Advertorial

PPU Pertahankan Identitas Budaya di Tengah Pembangunan IKN, FHBN 2024 Jadi Bukti Nyata

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 06 September 2024 17:03
PPU Pertahankan Identitas Budaya di Tengah Pembangunan IKN, FHBN 2024 Jadi Bukti Nyata
Pj Bupati PPU, Makmur Marbun (kiri) dan Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti (kanan). (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Penajam Paser Utara (PPU) terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kearifan lokal di tengah derasnya arus pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Pemerintah daerah PPU, di bawah kepemimpinan Pj Bupati Makmur Marbun, telah mengalokasikan anggaran khusus untuk pelestarian budaya, guna memastikan bahwa kehadiran IKN tidak menggeser identitas budaya masyarakat lokal. 

Pembangunan yang terjadi di PPU diharapkan berjalan seiring dengan upaya mempertahankan jati diri daerah, sebagaimana tergambar dalam penyelenggaraan Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) 2024 yang digelar dua kali berturut-turut di wilayah ini.

Makmur Marbun menegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan salah satu prioritas utama dalam rencana pembangunan daerah. Presiden RI, kata Makmur, telah menyampaikan pesan kepada dirinya bahwa kehadiran IKN harus tetap menjaga kearifan lokal dan tidak mengusik budaya yang sudah ada. 

“Dalam program pembangunan, kami memberikan alokasi anggaran untuk pembangunan budaya, jadi artinya sejak pertama ini pesan presiden kepada saya juga, jadi hadirnya IKN tidak mengusik budaya yang ada di sini, kita justru pertahankan,” ujarnya.

Sebagai bukti nyata dari komitmen pemerintah pusat dalam menjaga budaya lokal di PPU, Makmur mencontohkan penyelenggaraan FHBN yang diadakan dua kali berturut-turut. 

Hal ini, menurutnya, belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia dan menunjukkan bahwa PPU tidak hanya menjadi saksi dari pembangunan IKN, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga identitas budayanya. 

Lebih lanjut, Makmur menyoroti bagaimana pemerintah pusat juga mendorong pelestarian budaya lokal melalui simbol-simbol yang diintegrasikan dalam infrastruktur pembangunan. 

“Sehingga sekarang, dibuktikan dengan nama gedung dan ornamen lokal yang ada di Bandara VVIP, seperti itu. Jadi presiden menyampaikan kepada saya, kalau bisa penamaan-penamaan gedung pun kalau bisa menggunakan nama kearifan lokal,” tambahnya.

Komitmen ini tidak hanya berasal dari pemerintah daerah, tetapi juga didukung oleh pemerintah pusat melalui keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam proses pembangunan.

Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti, menegaskan bahwa pelestarian budaya dan pembangunan IKN tidaklah saling bersaing. Justru, keterlibatan masyarakat lokal dalam pembangunan menjadi kunci untuk memastikan bahwa budaya tetap terjaga di tengah kemajuan infrastruktur.

“Menurut saya tidak bersaing ya, tetapi kita melibatkan masyarakat lokal juga untuk ikut mendukung pembangunan apakah itu PPU tadi sebagai kota penyangga dari IKN ataupun membangun IKN itu sendiri. Jadi ini yang sebenarnya kita harapkan,” ujar Woro. 

Ia menambahkan bahwa salah satu alasan mengapa Kemenko PMK menyelenggarakan FHBN di PPU adalah untuk mengingatkan semua pihak tentang pentingnya budaya lokal dalam proses pembangunan IKN. Festival ini, kata Woro, menjadi pengingat bahwa masyarakat adat dan lokal harus diperhatikan dan dilibatkan dalam pembangunan.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya