Figur

Syamsiah, Sosok Sekretaris Perempuan Pertama yang Maraih Gelar Doktor di PPU

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 02 Oktober 2024 16:22
Syamsiah, Sosok Sekretaris Perempuan Pertama yang Maraih Gelar Doktor di PPU
Sekretaris DLH PPU, Syamsiah usai melaksanakan wisuda atas gelar doktornya di Universitas Mulawarman. (Istimewa)

Kaltimtoday.co - Di tengah hiruk-pikuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang berlangsung di Penajam Paser Utara (PPU), berdiri sosok perempuan tegar yang menorehkan sejarah bagi daerah yang dikenal sebagai Benuo Taka ini. 

Dengan nama lahir Syamsiah, ia menjadi sosok perempuan tangguh yang tak hanya berhasil menembus batas-batas tradisional, tetapi juga memecahkan rekor sebagai Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pertama di PPU yang meraih gelar doktor, sebuah capaian akademis yang belum banyak disentuh perempuan di wilayah ini. 

Di kalangan teman-teman dan kolega, Syamsiah lebih akrab dipanggil dengan sebutan "A.Chia". Panggilan ini mencerminkan sisi hangat dan bersahabat dari sosoknya yang tegas dan berdedikasi. A.Chia adalah nama panggilan yang melekat sejak masa mudanya, sebuah panggilan yang membawa kenangan dan kehangatan, baik di lingkungan keluarga maupun di dunia profesional. 

Meski kini ia dikenal sebagai seorang birokrat dan akademisi berprestasi, panggilan tersebut mengingatkan bahwa di balik gelar dan pencapaiannya, perempuan yang dikenal cekatan itu tetaplah pribadi yang rendah hati dan mudah didekati.

Kehangatan dari senyum Syamsiah menyambut setiap orang yang datang kepadanya, tetapi di balik kelembutan itu tersimpan tekad baja yang mengantarkannya pada berbagai prestasi gemilang. Bagaimana tidak, di usia 51 tahun, ia berhasil meraih gelar doktor dalam Ilmu Lingkungan dari Universitas Mulawarman. 

Dalam disertasinya yang berjudul “Strategi Pengelolaan Sampah di Kab. Penajam Paser Utara Menggunakan Konsep Terpadu Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”, ia menyajikan gagasan visioner untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau bagi daerah yang kini tengah berkembang pesat tersebut. 

Matanya berbinar setiap kali menyebut kata “ramah lingkungan”, seolah menggambarkan betapa ia tak sekadar meneliti, tetapi juga merasakan pentingnya menyelamatkan bumi. Tangannya yang sering kali bergerak lembut saat berbicara mencerminkan kepercayaan dirinya dalam memahami isu-isu lingkungan, suatu bidang yang ia tekuni dengan penuh kecintaan.

"Saya menyadari betul bahwa sampah adalah tantangan terbesar yang kita hadapi di PPU. Dengan pembangunan yang semakin pesat, sampah juga akan bertambah, tetapi saya ingin memastikan bahwa kita mampu mengelolanya dengan cara yang ramah lingkungan," ujar Syamsiah dengan semangat yang mengalir dari suaranya. Pandangannya terfokus, seakan-akan ia melihat masa depan PPU dengan jelas di depan mata.

Syamsiah tumbuh dalam lingkungan yang sederhana namun penuh motivasi. Ayahnya, Andi Tappareng, dan ibunya, Andi Lotong, selalu menekankan pentingnya pendidikan. "Saya selalu diajarkan bahwa pendidikan adalah cara terbaik untuk memperbaiki hidup dan membawa perubahan," kenangnya. 

Tak heran, sejak kecil ia telah menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Pendidikan dasarnya dimulai di SD 047 Sinjai Selatan, diikuti oleh SMP PGRI Bikeru dan SMA Negeri Bikeru di Sinjai. Cita-citanya untuk terus belajar membawa Syamsiah untuk menggali ilmu, pada tahun 1999, ia menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.

Namun, pendidikan saja tak cukup memuaskan dahaga Syamsiah akan pencapaian. Sebagai mantan atlet nasional di tiga cabang olahraga, yakni hockey, tenis meja, dan pickle ball, ia telah berulang kali membawa pulang medali untuk PPU dan Kalimantan Timur. 

Sosok Syamsiah saat meraih medali emas di ajang kompetisi pickle ball di Bali beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Sebagai atlet yang telah mengukir banyak prestasi di kancah nasional, Syamsiah juga membawa nama Indonesia ke panggung internasional. Pada tahun 2001, ia mewakili Indonesia di Sea Games yang diadakan di Malaysia, sebuah pencapaian yang menambah panjang daftar prestasinya di dunia olahraga. 

Tak berhenti di situ, di usianya yang terus matang, Syamsiah masih menunjukkan ketangguhannya di lapangan. Pada tahun 2023, ia meraih juara ketiga di World Pickleball Championship yang diadakan di Bali, dan setahun kemudian, pada 2024, ia berhasil menggondol medali emas di kejuaraan yang sama.

Ia bahkan berhasil meraih emas dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun 2006, 2010, dan 2014, serta medali perak pada tahun 2018 di cabang hockey. Tak hanya itu, ia juga berprestasi di kancah nasional, termasuk meraih medali perunggu pada PON 2008, serta lima kali mewakili Kaltim dalam ajang Pornas Korpri untuk cabang tenis meja. Di setiap lapangan yang ia jejaki, Syamsiah selalu meninggalkan jejak kemenangannya.

"Bagi saya, olahraga bukan hanya soal kemenangan, tetapi soal disiplin dan keberanian. Keduanya yang saya bawa dalam perjalanan karier dan akademis saya. Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan," ujar Syamsiah dengan sorot mata tajam, menandakan betapa besar dedikasi yang ia miliki. Setiap kali ia berbicara tentang prestasinya di bidang olahraga, gerak tangannya yang tegas mencerminkan ketangguhan mentalnya sebagai atlet. 

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, Syamsiah kembali mengejar ilmu. Ia melanjutkan studinya di Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman, di mana ia memperoleh gelar magister dan doktor secara berturut-turut. 

Baginya, ilmu lingkungan bukan hanya sekadar teori, tetapi sebuah panggilan hidup. Dengan pengalamannya sebagai Sekretaris DLH, ia menyaksikan secara langsung tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan di PPU, terutama dalam menghadapi lonjakan pembangunan akibat proyek IKN.

"Saya ingin PPU menjadi contoh bagaimana sebuah daerah yang berkembang pesat bisa tetap menjaga kelestarian lingkungannya. Ini bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang masa depan anak-anak kita," ucap Syamsiah. 

Wajahnya tampak berpendar saat ia berbicara, memperlihatkan keyakinan bahwa perjuangannya dalam bidang lingkungan memiliki dampak jangka panjang yang signifikan.

Meski penuh prestasi, hidup Syamsiah bukan tanpa tantangan. Kehilangan suami tercinta, Roslin beberapa tahun lalu menjadi salah satu titik terberat dalam hidupnya. Namun, Syamsiah menolak untuk larut dalam duka. Dengan dua anak yang harus ia besarkan, ia bertekad untuk melanjutkan perjuangannya, baik di bidang pendidikan, karier, maupun sebagai seorang ibu. 

"Suami saya adalah penyemangat terbesar dalam hidup saya. Meskipun dia sudah tiada, dukungannya masih terasa di setiap langkah yang saya ambil," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Di balik ketegasannya, Syamsiah tetaplah seorang perempuan yang penuh cinta. Ia tak hanya berjuang untuk kariernya, tetapi juga untuk keluarga dan lingkungannya. Sebagai ibu dari dua anak, ia selalu berusaha menanamkan nilai-nilai kemandirian dan kerja keras pada mereka, sama seperti yang ditanamkan orang tuanya padanya.

Ia percaya, pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan yang lebih cerah, baik bagi anak-anaknya maupun bagi generasi muda di PPU. Sebagai perempuan pertama yang menduduki posisi strategis di pemerintahan PPU dan meraih gelar doktor, Syamsiah menyadari bahwa dirinya adalah inspirasi bagi banyak perempuan lainnya. 

"Saya ingin perempuan-perempuan di PPU tahu bahwa mereka juga bisa. Mereka bisa mencapai apa pun yang mereka impikan, asal mau berusaha dan tidak pernah menyerah," ucapnya dengan tegas. Kata-katanya terasa seperti mantra motivasi yang menggerakkan setiap pendengarnya.

Langkah-langkah Syamsiah dalam meraih prestasi, baik di dunia olahraga, akademik, maupun birokrasi, menjadi inspirasi tak hanya bagi perempuan, tetapi juga bagi semua orang yang ingin menggapai impian mereka. 

Dengan semangat yang tak pernah padam, Syamsiah terus melangkah maju, meninggalkan jejak yang sulit dilupakan. Setiap langkahnya adalah bukti bahwa dengan keyakinan, kerja keras, dan dedikasi, tak ada mimpi yang mustahil untuk dicapai.

"Perjalanan saya belum selesai. Masih banyak yang harus dilakukan, untuk lingkungan, untuk PPU, dan untuk masa depan kita semua," tutup perempuan tersebut. Dalam setiap kata yang terucap, jelas terlihat bahwa ia akan terus berjalan, membawa harapan dan perubahan dalam setiap langkahnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya