Nasional
Obesitas Merajalela di Indonesia: Mengapa Perempuan Lebih Rentan?
Kaltimtoday.co - Data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 45% dari populasi perempuan di Indonesia mengalami obesitas. Hampir dua kali lipat dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 26%. Terkait dengan Hari Obesitas Sedunia yang jatuh pada 4 Maret, penting untuk memahami mengapa perbedaan angka obesitas begitu kontras.
Olahraga menjadi solusi bagi banyak perempuan Indonesia untuk meningkatkan kesehatan jantung dan membakar kalori. Bagi sebagian besar dari mereka, olahraga adalah kegiatan baru, seperti halnya dengan Yuliana, yang baru mulai berolahraga pada usia 29 tahun dengan berat badan mencapai 110 kilogram.
"Saya kurang berolahraga, dan asupan makanan saya juga tidak sehat," kata Yuliana.
Permasalahan yang dihadapi Yuliana mencerminkan situasi umum di Indonesia, di mana tingkat obesitas meningkat di semua kelompok umur, terutama pada perempuan. Hampir separuh perempuan di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas – hampir dua kali lipat dibandingkan dengan laki-laki di Indonesia.
Diah Saminarsih, CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives, sebuah organisasi non-pemerintah yang memfokuskan pada isu kesehatan, mengungkapkan, "Kita melihat peningkatan angka obesitas dan hasilnya dapat kita lihat dari survei kesehatan dasar yang dilakukan di Indonesia, di mana kita dapat melihat peningkatan jumlah penderita penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular, kanker dan juga gagal ginjal dan diabetes."
Saminarsih menyoroti peran tradisional perempuan di banyak keluarga di Indonesia sebagai salah satu faktor penyebab tingginya tingkat obesitas.
"Mereka memasak, memberi makan anak-anak, kemudian mereka tinggal di rumah atau menjemput anak-anak dari sekolah, dan kemudian mereka bekerja di sela-sela kesibukan itu. Jadi, mereka mempunyai banyak peran dalam masyarakat dan mungkin mereka lebih banyak bersosialisasi dibandingkan dengan laki-laki. Dan ketika kita bersosialisasi, kita makan lebih banyak," kata Saminarsih.
Meski demikian, ada beberapa sinyal positif, seperti peningkatan pusat kebugaran dan pendidikan kesehatan di seluruh negeri. Yuliana sendiri sudah berhasil menurunkan berat badannya tujuh kilogram dalam tiga setengah bulan terakhir dengan berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan bergizi.
Perubahan gaya hidup seperti itu adalah yang diharapkan para penganjur kesehatan untuk mendapatkan momentum.
[TOS | VOA]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Awang Faroek Ishak Meninggal Dunia karena Diare Akut, Datang ke RSUD Balikpapan dalam Kondisi Sadar
- Panen Perdana Tambak 4 in 1 Dorong Ketahanan Pangan dan Program Makan Gratis
- Jalan Panjang Masyarakat Adat Kaltim Mencari Pengakuan: Mulai Penolakan hingga Ancaman Kekerasan
- Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, Begini Jawaban Shin Tae-yong
- BRIDA Jaring Pelajar Potensial untuk Persiapkan Generasi Periset dan Peneliti di Wilayah Kaltim