PROKOM KUKAR

Program Da’i Masuk Desa Angkatan ke-6 Dibuka, Kukar Fokus Penuhi Kebutuhan Desa yang Belum Terlayani

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 26 November 2025 16:44
Program Da’i Masuk Desa Angkatan ke-6 Dibuka, Kukar Fokus Penuhi Kebutuhan Desa yang Belum Terlayani
Pembukaan seleksi Da’i angkatan ke-6 di Sekretariat LPTQ Kukar. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Program Da’i Masuk Desa kembali digelar tahun ini. Memasuki angkatan ke-6, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat mulai melakukan proses seleksi dan bimbingan teknis bagi para peserta dari berbagai kecamatan. Kegiatan ini menjadi langkah lanjutan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pendamping keagamaan di desa-desa yang belum terisi.

Kabag Kesra Setkab Kukar Dendi Irwan Fahriza menjelaskan, seleksi tahun ini diikuti 51 peserta dari 15 kecamatan. Peserta berasal dari desa atau kelurahan yang memang mengutus perwakilan untuk mengikuti program tersebut.

“Agenda hari ini terkait seleksi dan bimbingan teknis Program Da’i Masuk Desa Angkatan ke-6.,” katanya, Rabu (26/11/2025).

Untuk seleksi, ada tiga materi utama yang diujikan, yakni Al-Qur’an, fikih, dan dakwah. Seluruh proses penilaian dilakukan oleh tim seleksi yang berasal dari MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Dewan Masjid Indonesia, serta Kementerian Agama. Mereka akan menguji kemampuan peserta berdasarkan tiga komponen tersebut sebelum dinyatakan lulus.

Selain itu, tahun ini pihaknya menaruh perhatian khusus pada desa-desa yang belum memiliki da’i. Meski begitu, pemenuhan belum bisa maksimal karena tidak semua desa mengirimkan peserta atau memiliki tokoh yang dapat diikutkan dalam seleksi.

Program ini menargetkan menghasilkan 50 da’i dan da’iah. Mekanisme penempatannya tetap mengikuti desa pengirim. Jika sebuah desa mengutus tiga peserta dan yang lolos hanya dua, maka dua orang itulah yang ditempatkan kembali di desa tersebut.

Dari 193 desa di Kukar, sekitar 20 persen masih belum memiliki da’i. Beberapa wilayah yang disebut cukup sulit dipenuhi berada di kawasan dengan mayoritas penduduk non-Muslim, seperti sebagian titik di Kenohan dan Kota Bangun Darat. Kondisi geografis dan karakter penduduk menjadi alasan mengapa daerah tersebut belum terjangkau secara optimal.

“Harapan kami, dengan penugasan da’i yang berdomisili dekat desa-desa ini, kebutuhan tetap bisa terpenuhi,” tutupnya.

[RWT | ADV PROKOM KUKAR] 



Berita Lainnya