Samarinda
Peringati Hari Anti Narkoba Internasional, BNNP Kaltim Komitmen Terus Edukasi Masyarakat
Kaltimtoday.co, Samarinda - Senin (28/6/2021), peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) akhirnya terlaksana di ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim. Tahun ini, tema perang melawan Narkoba di era pandemi Covid-19 menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar) jadi semangat baru yang berusaha dibawa oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kaltim, M Jauhar Efendi yang turut hadir di agenda tersebut menyampaikan bahwa, prestasi secara umum terkait penanggulangan narkotika di Benua Etam mengalami peningkatan.
"Namun demikian, kita tidak bisa berpuas diri. Sebab saya mendapat informasi bahwa di tengah pandemi ini, justru tangkapan penyalahgunaan narkoba ini meningkat," ungkap Jauhar kepada awak media.
Secara nasional, tingkat prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 1,8 persen. Sedangkan di Kaltim sebesar 0,10 persen. Artinya, ada 4.241 orang dalam setahun yang terlibat penyalahgunaan narkoba.
"Namun disinyalir bahwa, penyalahgunaan narkotika ini sudah masuk ke usia anak SD. Oleh sebab itu, tentu penanganannya tak bisa menyerahkan semua ke BNNP atau BNNK. Namun seluruh pemangku kepentingan harus bergerak bersama," tambah Jauhar.
Sebagai informasi, di Kaltim ada 841 desa dan 198 kelurahan. Pemprov Kaltim pun berharap itu semua bisa bersih dari narkoba. Demi memaksimalkan program Desa Bersinar, harus ada langkah signifikan yang cepat. Sebab masa depan Indonesia terletak di generasi muda. Jika sedari muda sudah terpapar narkoba, ungkap Jauhar, produktivitasnya otomatis merendah.
Senada dengan Jauhar, Kepala BNNP Kaltim Wisnu Andayana turut menambahkan, pencegahan narkoba tidak cukup jika dilakukan BNN saja. Kelembagaan dan pihak lain juga harus ikut serta. Ditegaskan Wisnu, seluruhnya harus melaksanakan Program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
"Tentunya dengan jalan edukasi ke masyarakat. Intinya ada pada ketahanan keluarga. Kalau keluarga sudah kuat, apapun lingkungannya maka bisa bertahan dan meminimalisasi masuknya narkoba," jelas Wisnu.
Wisnu juga membahas soal jaringan internasional narkoba yang kebanyakan masuk melalui perantara. Didominasi dari perbatasan negara atau provinsi. Dikenal sebagai wilayah rawan karena sejumlah barang bukti sudah pecah di perbatasan.
"Tapi di sini juga saya banyak dapat informasi, banyak jalan-jalan tikus di daerah utara atau Selat Makassar. Rencana kami akan adakan screening intervensi lapangan. Tapi barang yang banyak kita dapat itu dari Malaysia," ungkapnya.
Pada masa pandemi Covid-19 juga terjadi peningkatan penyalahgunaan narkotika. Sebab para pengedar memanfaatkan momen tersebut untuk kembali meraup keuntungan. Tercatat ada 1.407 kasus dan 1.733 tersangka selama pandemi.
"Daerah di Kaltim ini rawan semua. 3 kota dan 7 kabupaten rawan. Terutama di daerah ramai di Samarinda, Bontang, dan Balikpapan. Semua daerah sudah pernah kita amankan para pengedar," pungkas Wisnu.
[YMD | RWT]
Related Posts
- Operasi Antik Polres Berau Ungkap 17 Kasus, 19 Tersangka Dijebloskan ke Penjara
- Kasat Lantas Berau Ditabrak Pemotor, Pelaku Positif Miras dan Narkoba
- Kemlu Ungkap 165 WNI Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri, Ini Penyebabnya
- Bongkar Sindikat Pengedar Narkoba, Polisi Sita Barang Bukti 6 Kg Sabu yang Diduga Berasal dari Malaysia
- Pemkab Kukar Siap Dukung Lahan Pembangunan Lapangan Tembak BNNP Kaltim