Daerah
Pakar Oseanografi Unmul Ungkap Tantangan Rencana Gubernur Kaltim Keruk Sungai Mahakam Atasi Banjir
Kaltimtoday.co, Samarinda - Rencana Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud soal pengerukan Sungai Mahakam untuk mengatasi banjir di Kaltim, masih menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk pakar oseanografi dari Universitas Mulawarman.
Kepala Laboratorium Oseanografi Unmul, Idris Mandang meyakini bahwa pengerukan Sungai Mahakam bisa berdampak pada pengendalian banjir, namun dibutuhkan upaya lain secara berkelanjutan.
Meski begitu, pengerukan Sungai Mahakam tidak serta merta terjadi begitu saja. Ada kajian mendalam, serta melibatkan ahli untuk memitigasi dampak dari pengerukan tersebut.
Ia menyebut bahwa alur sungai di Muara Badak, terjadi pendangkalan yang cukup tinggi. Dari peta yang terlihat, ada sejumlah pipa lama atau baru yang mengarah ke beberapa daerah, dan tentu menjadi tantangan ketika pengerukan Sungai Mahakam dilakukan.
"Apakah pipa ini ditanam di dasar, kita kan belum tau. Kalau pipa berada di atas permukaan dasar sungai, jelas pengerukan tidak bisa. Harus dilakukan manajemen pipa terlebih dahulu," imbuhnya pada Rabu (5/11/2025).
Lalu, Idris juga menyoroti soal sedimen Sungai Mahakam yang nantinya akan dikeruk. Sebab, sedimen yang nantinya diangkat tidak berjumlah sedikit. Pemerintah juga harus memikirkan permasalahan tersebut.
"Kita belum tau nantinya sedimen mau dibuang kemana, apakah dibuatkan stockpile khusus atau bagaimana," kata Idris.
Ia mengkhawatirkan terkait dampak ekologi yang ditimbulkan atas pengerukan Sungai Mahakam. Menurutnya, dampak ekologi mungkin tidak datang secara cepat, namun bisa terjadi di masa mendatang.
"Tidak tau sedimennya itu mengandung apa, karena di Kaltim sumber pencemar banyak, dari perusahaan, hotel, dan lain sebagainya.
Selain itu, pengerukan juga harus memperhatikan pola pasang surut air laut. Karena proses pengerukan akan menimbulkan kekeruhan yang cukup tinggi. Apalagi masyarakat Kaltim khususnya Samarinda juga bergantung kebutuhannya pada Sungai Mahakam.
Artinya, jika pemerintah ingin melakukan pemeliharaan alur Sungai Mahakam untuk tujuan pengendalian banjir, tentu ada dampaknya. Namun harus ditangani secara menyeluruh.
"Bukan hanya di hilir, tapi hulunya juga perlu ditata. Kalau hanya dikeruk di hilir sementara di hulu aktivitasnya tetap tinggi, ya sama saja. Sedimen akan terus turun ke bawah, dan sungai akan dangkal lagi," tutupnya.
[RWT]
Related Posts
- Sudah Berstatus Internasional, Bandara APT Pranoto Belum Siap Layani Ekspor
- Di Tengah Efisiensi, Sekda Beberkan Alasan Pemprov Kaltim Gelar Rapat PAD di Jakarta
- Pemprov Kaltim Cairkan Dana Gratispol di Minggu ke-2 November
- Kilang RDMP Balikpapan Diresmikan 10 November, Bahlil Janji Stop Impor Solar 2026
- Rebranding Projo dan Pelajaran Transformasi Identitas Politik









