Daerah

Tingkat Pengangguran Lulusan SMK di Kaltim Lebih Rendah dari SMA, Disnakertrans: Punya Kelebihan di Ranah Vokasi

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 30 November 2023 18:23
Tingkat Pengangguran Lulusan SMK di Kaltim Lebih Rendah dari SMA, Disnakertrans: Punya Kelebihan di Ranah Vokasi
Siswa SMK yang melakukan praktik. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, per Agustus 2023, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari tamatan SMA menjadi yang tertinggi. Jumlahnya mencapai 7,19 persen. 

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana mengatakan bahwa TPT dari tamatan SMK justru lebih rendah dibanding tamatan SMA. Jumlah TPT tamatan SMK per Agustus 2023 berada di angka 6,34 persen. 

Jumlah TPT dari tamatan SMK itu cenderung menurun dibanding pada periode Agustus 2022 lalu. Sebelumnya, TPT tamatan SMK sebesar 8,82 persen. Di satu sisi, data tersebut dapat dikatakan masuk akal mengingat lulusan SMK biasanya dibekali kompetensi tertentu karena berlatar belakang pendidikan vokasi. 

“Justru yang turun itu pengangguran dari lulusan SMK. Per Agustus 2022, TPT-nya 8,82 persen. Sedangkan Agustus 2023, TPT-nya 6,34 persen,” jelas Yusniar. 

Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Rozani Erawadi juga memberikan tanggapannya mengenai data tersebut. Menurutnya, jumlah TPT dari tamatan SMA yang lebih tinggi dibanding SMK bisa dipengaruhi beberapa faktor. 

"Kalau TPT dari lulusan SMA, mungkin masih banyak yang berpikir untuk bekerja atau meneruskan pendidikan. Kalau lulusan SMK, mereka banyak yang berwirausaha atau bekerja di perusahaan," jelas Rozani beberapa waktu lalu. 

Sebagai informasi, TPT dari tamatan SMA memang mengalami peningkatan dari 2022. Per Agustus 2022, TPT lulusan SMA jumlahnya mencapai 6,61 persen dan Agustus 2023, meningkat cukup signifikan hingga 7,19 persen. 

Rozani juga mengatakan, tren TPT dari lulusan SMK yang menurun pun mesti ada pengaruhnya dari pendidikan vokasi yang diterima selama sekolah. Walhasil, siswa SMK justu punya lebih banyak pengalaman dan praktik dibanding teori. 

"SMK ini trennya menurun. Mungkin kurikulum, sarana dan prasarana, ada sertifikasi profesi, ada mitra kerjanya sehingga pertumbuhan untuk TPT-nya tiap tahun terus menurun," sambung dia.

Menurut Rozani, kelebihan sebagai lulusan SMK tentu karena sudah memiliki bekal pendidikan vokasi yang lebih intensif. Sehingga, lulusannya bisa lebih mudah terjun ke dunia industri atau membuka usaha. 

"Misalnya seperti SMK jurusan IT, bisa buka usaha sendiri. Begitu juga dengan jurusan yang buka jasa. Kalau jurusan teknik, bisa bekerja dengan perusahaan. Termasuk otomotif atau konstruksi," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya