kreatif justru lebih mudah. Sebab tidak berkaitan dengan makanan atau minuman. Jadi untuk memenuhi kebutuhan syarat negara tujuan, kami bekerja sama dengan Bea Cukai dan Balai Karantina," sambungnya. 

Tak berhenti sampai di situ, KPw BI Kaltim juga terus berupaya melakukan sosialisasi atau pembangunan kapasitas kepada para eksportir. Dalam hal ini, ujar Budi, pihaknya membantu eksportir mendapat informasi untuk bisa mempersiapkan diri. 

"Jadi kami bantu, khususnya untuk ekspor yang barangnya sudah siap untuk dikirimkan. Bahkan seperti Bea Cukai atau Balai Karantina juga menawarkan diri kalau ada UMKM yang dibina BI, itu prosesnya bisa mereka bantu karena mereka tahu jalurnya kemana," tambah Budi lagi. 

Di Kaltim, KPw BI Kaltim punya UMKM binwan yang sudah dikurasi melalui program Kaltimpreneurs. Maksud dari kurasi produk, artinya KPw BI Kaltim telah menilai dan melakukan asesmen terhadap suatu produk dan telah sesuai dengan kebutuhan negara tujuan. 

"Sebagai contoh, ada produk kreatif batik. Di Afrika, warna-warna batik yang terang itu cocok di sana. Tapi kalau di Inggris atau Amerika, selera warnanya lebih soft," ujarnya lagi. 

Melalui kurasi, artinya produk yang dikirim akan disesuaikan terlebih dahulu. Khusus produk batik, Budi menyebut untuk motifnya bisa bebas dan masuk ke selera negara tujuan. Namun soal warna memang harus lebih jeli disesuaikan. 

"Kalau dikirim dalam produk pakaian yang sudah jadi, ukurannya juga sudah diperhatikan. Sesuaikan dengan ukuran yang banyak di negara tersebut," jelasnya. 

Dalam pengembangan kapasitas ke para eksportir, KPw BI Kaltim selalu memfasilitasi, khususnya para UMKM yang siap ekspor. Termasuk mempromosikan produk yang sudah diekspor ke berbagai pihak. Dia juga mengingatkan ada beberapa hal yang penting diingat para eksportir. 

"Pertama itu kualitas, kuantitas, persyaratan sertifikasi, packaging, dan konsistensi. Jangan sampai kalau sudah ekspor, nanti tidak konsisten. Ini kami persyaratkan ke UMKM," tutupnya.



Berita Lainnya