Internasional

Laut Merah Kian Memanas, Mulai Kenaikan Harga Minyak Dunia hingga Penolakan Negara Arab Dukung AS

Kaltim Today
28 Desember 2023 11:58
Laut Merah Kian Memanas, Mulai Kenaikan Harga Minyak Dunia hingga Penolakan Negara Arab Dukung AS
Peta Laut Merah. (USA Today)

Kaltimtoday.co - Situasi di Laut Merah kian memanas. Sebelumnya, terjadi dua ledakan di titik 5 mil dari kapal yang berlokasi 50 mil sebelah barat Hodeidah, pantai barat Yaman. Pada Selasa (26/12/2023) juga terdapat insiden ledakan rudal empat mil dari sebuah kapal yang sedang berada sekitar 60 mil dari Hodeidah.

Saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden-insiden tersebut. Laporan insiden datang satu pekan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan inisiatif keamanan maritim multinasional di Laut Merah. Ini merupakan langkah untuk merespon serangan-serangan Houthi dari Yaman terhadap kapal-kapal komersial yang diduga terkait dengan Israel.

Serangan Kelompok Houthi di Laut Merah

Aksi Serangan Kelompok Houthi di Laut Merah
Aksi Serangan Kelompok Houthi di Laut Merah. (Al Jazeera)

Kelompok yang didukung Iran itu menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak Oktober lalu sebagai bentuk solidaritas pada Palestina. Kelompok Houthi mengincar kapal-kapal Israel dan yang menuju ke Israel. Mereka juga memperingatkan perusahaan-perusahaan pelayaran agar tidak berurusan dengan pelabuhan-pelabuhan Israel.

Beberapa jalur pelayaran menangguhkan operasi melalui jalur perairan Laut Merah sebagai tanggapan atas serangan-serangan tersebut. Perusahaan-perusahaan pelayaran memilih untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh dengan mengitari Afrika.

Houthi berjanji melanjutkan serangan mereka sampai Israel menghentikan konflik di Gaza dan memperingatkan mereka akan menyerang kapal perang AS jika mereka itu sendiri menjadi sasaran. Houthi menguasai banyak wilayah di Yaman setelah berperang selama bertahun-tahun dan sejak itu menembakkan drone dan rudal ke Israel selatan.

Harga Minyak Dunia yang Meroket Tinggi

Tank Penyimpanan Minyak Dunia di Oklahoma, AS
Tank Penyimpanan Minyak Dunia di Oklahoma, AS. (Reuters)

Harga minyak dunia naik 2% pada perdagangan pada Selasa (26/12/2023) kemarin, ini menjadi kenaikan dengan level paling tinggi selama sebulan. Faktor utama menjadi pemicu kenaikan harga minyak dunia adalah memanasnya situasi di Laut Merah setelah kelompok Houthi di Yaman menyerang beberapa kapal komersial.

Pada Rabu (27/12/2023), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup 2,5%, lebih tinggi pada level US$ 81,07 atau sekitar Rp 1,25 juta per barel (kurs Rp 15.450). Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 2,7%, menjadi US$ 75,57 atau sekitar Rp 1,16 juta per barel, dilansir dari Reuters. 

Lalu lintas kapal tanker di Laut Merah merosot setelah kelompok Houthi meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut. Hal ini tentunya memberikan dampak pada kenaikan harga minyak dunia. Peningkatan harga ini juga dipengaruhi oleh ketidakpastian pasokan minyak yang tersedia. 

Negara-negara Besar Timur Tengah Tolak Dukung AS di Laut Merah

Peta negara-negara Timur Tengah
Peta negara-negara Timur Tengah. (VOA Islam)

Pasca kegaduhan yang dilakukan kelompok Houthi, Amerika Serikat mengusulkan pembentukan koalisi angkatan laut AS untuk melindungi pelayaran komersial dari ancaman Houthi. Koalisi ini disebut Operation Prosperity Guardian. 

Namun, sejauh ini belum ada negara-negara besar di Timur Tengah yang ikut dalam koalisi pertahanan kelautan AS ini. Bahrain merupakan satu-satunya negara Timur Tengah yang terlibat karena merupakan rumah bagi Armada ke-5 Angkatan Laut AS.

Keengganan negara-negara besar di Timur Tengah ini juga dipengaruhi oleh konflik Israel-Palestina yang semakin parah di Gaza. Oleh karena itu, para pemimpin Timur Tengah cenderung hanya sekadar basa-basi mengenai isu Laut Merah karena mereka sebenarnya tidak ingin terlibat langsung dalam hal tersebut. 

“Konflik berkepanjangan yang tidak usai di Gaza ini akan memberi isyarat bahwa kerja sama keamanan Laut Merah tidak mungkin terjadi antara negara-negara Timur Tengah dengan negara Barat, karena negara-negara Teluk Arab seperti Arab Saudi kini tidak mau melanjutkan normalisasi Israel.” Kata Camilla Lons, Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa pada (21/12/2023), dilansir dari DW (28/12/2023)

[Kontributor - Nur Jayanti | Editor - Diah Putri]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya