Pendidikan

Singgung Soal Pendidikan dan Kesehatan, Pansus LKPJ Sebut Keduanya Belum Merata di Kaltim

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 22 Mei 2023 16:06
Singgung Soal Pendidikan dan Kesehatan, Pansus LKPJ Sebut Keduanya Belum Merata di Kaltim
Ketua Pansus LKPJ Gubernur Kaltim, Sutomo Jabir saat bacakan laporan hasil akhir di rapat paripurna, Senin (22/5/2023). (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pansus Pembahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Kaltim tahun anggaran 2022 menyoroti soal pendidikan dan kesehatan yang belum merata. 

Ketua Pansus LKPJ Gubernur Kaltim, Sutomo Jabir mengungkapkan, porsi anggaran untuk pendidikan wajib diberikan sebanyak 20 persen dari APBN maupun APBD. Seharusnya alokasi anggaran untuk pendidikan bisa lebih maksimal. 

"Termasuk untuk wilayah pemberiaan beasiswa. Itu kan banyak tapi kami melihat pemerataan akses untuk mendapat beasiswa itu tidak sama di tiap kabupaten dan kota," ungkap Sutomo, Senin (22/5/2023). 

Bahkan, ujar Sutomo, untuk daerah-daerah yang jauh dan terpencil juga masih kekurangan informasi soal beasiswa Kaltim. Sehingga, pemberiannya dinilai belum merata dengan baik. 

Di satu sisi, sarana dan prasarana di tiap sekolah juga menjadi perhatian. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk pendidikan terkait digitalisasi. 

"Kemudian, cara pembelajaran yang ditunjang dengan aplikasi yang macam-macam itu kan. Menurut saya, belum maksimal juga meski sudah dianggarkan banyak, tapi pengaruhnya belum kelihatan," tambah politisi dari Fraksi PKB itu. 

Oleh sebab itu, pihak pansus mendorong kepada Pemprov Kaltim untuk bisa memperjelas dari sekian banyak anggaran yang besar tersebut, efeknya sudah sampai di mana. 

Selain itu, pihaknya juga menyoroti soal kesehatan. Di mana, pansus menilai masih banyak masyarakat yang mengeluhkan soal pelayanan kesehatan. 

"Sekarang kan masih ada kematian ibu hamil dan angka stunting Kaltim masih besar, angka kematian bayi juga masih tinggi," ujarnya lagi. 

Fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Kaltim memang banyak. Namun jika masih ada kasus-kasus seperti yang disinggung Sutomo sebelumnya, justru masyarakat terkesan masih sulit mengakses kesehatan. 

"Kami enggak mau, nanti terkesan bangunan (fasyankes)-nya banyak, ada RSUD AWS, RS Korpri, RS Mata yang menghabiskan banyak anggaran tapi masyarakat malah makin sulit mengakses kesehatan yang baik," tegas Sutomo. 

Walhasil, selain fasilitas kesehatan yang memadai, menurutnya juga harus dibarengi dengan pengelolaan tenaga kesehatan (nakes) yang mumpuni. Terutama penambahan dokter-dokter spesialis. 

"Jangan sampai alat kesehatannya lengkap dan canggih, tapi dokternya tidak mumpuni," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya